Prilly nampak sibuk di dapur, malam ini ia ingin memakan salad buah-buahan, untung saja ia selalu rajin mengisi isi kulkas sehingga saat ia menginginkan sesuatu ia dapat membuatnya langsung tanpa harus pergi ke supermarket terlebih dahulu.
Sebenarnya kalau Ali tau pasti Ali tidak akan membiarkannya untuk membuat sendiri, selama ia hamil Ali yang selalu memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Ali mengatakan kalau Prilly tidak boleh melakukan apapun selama hamil, cukup menjaga kandungannya agar tetap sehat, itu saja, selebihnya biar Ali yang mengerjakannya, mungkin terdengar agak berlebihan, tapi itulah Ali, ia mempunyai caranya sendiri untuk mencintai Prilly beserta anaknya.
Ali tidak mau melihat Prilly terlalu kelelahan dengan berbagai pekerjaan rumah yang menguras tenaga, karena ia tidak mau kesehatan Prilly terganggu. Itu semua tentu membuat Prilly tidak enak, Ali sudah lelah dengan pekerjaannya sekarang di tambah lagi dengan pekerjaan rumah, Prilly merasa ia sudah merepotkan Ali, namun begitu Ali tidak pernah mengeluh sedikitpun. Saat Prilly menginginkan sesuatu Ali selalu dengan senang hati dan mata yang begitu berbinar mengabulkannya, membuat Prilly selalu berucap syukur di setiap harinya. Sejauh ini Prilly belum mengalami ngidam yang aneh seperti yang di alami wanita hamil yang lain, sehingga ia tidak merepotkan Ali lebih dari yang sekarang.
Terdengar senandung kecil saat Prilly memotong-motong berbagai buah yang akan ia buat untuk salad buah-buahan, sesekali ia melirik jam dinding yang berada di ruang santai yang bisa di lihat dari arah dapur, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Prilly segera bergegas menyelesaikan salad buah-buahannya, sebentar lagi Ali pulang dan dia tidak mau ambil resiko kalau Ali akan mengomelinya karena sudah melanggar perintah Ali.
Hampir saja salad buah-buahannya selesai, tiba-tiba saja Prilly di kejutkan dengan sebuah tangan yang sudah melingkar di perutnya, ia terperanjat dan tidak lama kemudian ia bernafas lega saat mengetahui siapa pemilik tangan itu.
"Kakak sudah bilang apa padamu, sayang?" Ali berbisik lembut, ia menyangga dagunya di bahu Prilly lalu mengecup pipi Prilly.
"Eh, kakak udah pulang?" kata Prilly cengengesan membuat Ali gemas melihatnya.
Ali menggeleng sambil tersenyum "Kamu belum jawab pertanyaan kakak tadi"
Prilly menghela nafas "Aku cuma bikin salad buah doang kok, ini bukan pekerjaan berat kan, kak?". Ia menoleh menatap Ali sambil tersenyum. "Tidak akan membahayakan baby kita" bisik Prilly lembut, lalu tangannya terulur untuk mengelus pipi Ali membuat mata Ali terpejam dengan bibir di penuhi dengan senyuman.
"Tapi perjanjiannya kamu tidak boleh melakukan apapun selama hamil, bahkan membuat salad buah sekalipun". Mata Ali kembali terbuka, ia menatap Prilly lembut lalu semakin mengeratkan pelukannya. "Kenapa tidak menunggu kakak dulu? ini kan pekerjaan kakak sekarang, sayang" bisik Ali membuat senyum Prilly semakin mengembang.
Prilly mengelus tangan Ali yang melingkar di perutnya, tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya terhadap perlakuan Ali yang penuh cinta. "Aku tidak mau merepotkan kakak, membuat salad buah itu tidak banyak menguras tenaga kok, jadi--" belum sempat Prilly menyelesaikan ucapannya, Ali lebih dulu membungkam bibir Prilly dengan bibirnya yang sedari tadi menarik perhatiannya.
Awalnya Prilly terkejut dengan ciuman mendadak yang Ali berikan padanya. Namun setelahnya, ia membalas ciuman Ali. Bergerak sangat lembut, di penuhi cinta yang berselimut kasih sayang. Ciuman Ali selalu sama semenjak pertama ia merasakannya. Selalu manis dan memabukkan, di dalamnya terdapat sesuatu yang membuat hati Prilly melambung di penuhi bunga-bunga. Semakin lama ciuman Ali semakin intens dan menuntut, ia membalikkan tubuh Prilly hingga menghadapnya. Setiap inchi bibir Prilly, di kecupnya, di belainya, di hisapnya dengan menggebu-gebu. Ia membawa tangan Prilly agar melingkar di lehernya, sedangkan kedua tangannya ia lingkarkan di pinggang Prilly. Bunyi decapan yang erotis memenuhi ruang dapur. Ali melepaskan sejenak ciumannya, memberikan Prilly jeda untuk mengambil nafas, setelah itu ia kembali memagut bibir Prilly, tanpa ampun. Seolah hidupnya bergantung pada bibir Prilly yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRY WEDDING
FanfictionKadang hati tidak sejalan dengan logika. Kadang Cinta membuat seseorang akan melakukan apapun demi cintanya walau terdengar gila. Mengejarnya penuh obsesi, bermimpi menikah dengannya dan hidup bahagia bersamanya adalah impian semua orang yang memili...