Karena sebuah senyuman tulus yang dapat meluluhkan hati.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Guru pun masuk ke dalam kelasku. Membuat anak kelas sebelah berlari keluar. Yang berkumpul berpisah. Yang bermain handphone langsung memasukan handphonenya kedalam tas.
Sedangkan aku? Hanya aku saja yang membaca novel sedari tadi. Sekolah ini memang bukan sekolah biasa pada umumnya. Ini sekolah yang berkelas dan hanya orang orang tertentu saja yang bisa masuk.
Beruntung sekali aku bisa masuk ke sekolah ini karena bantuan tante Felly dan Om Vikto. Semua murid disini bergaya dengan mewahnya.
Sekolah ini juga memiliki rompi pengenal sekolah. Memang untuk sekolah SMA permata saja yang harus selalu memakai rompi khas ini.
Peraturan disekolah ini bebas. Hanya saja tidak boleh merokok, meminum minuman keras ataupun melakukan sex bebas. Jadi soal sepatu hitam itu tidak harus dipakai atau peraturan pada sekolah seperti biasanya tidak digunakan. Enak bukan?
Dibalik itu semua justru aku yang paling sederhana. Memakai rok panjang. Baju yang berlengan panjang. Rambut selalu diikat kepang dua. Hanya aku yang berbeda.
Jika mereka membully ku mereka akan lihat akibatnya. Begitu penampilanku akan kuubah. Aku hanya butuh waktu saja.
"Selamat pagi". Sapa guru perempuan yang sudah berada didepan kelas.
"Pagi bu". Jawab murid kelasku.
"Perkenalkan saya bu Tari. Saya guru biologi kalian. Sebelum mulai pelajaran mari kita saling mengenalkan diri didepan kelas". Aku menatap Mara yang terlihat senang.
Anak ini seperti anak kecil.
"Anda silahkan maju". Tunjuk bu Tari kepada Mara. Siswa yang lain menghembuskan nafas lega. Sedangkan Mara maju dengan perasaan yang terlihat sangat senang.
"Haii namaku Mara Siska Almora kalian bisa panggil aku Mara". Sapa Mara sambil melambaikan tangan.
"Haii Mara". Sahut murid kelasku.
"Bisa beri tahu tentang.. Mmm.. Seperti hobby mungkin. Semua tentang Mara". Ucap bu Tari.
"Ahh okey, hobbyku menyanyi. Aku juga beliebers Dann aku suka punya teman yang ramah". Mara tersenyum manis membuat murid laki laki dikelasku menatap Mara kagum.
Mara memang sangat cantik. Wajahnya seperti boneka barbie. Badannya bagus seperti model. Mara juga tinggi dan putih. Siapa yang tidak suka dengan Mara?.
Mara kembali ketempat duduk sambil memberiku senyumnya. Aku tersenyum balik ke arahnya.
Berganti dan bergilir murid murid dipanggil. Murid yang lain sudah maju kedepan tinggal aku saja yang belum dipanggil.
Setelah Friska teman sekelasku selesai memperkenalkan aku melangkahkan kaki ku maju ke depan. Semua menatapku tidak suka. Aku hanya menunduk saja.
"Siapa namamu". Ucap bu Tari ramah setelah aku berdiri didepan.
"Mmm.. Namaku Glaza Fellicia. Kalian bisa panggil aku Glaza atau Aza. Hobby ku bermain musik". Ucapku menatap bu Tari meminta izin agar dapat duduk ditempatku kembali. Bu Tari mengangguk lalu aku berjalan duduk.
Suara tepuk tangan dari Nabila dan Mara saja yang terdengar olehku. Lalu aku tersenyum ke arah mereka.
Gak papa Za lo hanya butuh waktu untuk semua ini. Buat mereka kagum sama lo setelah ini. Lo harus jauh dari kata sendiri okey. Gumamku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Novela JuvenilGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...