22

6.5K 252 9
                                    

"Aku tidak  membunuhnya... aku hanya ingin memalsukan kematiannya" seru seorang pria paruh baya yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon gengamnya.

"...."

"Gadis  yang ingin dia bunuh ini adalah cucuku, dan kau tahu orang seperti apa aku dan apa yang bisa kulakukan pada orang2 seperti kalian yang berani  sejentik jari saja menyentuhnya! aku tidak akan segan membunuh kalian!" Sentak pak tua itu.

"...."

"Aku tak akan pernah mengatakan keberadaanya padamu!" Tegas pria tua itu.

"Jika kau memberitahukan kebenaran tentang cucuku dan aku memalsukan kematiannya jangan harap kau bisa melihat keluargamu hidup!"

"Kau tahu bukan Aku tega menusuk cucuku sendiri, bagaimana bisa aku tidak tega membunuhmu dengan penuh penyiksaan beserta keluarga kecilmu itu!" Tegas pak tua dengan suara lantang tegas dan penuh penekanan.

"Ya tutup saja telponmu dasar brengsek! Tidak kusangka anak yang kuanggap seperti cucuku sendiri memintaku membunuh cucu kandungku, kurasa aku menyelamatkan orang yang salah/ karena aku yang salah mendidiknya" renung pria tua itu pada dirinya sendiri tampak wajah kesal namun sendu diwajahnya.

"Maafkan kakek tiara" serunya sambil memandang tubuh gadis yang terbaring lemah dengan infus juga berbagai alay bantu yang menempel ditubuhnya juga beberapa ramuan herbal yang membakut lukanya.

"Maaf telah memberimu rasa sakit, itu untuk meyakinkannya bahwa kau sudah mati, maafkan kakek tiara" seru pria itu sambil menetrskan air matanya dan membasahi pipinya.

"Trryryyyyrtrrrtryy~
Dering ponsel pak tua menghentikan tangisnya.

"Ya?" Serunya,

"Benar, aku pesan 2 tiket pesawat untuk selasa minggu depan"

"Bersama cucuku"

"Ia akan segera membaik"

Kakek tua itu langsung menutup ponselnya dan menatap tiara kemudian mencium kening tiara dan keluar dari kamar yang ditempati tiara.

...
Sudah seminggu  tiara  melewati masa kritisnya dan sudah benerapa hari ini ia mulai sadarkan diri. Namun hari ini ia jauh lebih baik.

"Siapa kau? Aku bertanya tapi kau tidak menjawabnya ssshhh perih pelan-pelan dong pak tua aku sekarat kau tahu!" Seru tiara yang memarahi laki2 separuh baya berbadan kekar dan jangkung yang sedang mengobati luka diperut juga dadanya.

"Yg terpenting sekarang kau harus kuobati setelahnya baru ku ceritakan mengerti gadis belut" seru laki2 itu menekan luka tiara dengan beberapa racikan obat2an alami yang membuay tiara menjerit kesakitan.

"Itu akan menahan rasa sakitmu, lihat karena kau banyak bergerak jahitannya rusak dan harus kujahit ulang" seru pak tua sambil mengganti infus tiara.

Tiara pov
Sudah seminggu lamanya aku tidak sadarkan diri dan sekarang sudah 5hari aku hanya terbaring dikasur rumah pak tua itu. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa selamat kufikir aku akan mati saat itu. Tetapi Tuhan masih menyayangiku karena saat aku membuka mata aku masih berada didunia dan dikamar yang cukup nyaman tenang dan terasa damai hanya saja bau obat herbal yang tidak kusukai yang mengangguku.

Aku tidak percaya wanita itu benar2 melukaiku bahkan ia ingin membunuhku dengan menyewa pembunuh bayarannya, itu tidak penting sekarang yg terpenting siapa pak tua itu dan kenapa aku dirawat oleh pria tua ini.

"Hei pak tua jawab aku" seruku lagi.

"Saat lukamu sudah membaik akan kujawab pertanyaanmu" seru pak tua itu.

"Setidaknya berikan aku namamu atau kau lebih senang dipanggil pak tua?" Balasku.

"Albert" jawabnya.

"Hmmm... albert" gumamku. Ia sedang sibuk menyiapkan beberapa suntikan untukku kurasa karena dia harus menjahit ulang luka yg ada diperutku dan aku tidak mau mati sebelum waktunya itu gak enak dan rasa sakit yg kau dapatkan setelah tersadar itu benar2 luar binasa sakitnya bahkan takan hilang  begitu saja, tidak boleh bergerak sembarangan atau jahitanmu akan terbuka dan itu ngilu juga nyeri saat terbuka.

...

Mark pov

Sudah seminggu lebih aku tidak pulang ke rumah dan menghabisakan waktuku untuk bekerja entah kenapa rasanya ada hal yang kupikirkan dengan mengingat kondisi tiara saat ditemukan sehabis ledakan di basement.

Bagaimana bisa ada bom di perusahaan ini? bagaimana bisa ia meninggal dengan hal keji seperti itu... saat kulihat rekaman cctv ada sebagian rekaman yang dihapus.

Tanpa kusadari aku meneteskan air mata yang sudah membasahi pipiku.
Penyesalan menyeruak dalam diriku. Andai aku tidak membuatnya marah waktu itu aku yakin dia masih hidup maafkan aku tiara...

Dering telepon membuatku tersadar dari lamunanku .

"Ya mom?" Kujawab panggilan yg ternyata dari mom.

"....."

"Maafkan aku mom, aku akan menemui junior setelah pulang kantor" jawabku.

"...."

"Iya mom, aku sehat"

Setelah berbicara di telpon aku baru menyadari aku terlalu larut dalam pekerjaanku sampai melupakan junior dan aku baru saja ingat kalau aku belum makan dari kemarin.

Kulangkahkan kakiku pergi meninggalkan bangku kerjaku dan berjalan menuju cermin yang tersedia diruanganku dapat kulihat bulu-bulu kasar didaguku juga rambut yang tak tertata membuatku tampak tidak terurus aku benar2 tampak kusut dan tidak sehat.

"Hffff~" aku ayah yang payah bagaimana bisa aku melupakan junior dan membiarkannya bersedih.

Aku yakin dia sangat sedih walaupun junior memiliki pemikiran yang dewasa.

Author Pov

Mark yang berjalan memasuki sebuah oekarangan rumah mewah itupun dikejutkan oleh teriakan anak kecil dari arahbointu yang berlari secepat mungkin kearahnya dan memeluknya.

"Daddy~" serunya sambil menangis tersedu2

"I miss you" gumam anak itu yang membuat hati mark terasa nyeri mendengarnya. Betaoa bodohnya dirinya mengabaikan junior dan sibuk dengan pemikirannya sendiri markoun memeluk erat junior dan mencium pipinya yang basah oleh air mata.

"Maafkan daddy junior, maafkan daddy telah mengabaikanmu sorry son" bisik mark dikuoing junior sambil memeluk erat anaknya yang digendongannya sekarang ini.

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang