27

4.8K 195 2
                                    

Kulangkahkan kakiku mengejar flowie yang berlari cepat sambil merutuki dirinya dan menangis. Saat kulangkahkan kakiku keluar ruangan kutatap tajam beberapa karyawati yang sedari tadi terlihat bersenang2 melihat flowie yang kesulitan dugaanku mwreka yang menyurih flowie.

"Siapa nama kalian?" Tanyaku dengan tatapan tajam kepada keempat karyawati itu. Mereka terdiam dan menunduk entah ada hal menarok apa dilantai.

"Saya tanya siapa nama kalian apa kalian tuli?" Sinisku yang membuat mereka tersentak.

"Sean"

"Brenda"

"Catherin"

"Angela"

Jawab mereka.

"Sedang apa kalian disini? Apa hal barusan tontonan yang menarik?" Tanyaku tajam. Mereka menggeleng bersamaan.

"Kalian tidak punya mulut untuk menjawab? Atau kalian bisu?" Sentak ku

"Maaf miss, kami hanya tidak sengaja melihatnya" jawab salah seorang dri mereka.

"Kembali bekerja!" Perintahku. Akupun kembali ingin mengejar flowie namun ia sudah tak terlihat disekitar sini.

Tapi aku tahu dimana dia berada tempat paling nyaman untuk mengurung diri dan juga menangis kulangkahkan kakiku menuju tempat itu.

--------
Suara isak tangis yang tertahan tersengar dalam sebuah ruangan yang mengeluarkan suara gemercik air. Beberapa orang terlihat sedikit terganggu dengan suara isakan itu akupun menyuruh 2 orang yang sedang mencuci tangannya segera keluar dan dituruti oleh mereka.

"Flowie" panggilku.

Suara isakannya tak terdengar lagi. Aku yakin ia menahannya.

"Flowie keluarlah ini aku Tiara"

"Kau tak perlu malu flowie yang kau lakukan tadi luar biasa"

"Dan kau tak akan dipecat aku akan membelamu flow"

"Ayolah keluar atau kau ingin aku memecat orang2 didepan pintu ruanganku tadi?"

"Angela, Brenda, catherin dan sean?"
Kusebut nama orang-orang tadi dengan nada bertanya penuh penekanan. Kudengar suara pintu yang dibuka dan bisa kulihat flowie dengan wajah dipenuhi air mata karena rasa malu akan perbuatannya tadi.

"It's Ok flow" kataku menenangkannya.

Dia berjalan ke arahku sambil menunduk dan meremas ujung pakaiannya.

"Maafkan aku"  lirihnya gemetar.

"Aku tahu itu bukan salahmu dan flow tolong ceritakan padaku apa yg sebenarnya terjadi" pintaku. Ia terlihat takut ragu dan gugup. Aku memaksanya untuk menceritakan hal yg sebenarnya terjadi dan akhirnya dia buka mulut dan setelahnya menangis.

Sekarang aku tau penyebabnya akupun menuntun flowie yg sudah berhenti menangis untuk mengikuti kursus dengan juga dengan tangannya.

Yap aku membawanya kearah ruangan Ben aku berjalan cepat dan bisa kulihat flow yg mencoba mensejajarkan langkahnya denganku dia sedikit takut dan ragu saat aku ingin membuka pintu ruangan ben.

" Kenapa flowie ayolah aku hanya ingin mbantumu, kau ingin dipecat olehnya ? Tidak kan"  setelah kukatakan itu ia menarik napas dalam dan menghembuskannya lalu menatapku dan mengangguk. Akupun membuka pintu dan menarik flow untuk ikut masuk.

"Ben aku ingin....." Kata-kataku terputus saat aku melihat seseorang yg bukan Ben sedang menatap terkejut kearah ku dan terlihat rahangnya yang mengeras. Dia disini, orang yg kurindukan selama ini dan kunantikan...

"Tiara?" Dia menyebut namaku dan Dia menghampiriku juga memelukku erat seakan benar2 tak ingin melepaskan ku dri pelukannya.

"Mark"

Maaf lahir update author bener2 lgi banyak kerjaan dan lgi gak mood nulis bahkan cerita yg harusnya author upload yg judulnya VALENTINE DAY tgl 14 kemaren telat author upload maaf ya semua udah bikin kalian nunggu kelamaan dan jangan lupa ya cek profil author dan cek karya2 author baca yg valentine day yak semua udah complit ceritanya dibaca ya untuk mengisi waktu senggang kalian 😘

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang