Chapter 21

216K 7.5K 225
                                    

"Kamu gak boleh angkat itu!"



"Jangan lari-lari!"



"Kamu harus minum susu biar kandunganmu sehat"



"Vitaminnya jangan lupa!"


"Jangan pakai celana jeans!"


"Jangan pakai sendal yang tinggi-tinggi!"


"Kamu harus banyak istirahat, gak boleh banyak pikiran"




"Aku sayang sama kamu dan anak kita, jadi aku tidak mau kamu dan anak kita kenapa-napa, mengerti?"



Begitulah Ali, saat mengetahui Prilly hamil ia menjadi over protektif, tidak boleh melakukan apapun membuat Prilly dilanda rasa bosan. Namun begitu semua perlakuan Ali membuat hati Prilly menghangat, tidak menyangka kalau Ali sangatlah perhatian padanya terlebih saat mengetahui dirinya hamil. Kemarin, baru saja keluarga Ali di beritahu perihal kehamilan Prilly, tentu saja membuat kedua orang tua Ali bersorak sorai kegirangan, dan mereka berjanji akan segera berkunjung untuk menemui menantu yang sedang mengandung cucunya.



Pagi ini Prilly terbangun saat mendengar kegaduhan yang entah dari mana asal suaranya sekaligus tidak merasakan lagi sebuah pelukan yang hangat, perlahan matanya mengerjap, sambil mengumpulkan semua nyawanya, tangan Prilly bergerak kesamping, meraba-rabanya mencari Ali, saat tangannya tidak menemukan apapun di samping, ia menoleh dan melihat di sampingnya kosong. Kemana Ali?.





Prilly segera bangkit dari tidurnya, ia duduk di samping ranjang masih setengah menguap, matanya mengadah kesemua penjuru kamarnya mencari-cari Ali. Saat tidak merasakan ada Ali di dalam kamar, Prilly melangkahkan kakinya mencari-cari kedalam kamar mandi, dan ternyata di dalam kamar mandi kosong.





"Kakak" Prilly memanggil-manggil Ali, ia beranjak keluar kamar sambil mengucek-ngucek matanya.





"Kakak" kembali Prilly memanggil Ali saat dia sudah berada di ruang tengah rumahnya, semuanya nampak sudah rapi sekali. Siapa yang sudah membereskannya sepagi ini?. Ia kembali berjalan, mencari-cari Ali.






"Kakak diman---" ucapan Prilly terhenti saat melihat punggung Ali, bibirnya tersenyum saat mendapati Ali tengah berada di dapur, begitu sibuk sekali. Sesekali ia melihat Ali menyeka keringat di dahinya, terlihat sangat menggemaskan sekali bagi Prilly. Apa yang sedang Ali lakukan?.





Perlahan Prilly mengendap-ngendap mendekati Ali, tidak tahan untuk tidak memeluk Ali yang sangatlah menggoda untuk di peluk saat ini, melihat punggung tegap dan lengan berototnya yang tidak terbalut apapun membuat Prilly terpesona dan ingin memeluknya, rasanya pasti hangat sekali. Ah-- suaminya terlihat sangat mempesona sekali hanya menggunakan celana boxer saja.




Dengan pelan Prilly melingkarkan tangannya pada perut Ali, sehingga kini ia sudah memeluk Ali dari belakang membuat Ali tersentak kaget di buatnya.





"Selamat pagi" sapa Prilly lembut lalu menempelkan pipinya pada punggung Ali, aroma tubuh Ali membuat Prilly merasa nyaman dan semakin mengeratkan pelukannya.




Dan Ali tersenyum, ia mengelus tangan Prilly yang melingkar di perutnya lalu dengan pelan ia berbalik badan dengan posisi Prilly masih memeluknya hingga kini ia berhadapan dengan Prilly, ia tersenyum lalu menyampirkan anak rambut yang menghalangi wajah Prilly.




"Selamat pagi juga, sayang. Sudah bangun?" Ali berkata lembut, tatapannya penuh cinta dan Prilly sangat menyukai tatapan itu.




Prilly mengangguk sambil tersenyum, lalu Ali membawa Prilly kedalam pelukannya dan mengecupi puncak kepalanya berkali-kali, membuat senyum Prilly semakin mengembang dengan pipi yang sudah merona.





CRY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang