Akan kujaga dengan baik kesempatan kedua Ini. Aku akan menjaga mu..
Memiliki mu seutuhnya..For you.. My princes Glaza
Glaniel♥
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Glaniel POV
Sudah lima jam aku menunggu diluar tapi Dokter belum keluar ruangan juga. Mara dan Jessie juga ikut menunggu disini Nabilah sedang ke Amerika katanya. Nathan? Entahlah aku tidak tau dia kemana.
Bunda dan Ayah juga datang kesini untuk menunggu Glaza. Semua tampak khawatir. Bunda sedari tadi mengelus punggungku agar aku tenang. Tetap saja aku tak bisa.
Tak lama menunggu---pintu ruangan Glaza terbuka. Aku yang tau sudah ada Dokter disana segera menghampirinya begitu juga dengan yang lainnya.
"Kondisi Glaza tidak terlalu parah. Sakit dikepalanya itu yang membuat dia mimisan tapi tak apa. Kita hanya bisa berdoa menunggu kesadaran Glaza. Entah dia bangun dengan ingatan yang dulu atau masih sama saja kita tidak tau". Ucap dokter.
Aku menghela nafas pelan dan menunduk. Mara mengelus punggungku memberi kekuatan agar aku tabah menghadapinya.
"Saya permisi". Ucap Dokter lagi.
"Terima kasih dok". Ucap Bunda. Aku mendongakan kepalaku lalu berjalan masuk kedalam ruangan.
Lagi dan lagi melihat nya terbaring lemah diatas kasur rumah sakit. Lagi dan lagi melihatnya hanya bisa bernafas dibantu oleh alat. Lagi dan lagi melihat tangannya yang diinfus.
Bau obat-obatan mulai memasuki rongga hidungku. Bunyi alat entahlah itu alat apa seperti detak jantung memenuhi kesunyian ruangan ini.
Aku berjalan lambat hingga sampai disampingnya. Aku menggenggam tangannya dan mulai menjatuhkan air mataku.
"Maaf". Lirihku sambil menyeka air mataku yang terus menyeruak keluar.
"Maaf karna aku kamu selalu terbaring disini". Sambungku lagi. Mara dan Jessie menatapku iba diambang pintu. Bunda dan Ayah? Entahlah aku tak tau mereka kemana.
"Maaf aku terlalu egois mencintai kamu. Maaf aku selalu maksa kamu untuk ingat semuanya. Maaf--- maaf Za". Ucapku dengan suara gemetar. Aku terus menggenggam tangannya erat.
"Aku janji aku akan ikhlas. Ikhlas kalau kamu bangun masih tertera nama Nathan difikiran kamu aku ikhlas". Ucapku tersenyum tipis.
"I love you". Ucapku lirih menahan sakit yang menohok pada hatiku. Aku menunduk menaruh tangannya didadaku. Tepat didetak jantungku.
"Sejauh apa pun kita nanti. Selupa apapun kamu sama aku. Dan sebenci apapun kamu sama aku. Aku--- akan tetep sayang sama kamu". Ucapku lagi melihatnya.
Mara dan Jessie menghampiriku. Berdiri tepat disamping Glaza juga.
"Suara detak jantung ini akan masih sama untuk kamu". Sambungku lagi makin mengeratkan genggaman tanganku pada tangganya yang berada didadaku--- dengan suara seperti berbisik.
"Kita akan jadi sahabat yang baik buat lo". Ucap Mara tiba-tiba membuatku mendongakan kepala menatapnya dan berdiri tegap.
"Kita akan setia nemenin lo. Bantu lo dari masalah yang bisa aja lo sulit buat hadepinnya--kita akan bantu. Kita akan pertahanin senyuman diwajah lo kita akan jalanin susah, seneng sama-sama. Karna kita bukan sahabat yang munafik Za. Kita bukan sahabat yang datang disaat butuh lalu pergi disaat udah gak butuh lagi. Kita bukan sahabat yang suka makan sahabat sendiri. Kita bukan sahabat yang seneng liat sahabatnya menderita. Lo emang cewek baik Za. Lo rela dibully abis-abisan karena tampang nerd lo dulu". Ucap Mara yang mulai berlinang air mata menatap Glaza yang terbaring lemah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Novela JuvenilGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...