Chapter 25: Tasty Research (2)

215 4 2
                                    

>>Eps. Lalu...

"Sekarang kamu mandi dulu, udah pagi."

"Mrrrr.... aku masih pengen bobo! *masukin badan ke selimut* "

"Ya udah, aku tambahin loh waktu taruhan kamu jadi 1 bulan."

"Gyaaa!!! Oke-oke, aku mandi! \(>A<\)ミ *loncat dari kasur, lari ke kamar mandi* "
.
.
.
.
.
Huft! Aku terpaksa bangun pagi karena Angelo datang begitu pagi -_- . Dia mengganggu hibernasiku (?) Untuk pertama liburan. Ya sudah, bagaimana lagi, aku tidak mau taruhanku ditambah. 1 minggu makan makanan manusia sudah pasti membuatku mual setengah mati. Sial, Tony, untunglah hanya seminggu kau mintanya, kalau tidak aku bisa mati berdiri (?) di dunia manusia!

Selesai mandi, aku turun ke lantai bawah. Aku lihat Tony dan Angelo sedang menggosok busur biola. Well, aku menghampiri mereka berdua untuk melihat lebih dekat.

"Hey, apa yang kalian lakukan?"

"... kita mau latihan biola."

"Aku bantu Tony mengembangkan permainan biolanya, mumpung liburan :v "

"Lho, Angelo bisa main biola?"

"Yeeee, Anabeth ga tau? Ga cuman biola sih, sementara ini aku udah bisa terompet, cello, timpani, sama yang lagi aku perdalam itu main harpa. Cuman kan kalo bawa harpa ke sini kan berat (^^") aku mau jadi conductor musik kalo udah besar nanti~"

"Wooooooowww.... Angelo keren! ╮(^▽^)╭ "

"Kalo Tony sih fokus ke alat musik string, makanya yang aku bawa sekarang biola sama cello."

"Aku mau lihat kalian main biola!"

". . . Duduklah."

"Yeeeey~"

Aku duduk di sofa, melihat mereka berdua berdiri dengan memegang biola. Tony mulai menggesekkan busurnya pada biolanya. Indah sekali. Setiap nada yang dimainkannya terasa indah di telingaku.

Tony berhenti, kini giliran Angelo yang memainkan biola. Permainan biola Angelo tidak kalah hebatnya dengan Tony. Jari jemarinya bergerak dengan lincah di atas senar seiring ia menggesekkan busurnya di atasnya. Hebat Angelo, sama indah permainan biolanya dengan Tony.

Angelo berhenti sejenak. Dia menyisirkan poni nya ke belakang kepalanya dengan jari-jarinya. Dia tersenyum dan menatap Tony.

"Eheh. Mau kita coba itu?"

"Itu?"

"Iya. Kita mulai!"

Tony mengangguk, dia menyiapkan posisi bermain biola. Tony dan Angelo saling berhadapan. Muka Tony terlihat kalem dan datar namun menatap tajam Angelo yang juga menatapnya dengan tatapan dan senyuman penuh ekspresi menantang.

Sungguh mengejutkan, mereka berdua secara bersamaan mulai lagi menggesekkan busur biola mereka masing-masing. Kali ini nada-nada yang mereka mainkan bagaikan mereka memulai sebuah pertarungan. Jari-jari mereka bergerak dengan begitu lincah tanpa terdengar 1 kesalahan nada pun terdengar di telingaku.

Ketegangan semakin menjadi-jadi ketika mereka menaikkan kecepatan bermain mereka. Walau semakin cepat, namun keindahan permainan mereka tetap terdengar. Tony dan Angelo memainkan nada-nada yang berbeda sehingga tercipta harmoni di antara mereka.

Mereka bermain semakin cepat dan terus menambah kecepatan permainan mereka. Duel biola yang sangat sengit! Tony dan Angelo saling bertatapan. Keringat terus bercucuran pada muka mereka, namun mereka terus bertarung sejalan iringan biola yang mereka mainkan.

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang