Chapter 74: Even Further

56 1 0
                                    

<<WARNING: CHAPTER INI MENGANDUNG ADEGAN BERDARAH>>

>>Eps. Lalu...
Sebuah sinar biru menyembur ke arahku dari lampu tersebut! Tubuhku seketika rasanya seperti terbawa oleh sinar tersebut dan terbawa jauh dari sini! Semua yang kulihat menjadi putih dan semakin putih dan menjadi begitu terang!
.
.
.
.
.

Ugh... badanku mati rasa. Aku mulai mendapat kesadaranku kemudian kubuka mataku perlahan dan segala yang aku lihat hanyalah gelap gulita. Di mana aku sekarang? Setelah sebentar menyesuaikan mataku dengan suasana sekitarku, aku mulai bisa merasakan bahwa aku telah terteleportasi ke suatu tempat yang baru dan jauh dari minimarket tadi.

Aku menghela napas. Apa lagi sekarang? Sebenarnya kesialan apa yang terjadi padaku hari ini? Aku memutuskan mengecek terlebih dahulu diriku, berharap tidak ada benda yang tertinggal karena teleportasi tadi. Beruntung, setelah aku cek, barang-barangku masih komplit, bahkan soda lemon yang belum sempat aku bayar!

Namun aku tidak tahu sama sekali aku berada di mana sekarang. Di sini rasanya agak pengap karena debu dan tidak ada jendela satupun di ruangan ini sehingga aku tidak bisa mengetahui keadaan di luar. Sepertinya aliran listrik di sini juga kemungkinan tidak ada karena aku melihat ada beberapa kabel besar menjuntai dari langit-langit ruangan ini.

BIP!

Tempat di mana aku berpijak mengeluarkan kilatan warna biru. Warna cahaya tersebut mirip dengan cahaya yang membawaku kemari... cahaya tadi! Cahaya macam apa itu? Cahaya apa yang mampu membawaku teleportasi menuju tempat baru ini? Untuk sesaat kilatan cahaya tersebut membuatku mampu melihat sedikit kondisi ruangan ini meskipun sesaat kemudian cahaya itu hilang lagi.

Aku berada di dalam sebuah lab, lebih tepatnya lab yang sudah terbengkalai! Lalu di bawahku ini sebenarnya merupakan alat untuk teleportasi! Ah, kenapa alat teleportasi tersebut harus dipasang dan dihubungkan ke tempat umum seperti minimarket tadi? Aneh...

BIP!

Kilatan cahaya tadi menyala lagi untuk sesaat. Kini aku bisa melihat ada sebuah pintu yang sedikit terbuka, ada di sebelah kiri dan belakangku. Hmm... ada 2 buah pintu, mana yang harus kupilih?

Aku memutuskan untuk mencoba terlebih dahulu pintu yang berada di belakang. Aku membetulkan tasku lalu turun dari alat teleportasi tadi. Hah, badanku sangat lelah! Untuk menghemat energiku, aku memutuskan untuk mengubah wujudku menjadi wujud asliku dan karena aku juga tahu seharusnya di sini hanya ada aku sendiri.

Aku berjalan melewati pintu di belakangku tadi. Di balik pintu tersebut terdapat sebuah ruangan yang lebih kecil dan...

SEBUAH KERANGKA TULANG MANUSIA!!! Kerangka tersebut berada di bawah reruntuhan dari atas ruangan ini! Aku merasa lemas ketika melihatnya, membuatku sampai terjatuh ke belakang karena saking lemasnya!

Hah... aku berusaha menenangkan diriku lalu bangkit berdiri kembali. Aku juga sambil melihat keadaan sekitar. Di sini hanya terdapat mesin-mesin rusak, jendela yang mengarah ke ruangan sebelumnya dan tidak ada pintu lagi selain yang aku lewati tadi. Tidak ada jalan lagi, aku kembali ke ruangan tadi dan berjalan melalui pintu yang satunya.
.
.
.
.
.
Laboratorium yang sangat besar. Gelap namun beruntung karena aku adalah reaper, membuatku mampu melihat dalam kegelapan dengan mudah. Tempat ini seperti kapal pecah. Banyak reruntuhan, untaian kabel yang menggantung di langit-langit, kaca pecah, kertas berserakan, bahkan tulang belulang manusia di sini, berhasil membuat bulu kudukku berdiri.

Aku terus berkeliling sambil meminum soda lemonku dan mengambil beberapa serpihan kaca yang menurutku layak dimakan untuk sedikit mengisi energiku. Aku tidak berani mengambil banyak kaca karena aku tidak tahu bekas laboratorium apa ini. Aku khawatir jika kaca-kaca ini mengandung zat yang dapat membahayakan makhluk hidup, termasuk reaper sepertiku.

Black HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang