Jangan sia-sia kan kesempatan kedua. Karena jika terkhianati lagi maka tidak ada kesempatan-kesempatan yang lain lagi.
Aqilah♥
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Kita putus". Ucap Nathan yang langsung berlalu pergi. Tubuhku terpaku diam. Menatap punggung Nathan yang sudah menjauh pergi dan tak terlihat.
"Kenapa gak ngejar dia?". Suara bariton laki-laki membuatku menoleh keasal suara. Aku lupa kalau masih ada Glaniel disini. Tepat dibelakang ku.
"Drama yang bagus". Sambungnya lagi lalu mengambil pecahan kaca didekat kakinya. Aku yang mulai takut mulai melangkah mundur. Kakiku terasa sangat lemas. Aku tak berdaya lagi menahan tubuhku untuk tetap berdiri tegak. Aku jatuh terduduk dan menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.
Air mataku memaksa untuk menyeruak keluar. Terus dan menerus jatuh. Aku tak mengerti ini semua. Kenapa? Kenapa Nathan pergi?.
Tubuhku terasa hangat. Aku mendongakan kepalaku melihatnya. Glaniel---Sedang memelukku.
"Gue bisa pinjemin pundak gue". Ucapnya lirih. Satu tetes air jatuh dikepalaku. Kurasa dia menangis.
"Kenapa? Kenapa semua jadi berantakan! Kenapa lo hancurin kebahagiaan gue Niel!". Ucapku memukul dadanya dengan keras. Ini senua karena Glaniel! Jika saja aku dan Nathan tidak kekamarnya semua akan baik-baik saja.
Air mataku terus mengalir membuat darah yang sudah kering ditangan Glaniel kembali basah.
"Maaf". Lirihnya mengeratkan dekapannya.
"Gak! Gue sayang Nathan--- please balikin dia lagi ke gue". Ucapku dengan nafas yang terengah-engah akibat menangis. Sesak sekali rasanya.
Tiba-tiba bayangan itu datang lagi. Bayangan aku yang tengah bercanda bersama lelaki dalam satu ruangan. Kamar yang penuh hiasan galaxy luar angkasa yang membuatku seperti terbang melayang saat memijaknya.
'Bantu gue buat jadi pacar boongan gue'
Kata-kata itu terus terngiang didalam telingaku. Seperti kaset rusak yang memaksa nya agar terus bekerja. Kepalaku makin sakit. Aku menjambak rambutku kuat-kuat.
"Za! Zaa!". Pendengaranku mulai mendengung. Glaniel mengguncang-guncangkan tubuhku berusaha menyadarkan ku. Tapi nihil. Rasa sakit ini semakin menjadi-jadi.
Semua kenangan lama mulai berputar dalam otakku. Semua ternampang jelas difikiranku. Kurasakan sesuatu yang hangat mengalir dihidungku. Dengan susah payah aku menyentuh hidungku.
Aku melihatnya. Ternyata darah segar mulai mengalir deras. Pandanganku memburam bahkan aku sudah tidak dengar semua yang dikatakan Glaniel saat ini. Yang kurasakan hanya tubuhku terangkat dan semua menghitam.
Glaniel POV
#flashback
Setelah memarkirkan mobilku digarasi rumah aku melihat ke arah Glaza yang sedang menyenderkan kepalanya pada kaca. Aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya. Rupanya dia tidur. Aku kembali menjauhkan wajahku menatap lurus-lurus kedepan.
Gimana gue bisa move on kalo gini caranya. Batinku
Aku menghela nafas kasar. Mengusap wajahku dan mengacak rambutku pelan.
Aku keluar dari mobil. Berlari kecil mengelilingi mobil Nathan ini dan berhenti tepat di bagian Glaza tempati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Fiksi RemajaGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...