YOUUU!!!

8.5K 630 2
                                    

Aku mengerjapkan mataku berulang kali. Penglihatanku masih buram. Aku melihat samar-samar lelaki menggunakan baju putih dan cahaya diatasnya. Pakaianya saja serba putih. Apa dia malaikat? Oh no! Apa aku sudah mati?!

"Dia hanya butuh istirahat saja mungkin setelah pulih dia baru boleh melakukan aktifitasnya. Tangannya tidak boleh banyak bergerak dikhawatirkan akan robek kembali dan mengalami pendarahan".

Good aku mendengar suara lelaki yang kusebut malaikat itu bicara seperti dokter.

Penglihatan ku sudah pulih aku melihat sekeliling. Cat tembok abu-abu dan cat putih bagian langit-langit kamarnya dihiasi seperti gambar galaxy luar angkasa. Aku mengenal kamar ini.

What ini kan kamar Glaniel!

"Saya permisi". Ucap dokter keluar ruangan.

"Sayang apa kamu gak pa-pa?". Tanya Bunda Glaniel yang tau aku sudah sadar aku mengangguk lemas.

"Wajahmu terlihat pucat". Sambung Ayah Glaniel yang duduk ditepi kasur.

"I'm Fine". Ucapku dengan suara serak.

"Lo baik-baik aja kan?". Tanya Gadis yang tiba-tiba datang.

"YOUU!!". Teriakku yang tiba-tiba geram.

"Maaf tante Gadis harus pulang". Alasannya yang langsung keluar kamar Glaniel. Bunda dan Ayah Glaniel menatap aku dan Gadis heran.

"Biar Bunda sama Ayah aja yang urus keluarga Gadis. Kamu temenin Glaza disini". Ucap Bunda Glaniel berjalan ke arah sofa yang terletak didalam kamar Glaniel.

Glaniel yang sedang asik membaca komik dengan earphonenya itu langsung duduk tegap. Matanya mencari-cari sesuatu.

"Aza sadar Bun?". Tanya Glaniel melihatku. Bunda Glaniel hanya mengangguk saja lalu keluar dari kamar Glaniel diikuti Ayahnya.

Hanya aku dan Glaniel saja disini sekarang. Aku memejam kan mataku. Tiba-tiba saja kurasakan hangat pada tanganku. Saat aku membuka mata betapa terkejutnya aku saat posisi duduk Glaniel sudah disampingku dan menggenggam tanganku.

"Maafin aku tapi ini semua dem--". Ucapnya terputus olehku.

"Jelasin". Jawabku menatap langit-langit kamarnya.

"Gadis itu mantan gue. Gue disuruh lamar dia sama keluarga Gadis keluarga gue juga sih tadinya. Tujuannya mempererat tali persaudaraan dan untuk kesuksesan atas perusahaan Ayah yang semakin maju--".

"Hm". Aku berdeham pelan tanda aku mendengarkannya.

"Lalu gue gak cinta sama dia. Gue ngerasa perjodohan ini bodoh banget. Dulu emang gua suka main bareng sama Gadis sejak kecil. Sampe gue mau ungkapin semuanya dia ninggalin gue buat orang lain. Gue tau niat jahatnya dibalik semua ini tapi gue tutupin dan pura-pura percaya sama dia--".

"Kok lo percaya aja sih sama dia!!". Teriakku saat aku menggerakan tangan kanan ku aku meringis sakit.

"Jahitan?". Tanyaku melihat tanganku.

"Tangan lo robek dan banyak pendarahan tadi. Untung kita cepet telfon dokter jadinya lo masih bisa selamat". Aku mengangguk paham.

"Makasih". Ucapku.

"Udah tugas gue nolong lo tau". Ucapnya menyisir rambutnya dengan jarinya.

"Terus?". Ucapku meminta lanjutan ceritanya.

"Gue tau kalo Gadis cuma mau ambil alih perusahaan Ayah gue setelah dia dapet, gue yakin gue bakal dibuang dia. Karna gue tau mantannya dia habis bangkrut perusahaannya karna perempuan itu. Gue juga gak habis fikir Gadis teman kecil gue dulu gak begitu. Gak pernah jahat. Jadi gue mau lo pura-pura pacaran sama gue, gue mau lo tolongin gue karna gue gak mau nikah sama cewek ular kaya dia". Jelasnya panjang lebar.

Glaza & GlanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang