part 5

110 11 7
                                    

Aku berjalan menuju ruang kelasku, melewati lorong-lorong kelas dan adik-adik kelas 7. Langkahku terhenti di depan papan pengumuman yang banyak terdapat pengumuman dan di sampingnya adalah madding-mading kelas kami yang masih tertempel hasil karya anak tahun lalu.

Namun, masih tetap kelihatan bagus di pajang. Aku melihat-lihat pengumuman tentang audisi yang bisa aku ikuti.
Yap.. audisi bermain piano tingkat SMP dan SMA di jalan mawar no 1. Aku terus membaca sampai aku menemukan tulisan yang bertuliskan  tahun 2014.

"astaga... tahun lalu rupaya. Kok masih di pajang-pajang aja sih." Aku meninggalkan papan pengumumannya dan berjalan menuju kelasku.

Aku masuk kedalam kelas yang sebagian sudah berada di dalam kelas, biasa menghabiskan waktu untuk menonton video dan bermain game dengan persedian wifi yang sengaja di buat di sekolah.

Aku berjalan menuju bangku ku nomor dua paling belakang. Tempat ini memang paling aku suka, dimana jauh dari jarak guru dan bisa terselip untuk tertidur.

"ahh... hari ini pelajarannya sungguh membosankkan."

Aku langsung mengambil posisi untuk tidur sebelum lonceng di bunyikan, baru aja memiringkan kursi dan menundukkan kepala di tangan yang sengaja aku lipat, sudah bunyi lonceng masuk. Aku tidak mempedulikannya sampai gurunya masuk ke dalam kelas, begitupun teman-teman sekelasku yang masih dalam posisi yang berantakan.

"panggilan kepada Anif, untuk segera menemui ibu Santa." suara dari lapangan terdengar keras membangunkanku.

Aku spontan tegap melihat kawan-kawanku yang juga melihat ke arahku.
"aku dipanggil?" Tanya ku memperjelas.

"iya lo di panggil buk Santa" jawab kawanku.

Aku segera berlari keluar kelas, hatiku mulai campur aduk mau apa aku di panggil bu Santa? Rasanya aku tidak ada membuat kesalahan. Aku terus berfikir dengan hati yang kacau serta gelisah.

Sampai di depan majelis guru, ku hirup nafas panjang sambil mengetuk pintu. Ibu Santa mempersilahkan aku masuk, dan langsung aja aku berjalan menuju mejanya.

"ada apa buk?" Tanya ku yang mulai ketakutan.

Bu Santa mempersilahkan aku duduk di kursi, jadi posisi kami berhadap-hadapan.

"ibu sudah melihat prestasi kamu di bidang seni, sekolah kita mendapat undangan mengisi acara di salah satu yayasan kita. Ibu pengen kamu yang pergi kesana. Bagaimana kamu mau?"

"ha? Emm tapi bu..?" belum lagi aku menyelesaikan bicaraku, bu Santa langsung memotong pembicaraan.

"kamu tenang saja, semua fasilitas dan serta keperluan kamu sekolah yang mennaggung. Kalau kamu setuju, ibu sendiri yang akan mengajari kamu."

"emm.. saya pikir dulu ya buk. Belum bisa kasih jawaban sekarang." Jawabku.

"oke, kalau begitu baiklah. Tapi ibu katakan sama kamu, jangan pernah menyianyiakan kesempatan." Kata ibu itu sambil menuntup pembicaraan.

Aku mengangguk ia dengan perkataan ibu Santa.

Setelah itu aku permisi keluar, bu Santa memperbolehkan ku. Ku buka pintunya lalu kembali lagi aku keluar. Setelah di luar aku menghembuskan napas panjang, dan berjalan kembali ke kelasku. Selama di jalan aku terus berfikir tentang perkataan bu Santa tadi, yang membuatku menjadi lebih berfikir tentang penawarannya tadi.

Aku berjalan menuju kelas,
"hah... malas sekali harus belajar." Langkahku terhenti saat pembelokan ke ruang kelas, aku membelok berlawan arah menuju kelas 8d dan 8e lalu dibelakangnya toilet wanita dan pria.

-----------------------------&-----------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh iya jangan lupa habis dibaca
di Vote dan di Command yah!!! 😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang