Aku menepati janji ku untuk ke rose cafe tepat jam delapan malam. Aku duduk di dekat kaca dengan telingaku yang kupasang earphone.
Aku melihat mobil yang berlalu-lalang. Melihat sinar lampu yang menyinari jalan kota. Aku duduk dicafe bagian atas. Kenapa? Karna aku sangat suka tempat ini yang kursinya langsung menghadap ke arah pemandangan.
CUP!
Tiba-tiba saja kurasakan hangat dipipiku. Aku tersontak kaget dan ingin memukulnya. Tapi tanganku ditahan duluan olehnya, dia Glaniel. Bahkan dia membawa perempuan cantik kesini.
"Itu namanya pelecehan ta--". Saat aku ingin memakinya omongan ku terputus. Glaniel tiba-tiba saja mempersilahkan perempuan cantik itu duduk.
Perempuan yang menggunakan dres hitam tidak berlengan, dihiasi polkadot putih dibagian pinggangnya saja dan memiliki kerah putih terbentuk sempurna.
Wajahnya juga sempurna. Pipinya sangat tembam. Jika dilihat baik-baik wajahnya seperti selena gomez.
Aku menatap Glaniel dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya dalam hati.
"Ahh ya! Gadis ini Glaza dan Glaza ini Gadis". Jelas Glaniel menatap kami berdua.
"Gadis". Ucap perempuan itu menjulurkan tangannya. Oh namanya Gadis.
"Glaza". Ucapku sembari tersenyum sedikit. "Dimana Farhan?". Sambungku lagi.
"Dan Gadis ini yang mau aku kasih liat ke kamu kalo aku punya pacar dan aku gak mau kita cepat tunangan". Aku membelalakan mataku melihat Glaniel. Dia tidak menjawab pertanyaan ku.
Tangan kiriku yang tadinya ingin memasang earphoneku yang terlepas lalu terjatuh lagi. Aku menatap Glaniel tajam seperti aku mengatakan sesuatu dalam tatapanku 'jelasin!'. Kira-kira seperti itu.
Glaniel mengangguk paham. Sedangkan Gadis menatapku datar. Berbeda dengan Gadis yang tadi baru berkenalan denganku. Tadi dia ramah sekali sekarang sombong banget.
Glaniel memesan makanan lalu setelah makanannya datang aku, Glaniel, dan Gadis melahap habis makanan kami.
Keadaan sejak tadi hanya hening. Terkadang aku suka melirik ke arah Gadis. Tapi Gadis sedang melirik ke arah Glaniel.
Selesai makan Gadis bilang dia ingin pulang lebih dulu. Entahlah aku tidak memperdulikannya. Lagi pula siapa dia?.
Aku menaruh uang ku diatas meja lalu ingin beranjak pergi tapi ditahan oleh Glaniel.
"Nih uang lo simpen aja. Lo pulang sama gue aja ya. Gue mau cerita soal tadi". Jelasnya yang mengeluarkan uang nya dan menaruhnya diatas meja makan kami tadi.
Aku menggelengkan kepalaku pelan lalu kembali memasukan uangku ke dalam dompet.
Aku berjalan ke arah mobil Glaniel. Aku memang menaiki taksi tadi kesini. Aku sudah sangat hafal mobil bmw nya itu karna aku pernah melihatnya saat bermain dirumahnya. Aku bersandar diluar pada pintu penumpang. Sial dikunci. Gumamku saat pintunya ternyata dikunci.
15 menit berlalu. Aku masih menunggu Glaniel. Aku melihat Glaniel yang baru keluar dari cafe. Dia celingak-celinguk mencari seseorang yang kutau pasti dia mencariku.
"Ck". Tawa ku. Dia berjalan menghampiriku saat tau aku sedang bersandar pada mobilnya.
"Lo gue cariin juga!". Teriaknya yang membuatku menutup telinga.
"Cepet anter gue pulang terus ceritain apa yang lo mau ceritain". Ucapku dingin.
"Iya-iya silahkan masuk". Jawab Glaniel membuka kan ku pintu dengan senyum manisnya. Bahkan lesung pipinya terlihat.
![](https://img.wattpad.com/cover/58827826-288-k81263.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Fiksi RemajaGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...