Haiii!!!! Akhirnya aku kembali berhubung banyak yang mendesak dan demo jadi aku lanjut deh hehe
Kasian juga liat kalian yang udah nunggu-nunggu dengan harap-harap cemas, yasudah karena aku gak tegaan jadi di lanjut aja hahaUntuk masalah cuma coment next doang dan sebagainya yang intinya sama saja, sekarang tidak akan aku permasalahkan deh sesuai permintaan readers terbaikku yang gak pernah coment next, kasian mereka malah jadi korbannya hehe
Terima kasih untuk semua suportnya yaaa!! Happy reading guys! Cusss
*****
Menggema dan begitu menusuk relung hatinya. Ali menggeleng berkali-kali, mengusap wajahnya yang dibasahi oleh air hujan. Ditatapnya Prilly dengan tatapan pilu dan penuh luka, matanya merah dan terdapat kesakitan.
"Tidak!" Ali berseru tajam dan menyedihkan, tubuhnya bergetar dengan rasa sakit sedangkan Prilly membuang mukanya.
Samar, air mata Prilly mengalir deras bercampur dengan air hujan. Ia menggigit bibir bawahnya menahan rasa sesak, sekejap ia memejamkan matanya, lalu dengan penuh emosi yang meledak-ledak sekaligus rasa sakit yang sudah menjalar hingga ke urat nadinya, rasa benci menguasai diri Prilly, seakan cinta yang masih ada untuk Ali tertutupi oleh rasa bencinya. Tangannya mengepal bersamaan dengan bahunya yang bergetar menahan isak kepiluan.
"Kita tidak akan pernah bercerai!" Ali berkata tegas dan penuh kepastian.
Mata Prilly nyalang dan melebar, ia menatap Ali penuh kebencian membuat tubuh Ali lemas dengan rasa sakit. Tatapan yang untuk pertama kalinya Prilly berikan padanya, dan Ali merasa harapannya hilang menjadi luka mendalam. Sakit, sesak, perih beradu dihatinya menimbulkan rasa pilu yang membelunggu jiwa hingga terasa sulit sekali untuk bernafas.
"Aku bisa jelasin semuanya" Ali berkata parau dan tercekat, terasa menyesakkan dada.
"Aku tidak mau mendengarnya! Semuanya sudah jelas! Aku bukanlah wanita bodoh! Aku bukan Prilly yang dulu! Disini tidak perlu lagi ada yang berjuang karena semuanya sudah berakhir! Berakhir!" Prilly menjerit dengan penuh luka rasa sakit, ia bergerak mundur menjauhi Ali dengan tubuh yang rapuh dan tangisan yang begitu menyakitkan. Tangisan yang menggema sesak, meraung luka, merintih pedih bersatu dengan suara air hujan yang deras. Hujan yang menjadi saksi bahwa cinta itu berubah menjadi benci.
Ali menggeleng penuh luka, matanya semakin merah dengan tangis yang sudah diujung lidah. Tenggorokannya tercekat, dadanya sesak, tubuhnya lemas. Semuanya terasa hampa, telinga Ali seakan tuli saat mendengar air hujan, ia hanya bisa mendengar jeritan kepedihan Prilly, hingga semua rasa sakit meluap-luap dan mendidih dihatinya. Terasa panas dan menyesakkan. Dengan gerakan cepat, ia mendekat kearah Prilly hendak membawa Prilly kedalam pelukannya namun Prilly mengangkat tangannya, menyuruh Ali berhenti berjalan kearahnya.
"Jangan sentuh aku! Demi tuhan, aku sangat membencimu. Secepatnya, aku akan kirimkan surat cerai kepadamu! Dan setelah itu jangan pernah lagi kamu menampakkan batang hidungmu dihadapanku!" Prilly memekik penuh kebencian, ia mengusap wajahnya lalu berbalik badan. Berlari secepat kilat meninggalkan Ali.
Sedangkan Ali seketika ambruk dengan lutut bertumpu pada tanah, tubuhnya lemas. Tatapannya seketika kosong, tubuhnya bergetar dengan tangis yang meraung-raung penuh kepedihan. Ia mengacak rambutnya frustasi. Nafas, denyut nadi, aliran darah seakan tidak lagi memenuhi tubuh Ali.
"Arghhhhttttt!!!!" Ali berteriak penuh kepedihan, meluapkan semua rasa sakit dihatinya, lidahnya terasa kelu dengan tenggorokan yang tercekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/54594739-288-k972395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRY WEDDING
FanfictionKadang hati tidak sejalan dengan logika. Kadang Cinta membuat seseorang akan melakukan apapun demi cintanya walau terdengar gila. Mengejarnya penuh obsesi, bermimpi menikah dengannya dan hidup bahagia bersamanya adalah impian semua orang yang memili...