Chapter 20

216K 7.7K 140
                                    

Dua hari berlalu, kondisi Ali jauh lebih membaik dari sebelumnya. Namun begitu, luka di bagian dadanya belum sepenuhnya pulih, tetapi dokter selalu memberikan pengobatan terbaik untuk Ali, karena bagaimanapun Ali adalah dokter yang paling berpengaruh di rumah sakit itu, apalagi Ali sudah lama mencuti karena kejadian kecelakaan yang membuatnya harus berhenti dahulu sementara untuk mengabdi pada rumah sakit itu.




Dan masalah kaki Ali, nyatanya saat ini kaki Ali memang sedikit bisa di gerakkan kembali, hanya saja belum terlalu seperti sedia kala. Dokter bilang, kemungkinan Ali akan kembali bisa berjalan normal seperti sedia kala dengan mengikuti terapi beberapa kali lagi.




Tidak jauh berbeda, hubungan Ali dan Prilly kini semakin hangat semenjak kejadian pernyataan cinta dan panggilan 'Sayang' pertama Prilly untuk Ali. Jangan di tanya lagi bagaimana bahagianya Ali saat ini, karena terlalu bahagia sampai-sampai Ali tidak kuasa menanggungnya hingga menimbulkan rasa yang sulit di artikan.



Perhatian yang diberikan Prilly pada Ali, membuat hati Ali tidak lepas di lingkupi rasa bahagia. Setiap malam Prilly akan menuruti kemauan Ali untuk membacakan sebuah novel, lalu dengan senang hati Prilly membacakannya dan Ali hanya tersenyum kearah Prilly, dengan tatapan penuh cintanya. Tentu saja itu membuat pipi Prilly tidak henti-hentinya merona. Lalu, setelah membacakan sebuah novel Ali akan menggenggam tangan Prilly, dan di akhiri dengan mengecup punggung tangannya dengan lembut lalu mengatakan betapa Ali sangat mencintai Prilly. Perlakuan Ali itu, seakan memberikan percekikan kebahagiaan tersendiri untuk Prilly, melambung hingga menimbulkan bunga-bunga yang menggelitik hatinya.




Saat ini lupakan cerai, lupakan perpisahan, atau apapun jenisnya yang intinya mereka akan berpisah. Itu tidak penting lagi, karena kebahagiaan mereka adalah saat bersama. Kata perpisahan hanya akan merusak kebahagiaan yang kini sudah menetap di hati keduanya.



Dan pagi ini Prilly sedang mencari-cari pedagang somay, entah kenapa ia ingin sekali memakan somay sehingga tadi ia meninggalkan Ali yang masih terlelap di ruangannya. Selama perjalanan mencari pedagang somay, senyum Prilly berkali-kali mengembang. Bagaimana tidak, semalam ia dan Ali kembali melakukan hubungan untuk yang kedua kalinya. Semuanya berjalan begitu saja, hingga Prilly kehilangan akal sehat dan menuruti kemauan Ali, ia menaiki Ali yang berbaring di ranjang rumah sakit, lalu meledak di dalam gelombang gairah secara bersamaan. Oh, yaampun, mereka melakukannya di ranjang rumah sakit dan pipi Prilly saat ini jadi merona, mengingat itu.




Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya Prilly menemukan pedagang somay yang sedang berhenti di area sekolah. Senyumnya mengembang, perutnya seakan meronta ingin segera di isi oleh somay. Perasaan lapar yang tidak pernah Prilly rasakan sebelumnya.



"Pak, somaynya 2 bungkus ya!" tidak sabar Prilly langsung memesan somay, ia juga berinisiatif untuk membelikan Ali juga, siapa tau saat ia kembali nanti Ali sudah bangun.



Setelah berhasil mendapatkan dua buah bungkus somay, Prilly segera kembali ke rumah sakit. Perutnya benar-benar semakin berontak saat ini, meminta segera diisi.



Prilly menghela nafas lega saat sudah sampai di depan pintu ruangan Ali, dengan pelan ia membuka handle pintu ruangan Ali lalu segera masuk.



"Prilly!" suara yang hampir saja terdengar berteriak, di dalamnya terdapat kecemasan sekaligus kelegaan, menyambut Prilly saat ia sudah sepenuhnya berada di dalam ruangan Ali.



Prilly seketika mendongak, dan menemukan Ali sudah membuka matanya, menatapnya dengan tajam, namun terselip rasa khawatir.



"Kemari!" suruh Ali, ia mengulurkan tangannya pada Prilly. Dan Prilly menurut, ia menggapai tangan Ali lalu Ali seketika membawa Prilly kedalam pelukannya.



CRY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang