part 1

409 14 6
                                    

Aku Anif, kepanjangannya Lianif odelin yang sering di panggil Anif. Aku anak pertama dari 2 bersaudara, iya yang satu lagi adikku Melody namanya. Kata Melody di ambil dari ibuku yang suka bernyanyi dan ingin di teruskan oleh adikku. padahal, aku lebih senang bernyanyi di bandingkan adikku, tapi aku tidak pernah iri mengapa tidak aku yang di beri nama Melody. Melody adikku yang paling cerdas dan baik, aku sangat bersyukur memiliki adik seperti dia. Dia memang sangat cerdas, ia selalu mendapatkan juara di kelasnya. Itulah mengapa ibuku sangat menyanyangi adikku di bandingkan aku. Ayahku, sudah lama meninggalkan kami, yang aku sendiri tidak tahu kemana dia pergi serta bagaimana wajahnya. Kata ibu, ayah pergi sejak aku di lahirkan.

***

Hari itu kami pengambillan raport semester, aku duduk di bangku kelas 3 SMP, dan adikku kelas 4 SD. Ia, aku memang tidak sepintar adikku, rengkingku sangat jauh darinya 36 dari 40 siswa. mungkin itulah sebabnya mengapa ibuku sangat membenciku.

Tapi, aku tidak menganggap itu semua kebencian, aku selalu berfikir positif menanggapinya. Aku memang tidak suka belajar, sangat sulit otakku untuk menerima pelajaran walaupun aku sudah banyak mencoba. Mulai dari menyukai gurunya dan menyukai pelajarannya. Tapi hal hasil aku tidak pernah mendapat nilai bagus.

Tapi, aku selalu mendapat nilai bagus di bidang kesenian. Memang aku sangat menyukai kesenian, terutama di bagian menyanyi. Sering aku menyikuti audisi menyanyi, hanya saja ibuku selalu melarangku untuk mengikutinya. Pernah sekali aku mengikuti pentas menyanyi sekecamatan. Itu untuk pertama kalinya aku mengikuti audisi langsung, aku mendapat hadiah bersama satu temanku, kami di beri uang 1juta, biaya nginap di hotel, dan liburan ke Bandung gratis.

Tapi, aku tidak sampai liburan ke kota Bandung, itu semua karena ibuku yang tidak memperbolehkanku ke sana. Waktu pentas seni saja ibuku tidak hadir untuk melihatku dan serta piala pertama yang kudapat. Aku tidak tahu kenapa ibuku tidak hadir saat itu, yang jelas aku tidak ingin berfikiran yang negatif. Hal itu dapat membuatku menangis dan iri pada anak-anak yang lainnya.

Padahal, kota Bandung adalah satu satu kota di Indonesia yang sangat ingin di datangi. Aku hanya mendapat 500 ribu dan nginap di hotel. Tapi, walaupun begitu aku tetap bersyukur, aku adalah satu-satunya anak yang beruntung mendapatkan seperti itu di sekolah, setiap sekolah hanya di ambil 1 siswa saja. Sebenarnya sebelum masuk audisi itu kami di pilih 5 orang yang salah satunya aku. Lalu di seleksi sampai dapatlah satu anak saja. Melody, adalah orang yang paling menguatkan tekad ku dalam mengikuti audisi tersebut, walaupun ibu berpendapat lain.

Sesampainya di rumah, ibuku memarah-marahiku dengan nilai raport ku yang jelek. Ibu membanting meja, memukuliku dan aku hanya dapat diam dan menahan air mata yang hampir saja mengalir di pipiku. Melody yang cerdas trus menghalangi ibuku untuk memukuliku. Sungguh, aku tidak sanggup dengan semua ini. Melihat ibuku yang selalu memarahiku dan adikku yang selalu berusaha melindungiku. Ingin sekali aku mengatakan semua pada ibuku tentang apa yang aku rasakan, tapi ku tahu itu hanya membuat semua semakin kacau.

"memang kau ya, gak tahu malu sudah di sekolahkan tapi gak pernah membuat bangga." katanya sambil menunjuk ke arahku dan dengan suara yang sangat keras.

Bibirku bergetar, dan air mata yang sudah dari tadi kutahan mengalir deras di pipiku. Aku menngeluarkan semua lalu segera ku hapus. Lalu tiba-tiba adikku berteriak kecil.

"uddaaahhhhhh......." teriak adikku, yang membuat ibuku melirik ke arahnya. "ibu jangan marahi kak Anif lagi! Kasihan kak Anif ibu marahi terus."

Ibuku segera meninggalkan kami. Adikku menghampiriku dan memelukku, aku bingung harus apa. Disisi lain aku cemburu pada adikku yang setiap perkataannya di turuti begitu saja, tapi disisi lain dia sangat menyanyangiku.

Aku tidak kuasa melihat tangan kecilnya yang berusaha menghapus air mataku dan menenangkan aku. "tidak, kakak tidak papa" Sambil aku berjalan menuju kamar meninggalkannya sendiri.

Aku berlari kecil ke kamar dan menutup pintu kamarku. Aku duduk tempat di depan jendelaku, yang terdapat taman kecil yang sengaja aku buat biar kamarku terlihat lebih segar.

------------------------------&---------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh yah guys, jangan lupa di Vote dan Command kalau sudah di baca yah. Pliss!!!😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang