Ali memasuki rumahnya dengan perasaan campur aduk, langkahnya terlihat tidak bersemangat. Hatinya terasa kosong saat berada di rumah, tidak ada Prilly dan tidak ada cinta Prilly didalamnya. Rasa rindu akan kehadiran Prilly, semakin hari semakin menyesakkan dadanya. Semua terasa hampa, Ali ingin Prilly berada disini, disampingnya dan berada didalam pelukannya. Kalau dulu Ali tidak pernah sudi memeluk tubuh Prilly, tapi saat ini ia rela memeluk Prilly sampai kapanpun, memeluk Prilly membuat kebahagiaan tersendiri dihatinya, begitu tenang dan damai. Beberapa hari ini Ali selalu berusaha mendapatkan cinta Prilly walaupun pada akhirnya selalu berakhir sakit, karena Prilly berubah, gadis itu seakan tidak pernah menganggap keberadaannya. Setiap hari Ali selalu menjumpai Prilly di sekolah tempat Prilly mengajar, namun Prilly selalu menghindar darinya. Semakin Ali mendekatinya, Prilly malah semakin menghindar darinya.
Ali hampir saja frustasi karena usahanya tidak pernah berhasil sedikitpun, Prilly malah semakin dekat dengan Randy. Dan itu membuat Ali merasa takut, ia takut kalau Prilly berpaling darinya dan memilih Randy. Ia sudah berubah, harusnya Prilly tidak usah takut ia akan kembali menyakitinya. Kalau dulu menyakiti Prilly adalah kewajiban untuk Ali, namun saat ini sudah berubah, menyakiti Prilly adalah haram untuk Ali. Kewajibannya adalah membahagiakan Prilly, menebus semua kesalahannya selama 7 tahun ini.
Lalu, cara apalagi yang harus Ali lakukan agar Prilly bisa menerimanya kembali. Semua usaha yang ia lakukan selalu gagal dan nampaknya tidak berguna bagi Prilly. Namun, Ali tidak akan putus asa, ia sudah bertekad akan mendapatkan Prilly kembali memperjuangkan semuanya. Prilly hanya miliknya.
Disinilah Ali saat ini, berada di dalam kamar yang dulu ditempati Prilly. Ali merasa bodoh karena dulu menyuruh Prilly tidur berpisah darinya, bahkan ia memaki Prilly karena gadis itu awalnya menolak keputusannya untuk pisah kamar. Walau akhirnya Prilly mengalah dengan wajah yang ditekuk penuh luka. Mengingat itu dada Ali terasa sesak, sesal dihatinya semakin menjadi-jadi.
Dulu ia sering sekali mendengar isakan lirih Prilly dari luar, Ali tau kalau setiap malam Prilly diam-diam selalu menangis hingga suara tangis itu menyebar keluar kamar yang sunyi sekaligus sepi, dan tangisan itu keluar karenanya yang setiap hari selalu saja menyakiti Prilly. Entah dimana hati nurani Ali ketika dulu, ia sudah dikuasai oleh rasa benci pada Prilly hingga tidak ada celah untuk melihat Prilly dari sisi lain. Ali benar-benar merasa jahat bila kesakitan yang ia torehkan pada hati Prilly terngiang dikepalanya. Prilly memang salah karena sudah menghancurkan impiannya dulu, tapi bila dibandingkan dengan kehidupan Prilly selama 7 tahun ini yang penuh derita tentu Ali yang lebih salah karena sudah menghancurkan kebahagiaan Prilly. Belum lagi dua hari setelah pernikahannya dengan Prilly, kedua orang tua Prilly meninggal karena kecelakaan dan bodohnya Ali saat itu sama sekali tidak berada disamping Prilly, harusnya ia menegarkan hati Prilly, harusnya ia merengkuh Prilly, harusnya ia memberi semangat pada Prilly, harusnya ia menenangkan Prilly. Tapi nyatanya ia malah menyakiti Prilly, membiarkan Prilly menangis dengan raungan kesedihan dan penuh luka. Saat itu Prilly benar-benar rapuh tapi ia tidak ada disamping Prilly, ia lebih memilih pekerjaannya dan tidak mengikuti pemakaman mertuanya. Walaupun setelah itu ia mendapat ceramah 3 hari 3 malam dari kedua orang tuanya karena tidak ada saat mertuanya disemayamkan. Namun apa peduli Ali, ia menanggapinya dengan enteng dan beralasan kalau pekerjaannya tidak bisa ditinggalkan dan sangat penting. Prilly, pasti sakit hati saat itu.
Tapi entah kenapa Prilly tidak pernah membencinya, malah semakin hari Prilly semakin baik padanya, melayaninya dengan lembut dan penuh ketulusan, hingga ia terbelenggu dan tidak menyadari kalau Prilly sebenarnya sudah mengisi hatinya. Tapi saat ia sudah menyadari, semuanya sudah terlambat. Prilly sudah pergi, membawa hatinya hingga terasa menyakitkan.
Ali terduduk diatas ranjang yang biasanya ditiduri oleh Prilly, dielusnya dengan lembut sambil tersenyum. Membayangkan kalau kini Prilly tengah berbaring disana dan sedang tersenyum padanya. Matanya berkaca-kaca penuh luka, ia sangat merindukan Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRY WEDDING
FanfictionKadang hati tidak sejalan dengan logika. Kadang Cinta membuat seseorang akan melakukan apapun demi cintanya walau terdengar gila. Mengejarnya penuh obsesi, bermimpi menikah dengannya dan hidup bahagia bersamanya adalah impian semua orang yang memili...