Kenaikan kelas (2)

7K 449 4
                                    

Yang bikin susah move on itu. Yaa, cuma dari cara dia mulai nyapa kita lagi, senyumnya atau dia mulai deket lagi sama kita. Jadi? Yaa, gagal move on :D

Aqilah♥

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"Glaniel?". Mataku membulat saat dia duduk disebelahku. Glaniel menatapku dengan wajah datarnya.

"Selamat pagi anak-anak". Ucap bu Tari yang sekarang kebagian tugas untuk mengawas ruang sebelas. Yaa, ruanganku.

"Pagi bu". Ucap murid-murid serentak.

"Mar emang udah bel masuk?". Tanyaku menepuk pundak Mara yang memang duduk didepanku. Mara hanya mengangguk. Aku menghembuskan nafas pelan.

Kalo dia disebelah gue—gimana gue mau hindarin dia?. Batinku terus menggerutu.

"Tas kalian harap dikumpulkan didepan. Ditaruh dilantai samping kanan". Ucap bu Tari. Aku membereskan buku-buku yang kubaca tadi dan segera memasukannya kedalam tasku.

Aku beranjak berdiri untuk menaruh tas ku didepan tiba-tiba tanganku ditahan seseorang.

"Tolong dong gue nitip tas gue". Ucap Glaniel masih dengan wajah datarnya.

Aku menaikan satu alisku menatapnya. Dimana-mana cowok yang bawain mas!!

"Please gue lagi pusing". Ucapnya dengan tangannya yang masih terulur kearahku beserta tasnya. Aku menghela nafas pelan dan menyambar tas nya.

"Loh—". Ucap Mara saat aku berada didepan dengan membawa dua tas dan berpas-pasan dengannya.

"Dia lagi pusing kasian". Ucapku dengan cepat memberi penjelasan dan menaruh tas ku dan Glaniel.

Mara dan aku kembali ke tempat duduk masing-masing. Mara menatap Glaniel tajam. Glaniel hanya menelungkupkan wajahnya saja dimeja dengan tangan sebagai bantalannya.

Aku melirik ke arahnya. Teringat kembali akan kejadian yang kemarin-kemarin. Tapi kenapa Glaniel keliatan berantakan banget sekarang?.

Mara memberiku satu soal dan satu lembar jawaban yang dioper dari depan oleh bu Tari. Hari ini ulangan sejarah. Aku mengerjakan soal-soal yang menurutku aku bisa mengerjakannya terlebih dahulu.

Aku melirik kembali ke arah Glaniel. Posisinya masih dengan menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangannya itu.

"Emmm". Gumamnya yang kini kepalanya mengarah kepadaku. Aku yang tau ada pergerakan darinya sontak memalingkan wajahku.

Tidak ada respon apa-apa?. Aku kembali melirik ke arah Glaniel.

Tidur? Dengan earphone yang menyangkut diantara kedua telinganya?.

Aku menatapnya dengan tatapan kasihan. Bagaimana tidak? Lingkaran hitam menghiasi wajahnya. Bahkan kelopak matanya terlihat jelas sekali.

Kenapa dia?

Aku kembali fokus pada ulanganku. Mengerjakannya dengan semaksimal mungkin.

°♥°♥°♥°

Seminggu kemudian...

Satu minggu setelah melewati ukk aku selalu dilanda rasa takut dan resah. Takut kalau nilaiku ada yang merah. Resah kalau-kalau aku tidak naik kelas.

"Kamu cuma harus tenang". Ucap Nathan mengelus rambutku. Yaa, aku sudah meresmikan kalau aku dan Nathan memanggil dengan sebutan aku-kamu.

Bagi Nathan dengan sebutan lo-gue itu gak sopan dan gak enak aja disebutinnya untuk orang yang spesial.

Glaza & GlanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang