Chapter 60: It's Her

80 4 0
                                    

>>Eps. Lalu...
Seminggu? Aku dan Tony tidak percaya, terlebih Tony secara pribadi. Papanya Tony adalah orang yang sangatlah sibuk mengingat dirinya merupakan seorang CEO beberapa perusahaan yang begitu besar. Namun dia dengan mudahnya memperpanjang waktu berkunjungnya... hanya karena aku? Astaga. Hari ini adalah hari yang penuh kejutan!
.
.
.
.
.

".........."

"..... Anabeth."

"Anabeth berwujud seperti itu?"

"Iya pa. Ini wujud Anabeth yang asli."

"Wah, seram juga ya?"

"Tolong jangan beri tahu orang lain soal ini."

Aku mendengar percakapan 2 orang secara samar-samar namun lama kelamaan menjadi semakin jelas. Tidak lain itu adalah suara Tony dan papanya.

. . .

Sejak kapan mereka ada di sini?

WAAAAA!!! Aku langsung tersentak bangun sambil menarik selimutku karena aku kaget bukan main ketika aku sadar mereka berdua berada di kamarku!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAAAAA!!! Aku langsung tersentak bangun sambil menarik selimutku karena aku kaget bukan main ketika aku sadar mereka berdua berada di kamarku!

"Tuh pa, kan jadi bangun... *swt* "

"Pagi, Anabeth. Tidur nyenyak semalam?"

" *mengubah wujud* haduh... kaget aku adanya juga!"

"Wah, ajaib, ada filter manusianya(?) ternyata... reaper menarik juga ya, Ton."

"Begitulah... *swt* maafkan aku, Anabeth. Papa mau lihat wujud aslimu tadi, jadi aku bawa aja dia ke sini."

"Um... lagian aku belum tahu nama om sejak Jumat lalu. Aku panggil siapa, om? Bingung..."

"Cukup Om Steven. Om lupa kasih tahu kamu. Maaf ya, om terlalu heboh sama kehadiran kamu soalnya." Kata Om Steven sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Duh, Tony dan Om Steven nyaris membuatku jantungan! Ada-ada saja Om Steven pakai acara masuk-masuk kamar aku segala! Huft...

"Tony, papa mau ngomong sama Anabeth dulu berduaan. Bisa keluar sebentar?"

"Ngapain sih pa? Dari kemaren juga papa gitu terus sama Anabeth."

"Udah, lakukan saja."

". . . Huh."

Tony keluar dari kamarku dan menutup pintu kamarku dengan setengah hati. Om Steven duduk di ujung ranjangku, di sebelahku. Om Steven yang mengenakan kimono tidur berwarna dongker itu melihat ke arahku.

"Anabeth, kau sudah mengenal kedua sepupu Tony yang seumuran kan?"

". . . Maksud om Angelo sama Elliot?"

"Iya. Gimana tanggapan kamu soal mereka?"

"Hmmm... Angelo itu orangnya lucu dan baik, Elliot juga... cuman dia..."

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang