9

16.2K 493 13
                                    

media diatas adalah axen wilfenson umurnya sudah 21 tahun banyak yang mengira dia anak SMA
*biarpun ayah mereka memiliki wajah yang tegas tapi bio dan axen malah keterbalikannyaereka dikaruniai wajah babby face atau wajah yang imut2 eaaa

ok lanjuttttt

HAPPY READINGGGHH \(>V<)/

suasana yang kurindukan telah kembali. kulihat dari tangga atas, papa yang sedang duduk diruang tengah sambil membaca koran dan ditemani secangkir kopi juga Tv yang menontoninya bukan papa yg nonton Tvnya. mama yang ada di meja dapur bersama bibi sedang menyiapkan sarapan. bio dan axen yang sedang menggoda mama hingga mama mengerutu kesal. terima kasih Tuhan puji syukurku pada Tuhan yang memperbolehkanku berkumpul kembali dengan mama, papa dan juga adik2ku. kuturuni anak tangga dengan senyum simpulku dan kulangkahkan kakiku ke papa. ya jujur saja dari dulu sebelum mama pergi aku itu nempel banget sama papa. Tak pernah bosan kupandangi pemandangan hangat keluargaku ini.

"pa.." panggilku.

"hmm?" gumammnya.

"tiara boleh duduk deket papa?" tanyaku.
papa menaikan alisnya dan menatapku.

"tentu saja, kenapa tidak?" balasnya. akupun langsung duduk disebelah papa dan memeluk papa.

"rara kangen banget sama papa" gumamku sambil memeluknya dan papapun membalas pelukanku.

"maafin papa ya ra selama ini papa udah cuekin rara sama ioio(dibaca yoyo)" sudah lama aku tak dipanggil seperti itu rara hihihi aku suka panggilan itu.

"widihhhhh pagi2 dah nempel aja kaya prangko ama papa, biasanya liat aja ogah" goda bio.

"diem lo kurap, ganggu aja kemesraan gw ama papa" balasku.

"sialan lu, kalo gw kurap lu apa? kudis?! hii" balasnya tak kalah keras dengan suara sentakanku tadi.

"papa liat tuh ioio jahat sama rara padahal dia cowok gak mau ngalah sama cewek" gerutukupada papa dengan manja. kulihat bio menatapku ngeri.

"ishhh geli tau gak lo kayak gitu, uwekkk pengen muntah gw liatnya" seru bio dengan wajah kegelian dan ingin muntah melihat aksiku tadi.

"buset kakak2 gw ini pagi2 udah berantem, kaya bocah ingusan aja kalian" seru axen dengan nada sok dewasanya.

"apa lu bilang gw bocah ingusan? kalo gw ingusan lo apa umbelan?!" seru bio.

"umbelan itu apa ya kak?" tanya axen dengan polosnya.

"arghhh tau ah gelap tanya noh ama tuh nenek lampir" jawab bio sambil mengarahkan dagunya kearahku saat mengatakan nenekblampir dan begitu saja. what? maksudnya gw nenek lampir gitu???! "BIooooooooooo dasar lo adek kurang ajar!" teriakku. membuat papa menjauhkan telingannya darikku. "kak umbelanb itu apa?" tanya acen polos padaku.

"umbelan itu sama aja ama ingusan. tunggu luu nanya gw berarto lo mengiyakan kalo gw nenek lampir?!" kutatap axen tajam dan dia terkekeh lalu berjalan pergi mejauh. takan aku biarkan adik bungsuku ini pergi begitu saja harus kuberi pelajaran. kuloncati sofa dan mengejarnya"axennn!" panggilku diapun menengok kebelakang dan berlari menjauhiku sambil tertawa.

"hahahha kak bioo nenek lampirnya ngamukk" serunya sambil berlari didepanku dia berlari kearah mama.

"ma, kak tiara kayak anak kecil tuh mau main kejar2an sama axen" adunya sambil ngumpet dibelakang mama.

"siapa yg lo bilang anak kecil hah! dasar bocah sini lo gw jutak pale lo" kataku sambil berkacak pinggang. kuhampiri dia dan pletak~ kujitak kepalanya.

"aduduh sakit kak, ih kak lo mah beneran jitaknya" gerutunya sambil memegangi kepalanya yang terkena jitakan.

"mana ada jitak boongan" sentakku.

"aaaa ....aduduhhh ma sakit" mama menjewer kupingku dan mengangkat sebelah alisnya sambil menatapku.

"peace ma peace becanda doang abisnya axen iseng" jelasku.

"aaaaAaaa aduhhh ma sakitt elah becanda ma maapin lah anakmu ini" jelas axenn yang terkena jeweran juga.

"hahahahahaha rasain lo berdua makannya jangan kaya bocah, sini ma makanannya aku bantu taro dimeja makan" dasar adik tukang jilat. mamapun melepaskan jewerannya dan memarahi kami seperti memarahi anak kecil saja. dikiranya kami anak umur 5 tahun kali.
taoi jujur saja aku senang ia memarahiku hihihi .

kami makan dimeja makan dengan tenang dan sedikit bergurau papa menggoda mama dan mama menceritakan masa2 mereka pacaran dulu.

apa aku bisa menemukan cinta yang seperti itu? bahkanbaku tak mengerti perasaan mencintai dengan tulus. pacaranpun gak pernah tapi udah punya tunangan aja. akupun menghela nafas panjang.

"ma, pa hari ini rara ada interview jadi rara duluan ya" jawabku sambil mengelap mulutku dengan tissu.

"kamu interview dimana? kerja apa?" tanya papa.

"aku melamar jadi sekertaris pa, dan akan kuberitahu kantornya kalau aku sudah diterima" jelasku dan mereka semua mengangguk ria.

"semoga berhasil" seru papa sambil mengedipkan sebelah matanya. kubalas dengan anggukan dan kedipan yang sama dengan papa.

"oh ya ax, ini kunci mobilmu" kuberikan konci itu pada ax dan dia menatapku bingung.

"mm... aku tak bisa menyetir, belikan aku motor saja kak yang gede harley davidson kalo boleh" serunya. udahbdibeliin mintanya yg mahal sia2 dong gw kasih dia mobil mahal yahh biarpun pake duit papa.

"aduhh motormah lu beli sendiri dah sono, ini mobil dari papa tapi gw yg milihin, noh minta ajarin brother lo nyetir sono oke my lil bro" seruku sambil menggodanya diakhir dan dia menampilkan wajah kesal saat kukatakan little brother. kuletakan kunci itu dimeja makan hadapannya dan beranjak pergi.

Tiara heart
Begitulah kelakuan kami setiap hari semenjak mama pulang sangat hangat dan penuh suka cita.
Terima kasih mama telah kembali aku sunggih bersyukur

BIO POV

hati ini memang terasa berbeda dipagi hari, menyenangkan kuharap akan selalu seperti ini.

kutatap mama dimeja makan yang sedang digoda oleh papa dan axen dengan aku yg ikut tertawa dan menabahkan godaan mereka. kak tiara sudah berangkat untuk interview tadi, jadi sedikit kurang lengkap. tiba2 aku teringat sesuatu tentang kak tiara.

"ma!" panggilku.
mama langsung menatapku begitu juga axen dan papa.

"iya?" balasnya.

"kak Tiara sudah bertunangan loh ma" kataku. kulihat expresi terkejut mama dan juga axen. papa? dia biasa saja karena dia sudah mengenal tunangan Tiara yamg ternyata rekan bisnisnya.

"What?! Kapan? papa kok gak kasih tau mama! jangan2 papa yang jodohin ya?! Tiara masih muda pa! papa tau kan perjodohan itu..." celtuk mama yang akhirnya ditukas oleh papa.

"Denger dulu ma! papa gak jodohin mereka, tapi mereka yang tiba2 nyamperin papa minta restu buat tunangan. yaudah papa ijinin, lagi juga papa yakin mama bakal ijinin juga" jelas papa. mama mengernyitkan dahinya menatap papa.

"tapikan pa Kaita blm mengenal tunangannya" seru mama.

"kita mengenalnya honey dan aku yakin jika kau tahu siapa tunangannya kau akan menyuruhnya langsung menikahi Tiara" tukas papa lagi dengan senyum yg sulit diartikan.

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang