Sadar?

6.7K 430 0
                                    

Aku memang bukan gadis sempurna. Bukan gadis layaknya gadis yang cantik dan sempurna akan penampilan. Tapi aku terlihat sempurna soal mencintaimu.

Aqilah♥

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Satu bulan kemudiann...

Glaniel POV

"Bun Aniel mau kekamar Glaza". Ucapku kepada Bunda.

Yaa, sudah satu bulan lebih aku tidak melihatnya. Dokter bilang waktu itu aku boleh keruangannya tapi tiba-tiba tidak diizinkan lagi karena kondisi kepalaku masih parah.

Aku tetap sabar dan menunggu. Tidak ada yang memberi tauku tentang kabar Glaza. Glaza seperti hilang ditelan bumi.

"Baiklah jika kamu memaksa. Kepalamu juga sudah sembuh jadi kamu boleh keruangan Glaza". Ucap dokter yang baru saja memeriksaku.

Bunda dan Ayah menatapku dan menggelengkan kepala mereka.

Gak tau apa gue kangen setengah mati sama calon gue!. Teriakku dalam hati.

Ah yaa!. Pertunanganku dengan Gadis dibatalkan. Semua telah terungkap soal kejadian aku kecelakaan dan tersangka memberi tau siapa orang yang menyuruhnya. Yaaa ayah Gadislah pelakunya. Kini bunda dan ayah mempercayaiku. Walau pun sedikit telat.

"Hati-hati". Ucap Ayah membantuku untuk berjalan. Setelah aku berhasil berdiri aku dibantu Ayah keluar ruangan ini. Tanpa selang infusan atau apapun ditubuhku jadi aku lebih mudah dan leluasa saat berjalan.

Apa Glaza baik-baik aja? Apa Glaza terluka parah? Semoga tidak.

Bunda membuka pintu ruangan yang berada didepanku ini. Setelah terbuka lebar Bunda meminggirkan tubuhnya dan Ayahl membawaku masuk.

Kulihat Nathan yang sedang tidur terduduk di samping Glaza. Harusnya gue yang disitu.

Akhir-akhir ini Nathan juga jarang menjengukku. Aku tidak pernah diberi tau apa alasannya. Dan sekarang terungkaplah semua. Dia selalu disini.

Ada rasa kesal juga melihatnya disini dan jarang menjenguk adiknya yang juga sakit. Tapi aku juga harus berterima kasih padanya karena dia menjaga gadisku ini. Gadisku yang akan menjadi calonku nanti.

"Nath?". Aku membangunkan Nathan yang tertidur lelap menggenggam tangan Glaza. Nathan yang tau pundaknya ditepuk olehku langsung terkejut bangun.

"Ada apa? Apa ada yang mau berniat jahat sama Glaza?". Ucapnya yang terlihat panik. Aku tertawa pelan. Bunda dan Ayah memutuskan untuk menunggu diluar.

"Ini gue Nath". Ucapku menyadarkannya. Nathan mengucak matanya dan menatapku.

"Baguslah". Ucapnya yang sudah sadar.

"Bisa kasih waktu buat gue ngomong sama Glaza??". Ucapku dengan pelan.

"Silahkan. Karena gue tau Glaza akan denger apa yang lo bilang dan akan balik lagi. Karena lo cintanya dan sekarang Glaza lagi- koma". Ucap Nathan beranjak bangun dan menepuk pundak ku. Aku membulatkan mataku.

"Tolong jangan sakitin dia". Sambung Nathan lagi membuatku menatapnya dan mengangguk paham.

Nathan sudah keluar dari ruang rawat Glaza. Aku menghembuskan nafas pelan agar terlihat lebih tenang.

"Zaa? Apa bener lo koma?". Tanyaku menyentuh telapak tangannya. Dingin sekali. Wajahnya nampak damai dalam tidurnya. Tidak ada jawaban. Tidak ada gerakan.

Glaza & GlanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang