Aku akan menghargai orang yang mencintaiku dengan tulusnya. Tidak menyakitinya dengan segala kebodohan. Kenapa? Karena aku tau rasanya sakit bagaimana.
Aqilah♥
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
"Gue suka sama lo". Ucap Nathan menunduk dengan kedua tanganya yang masih menggenggam stir mobil.
Aku menatapnya tak percaya. Aku menghela nafas pelan dan menatap ke arah luar.
"Lupain aja yang tadi gue tau lo belum siap setelah beberapa hari yang lalu gue bilang kalo kita bakal Sahabatan aj—"
"Gue mau". Potongku menatapnya dan tersenyum ke arahnya.
Kenapa aku terima Nathan? Karena aku sadar aku gak bisa bersama orang yang memang tidak mencintai aku. Aku tau Nathan lah yang selama ini ada untukku.
Mungkin dengan cara move on gue bisa hadepin ini semua.
Nathan menatap ku kaget lalu senyum manisnya mulai terlihat dan ternampang jelas diwajah tampannya.
"Lo lagi gak bercanda kan?". Tanyanya yang masih menatapku.
"Enggak kok". Ucapku tersenyum.
"Makasih Za". Jawab Nathan yang langsung memelukku erat.
Entah kenapa tangan ini masih berat untuk membalas pelukkan dari Nathan. Entah kenapa hati ini masih menjanggal dan masih ada sedikit ruang untuk Glaniel.
Tapi—aku tidak bisa terus menunggu tanpa kepastian dari Glaniel. Aku tidak akan menyakiti Nathan. Karena aku tau rasanya sakit. Aku akan terus berusaha sampai hati ini sepenuhnya untuk Nathan. Sampai hati ini berkata 'Nathan is my mine'.
Gue akan usaha Nath. Bantu gue buat mencintai lo. Bantu gue buat lupain Glaniel please. Lo tau? Rasanya sakit banget tanpa dikasih kepastian yang jelas.
Tak sadar air mataku sudah mengalir membasahi pipi mulusku. Aku membalas pelukan Nathan.
"Eumm yaudah yuk kita kerumah aku". Ucap Nathan melepas pelukannya dan melajukan mobilnya.
"Nath kayanya cowok kaya lo itu gak pantes ngomong aku kamu deh". Ucapku tertawa dan menghapus sisa air mata disudut kelopak mataku.
"Ini kan sama pacar jadi beda lagi". Sahutnya dengan cengiran khasnya.
"Ihh serius Nath mending kita manggilnya kaya biasa aja pake lo—gue ya?". Tanyaku yang masih fokus menatapnya. Nathan mengangguk dan mengacak rambutku pelan.
Tunggu-tunggu gue bilang kalo gue pulang gue bakalan nangisin Glaniel di kamar. Tapi gue malah gak nolak permintaan Nathan buat kerumahnya sedangkan Nathan satu rumah dengan Glaniel? Bodohnya gue.
Nathan memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya. Aku yang hendak membuka pintu mobil ditahan lebih dulu oleh Nathan.
"Pacar gue harus ada yang hormatin buat bukain pintunya". Ucap Nathan. Aku tersenyum tipis. Nathan berlari kecil mengitari mobil dan membuka-kan pintu mobil untukku.
"Silahkan princess sugar". Aku terkekeh pelan mendengarnya. Mungkin pipiku sudah merona merah dibuatnya.
Tepat saat aku dan Nathan hendak berjalan masuk kedalam rumah Nathan mobil sport memasuki garasi rumahnya. Memarkirkan mobilnya tepat disamping mobil Nathan.
Aku membulatkan mataku saat Glaniel lah yang keluar dari mobil itu dan menggendong Gadis dengan tingkah manjanya Gadis.
Dasar kampung!. Batinku jengkel dan memutarkan kedua bola mataku searah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Ficção AdolescenteGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...