Melupakan seseorang memang bukan hal yang mudah. Kita harus berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakitnya. Kita harus bisa tersenyum didepan orang yang kita sayangi padahal itu terasa sangat sakit. Percayalah dengan cara perlahan-lahan kamu dapat melupakannya.
Aqilah♥
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
"Bangun-bangun!!!". Tubuhku terguncang-guncang. Aku tau, pasti ini kerjaan Samuel.
"Iyaa adek udah bangun ah!". Sergahku kembali menarik selimut.
"Dek lo kan lagi ikut ulangan kenaikan kelas lo mau tidur terus?". Aku yang sedang asik tertidur langsung terbangun dan berlari kekamar mandi untuk melakukan aktivitas mandiku. Samuel yang tau aku terburu-buru hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah selesai mandi aku menggunakan seragam sekolahku. Tidak, tidak dengan gayaku yang culun itu lagi. Aku sudah bukan Glaza yang culun lagi.
Hari ini juga aku sudah berganti warna rambut menjadi biru dibagian bawahnya saja.
"Hmmm". Saat aku menuruni tangga aku mendengar suara seperti sedang-.
"Oh my gosh". Ucapku menutup mataku saat tau Samuel yang sudah berada diatas Adinda dan menciumi leher mulus Adinda.
"Ehh anak kecil gak boleh liat!". Ucap Samuel yang tau ada keberadaanku.
"Siapa juga yang mau liat". Ucapku memutarkan bola mataku dan berjalan kemeja makan.
"Heuummm Sam-". Suara Adinda menggema ruang tengah apartemenku.
"Bang Sam!! Pindah sana mainnya di apart lo aja!! Berisik tauu!". Teriakku menaruh tasku disebelah kursi kosong yang kududuki.
"Ganggu aja lo". Ucap Samuel yang sudah beranjak pergi dengan tangannya yang tidak lepas menggandeng tangan Adinda.
"Kak hati-hati bang Sam sebenernya homo!". Candaku yang dibalas tawa Adinda.
"Jangan percaya sayang omongan anak kecil suka bener emang-ehh suka ngaco maksudnya". Aku dan Adinda kembali tertawa terbahak-bahak.
"Aku percaya sama kamu". Ucap Adinda. Aku menatap Samuel dengan senyum manisku.
"Ada kejutan buat lo.. Yaudah gue ke apart gue ya". Ucap Samuel yang langsung beranjak pergi.
Kejutan?
Ahh yaa sebenarnya Samuel satu apartemen dengan ku. Hanya saja beda lantai. Apartemennya berada pada lantai tiga belas dan aku berada di lantai dua. Dan satu lagi, kenapa aku belum juga berangkat sekolah?. Karena ini baru jam lima pagi. Seperti kebiasaanku yang memang harus bangun pagi menyiapkan sarapan untuk Samuel.
Tapi semenjak ada Adinda lebih keseringan Adinda sih yang membuat sarapan pagi.
"Pagi". Suara laki-laki menyeruak masuk kedalam telingaku membuatku menoleh ke asal suara.
"Nathan?". Ucapku kaget melihatnya yang sudah membawa dua piring macaroni keju.
"Sarapan dulu". Ucapnya menaruh satu piring dihadapanku dan satu piring untuknya.
"Lo kenapa bisa disini?". Tanyaku yang masih bingung dengan keberadaannya yang tiba-tiba datang.
"Semalem gue tidur disofa lo. Gue nganter lo pulang karena suhu badan lo yang tiba-tiba panas jadi gue mutusin buat jagain lo disini". Ucapnya yang langsung menyantap macaroni kejunya itu.
Flashback!
Author POV
Glaza terus menangis didalam dekapan Nathan. Meluapkan segala rasa sakit, kesal, resah, kecewa kedalam dekapan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glaza & Glaniel
Teen FictionGlaza, seorang perempuan culun yang berniat mencari kesetiaan teman dalam hidupnya. Hanya itu, jika dia sudah menemukan teman yang benar tulus dengannya Glaza akan merubah dirinya menjadi Glaza yang cantik seperti model. Tapi semua tidak berjalan se...