Chapter 17: The Practical Exams (1)

219 11 1
                                    

>>Eps. Lalu...

"Seperti yang sudah diketahui, pada akhir semester ini ujian praktek akan segera dilaksanakan, mohon untuk para siswa untuk mempersiapkan diri semaksimal mungkin karena ujian ini akan dilaksanakan 3 minggu lagi. Terima kasih."

"Ton, emangnya ujian praktek itu apa ya?"

"Itu ujian yang ngga tertulis, alias kita praktek langsung. Kan guru-guru udah pada jelasin sama siapin kita."

"Hmmmmm.... iya ya... Baiklah. Kita berjuang bersama."
.
.
.
.
.
>>3 minggu kemudian<<

Pagi-pagi aku dan Tony sudah berangkat ke sekolah. O ya, kami kebetulan mendapatkan tim yang sama dalam ujian praktek ini. Kelompok ujian praktek dicampur dengan kelas lain. Hatiku cukup berdebar karenanya, namun tidak ada ekspresi ketegangan yang nampak di muka Tony. Dia nampak santai-santai saja.

Kami seangkatan sudah semaksimal mungkin mempersiapkan segalanya dari berbagai mata pelajaran yang dipersiapkan. Lelah? Iya.
Aku pun yang bukan manusia bisa merasakan rasa lelah tersebut.

Kami akan mengadakan ujian praktek mulai hari ini hingga 5 hari ke depan.

Ini dia, kami memulai ujian praktek kami.

(Bahasa)

Kami sekelas memasuki ruangan auditorium SMP. Bahasa Indonesia ini merupakan ujian pertama kami. Apa yang kami akan lakukan yaitu... adu pantun.

Kami disuruh berbalasan pantun sesuai dengan tema yang dipilih oleh 1 tim. 1 tim ujian praktek sendiri terdiri dari 4 - 5 orang, akan diberi kesempatan sekali untuk beradu. 2 tim yang akan diadukan akan dipilih secara acak oleh guru penguji. 1 orang dalam 1 tim diberikan kesempatan sekali untuk membuat pantun untuk setiap 1 tema yang terpilih. Jadi, total kami akan membuat 2 pantun.

Tim kami belum sempat terpilih untuk maju ke depan, hingga akhirnya tim kami terpilih terakhir untuk melawan tim Sandra.

"Hai Anabeth. Aaaa, aku lawan kamu!! >_<" "

"Gapapa, ini kan cuman ujian. Ayo!"

"Iya!"

Timku memutuskan Tony untuk memilih tema pantun kami. Dia memilih salah satu dari sisa kertas undian yang diberikan para guru penguji.

". . ."

Tony nampak membeku menatap kertas yang dia dapatkan. Kami jadi penasaran apa yang kita dapat, jadi kami mendekati Tony untuk mencari tahu.

"Hem..... emangnya kelompok kita dapat apa?"

"Keluarga..."

Tema dari kelompok kami adalah keluarga. Masalahnya, aku belum pernah bertemu orang tuaku seumur hidupku. Hah, dengan begitu aku hanya bisa berpura-pura seakan-akan aku punya keluarga.

"Pssst! Anabeth, kamu kan yatim piatu, kamu mau gimana?"

Tony mengode kepadaku, menyolekku. Memang hampir semua anak tahu kalau aku ini yatim piatu, tapi tak apa. Biarkan aku ikut ujian juga!

"Tony, ya gimana lagi, aku lakuin aja!"
.
.
.
Setelah 1 putaran selesai, giliran tim Sandra yang memilih. Terpilihlah tema terakhir yang kami semua dapatkan.

"Percintaan?"

Hah? Jadi selama ujian ini belum ada yang mendapatkan tema percintaan? Wow. Aku dan Tony langsung saling tatap-tatapan dan wajah kami pun memerah. Kami pun saling buang muka! >_<
.
.
.
(Sains)

Nah, 1 kegiatan ujian untuk satu hari. Esok harinya, kami kembali ke sekolah dan akan mengadakan ujian praktek sains. Inilah bagian menyenangkan untukku, apalagi untuk biologinya! Yes!

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang