Chapter 18: The Practical Exam (2)

181 9 1
                                    

>>Eps. Lalu...
Ini melelahkan, aku akhirnya terpaksa dengan secepat mungkin mengulang kembali praktek bedah kodokku dari awal. Untungnya, kelamin kodok yang aku dapatkan kali ini sama dengan kodok yang sebelumnya. Begitu juga Tony, dia harus mengobati telapak tangannya terlebih dahulu karena dia tidak hanya tertusuk, tapi ikut tergores. Ah... maafkan aku! (>_<")
.
.
.
.
.
(Seni musik)

2 hari ujian telah berlalu, sekarang kami melanjutkan ujian kami, yaitu seni musik. Aku sih, bawa diri saja (?) Ke sekolah karena memang aku tidak terlalu bisa memainkan alat musik, mungkin aku akan bisa suatu saat nanti kalau aku pelajari. Aku akan menyanyi dalam timku

Tony membawa biola, sudah pasti karena biola adalah alat musik yang dia kuasai. Merupakan keuntungan besar bagi kami Tony berada dalam timku.

Di sini, kami dinilai dari performance kami sampai dengan kostum yang kami gunakan. Oleh karena itu, sebenarnya beberapa hari menjelang ujian praktek, aku diajak Tony untuk membeli dress karena memang aku tidak punya sebelumnya. Dress code kami simpel, yaitu putih.

Aku mengenakan dress putih, Tony kemeja putih, sedangkan Jean dan Yoshua, teman setimku, mereka mengenakan pakaian lain yang berwarna putih juga.

"Ah, Anabeth, rambut kamu panjang banget ya.... aku apain nih rambutnya?" Tanya Jean padaku di ruang ganti.

"Menurutmu aku bagus diapain? Aku bingung ^^" "

"Biar kupikirkan dulu.... hmmm...."

Aku punya ide, aku akan pendekkan rambutku, lalu akan kuhilangkan ingatan Jean, Yoshua dan guru penguji soal rambut panjangku ini. Hanya 5 orang yang akan kuhilangkan ingatannya, tentu aku tidak akan menghabiskan banyak tenaga dan bisa kusimpan untuk menghilangkan lagi ingatan mereka saat kupanjangkan kembali rambutku.

Settt!
Aku pun melepaskan sihir penghilang ingatanku pada mereka, kecuali Tony tentunya.

"Ah! Iket dua aja kayak biasa! Gimana?"
Jean pun menepuk tangannya. Dia mengambil pita dari dalam tasnya.

Tiba-tiba, Angelo datang, masuk ke ruang ganti kami. Dia datang dan tersenyum seperti biasanya.

"Hai! Lho, Anabeth potong rambut?"

Kyaaaa!!! Terpaksa secara diam-diam, aku segera menghilangkan ingatan Angelo juga!

Zrash!

"Angelo, aku... emang udah dari lama rambutnya kayak gini ^^" "

"Em...." Angelo diam sejenak sambil berpikir... semoga saja sihirku mempan!

"Hey, masa kamu ga inget, ingetnya kamu pizza (?) aja sih!"

"Ah, iya...ya? Iya gitu?"

Sepertinya sihirku tidak begitu mempan pada Angelo entah mengapa. Mungkin dia hanya lupa sedikit.

"Panggilan untuk tim Angelo untuk segera bersiap di belakang panggung. Terima kasih."

"Ah! Aku dipanggil, good luck, Anabeth! Ton, semua juga!"

"Iya!" Kami berempat menyaut Angelo secara bersamaan.

Jean mendekatiku membawa semacam kotak misterius ke arahku! Apa yang akan dia lakukan?

"Anabeth, ayo dandan dulu!"

"Hah? Apa itu dandan?"

"Lho? Kamu ngga tau dandan?"

Jean bingung, lalu Tony mendekatiku dan Jean.

"...kayaknya Anabeth kasih bedak sama lip gloss aja cukup..."

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang