part 23

44 1 2
                                    

Fino memasuki motornya tepat di sebuah taman yang tak asing bagiku. Aku pernah ke taman ini, bersama temanku sewaktu aku duduk di kelas 1 smp. Ia itulah terakhir kali aku menginjakkan kakiku di taman ini.
Aku tidak tahu banyak soal taman ini, taman ini jelas bukan taman mawar yang sering ku kunjungi. Di taman ini banyak berbagai jenis tanaman yang membentuk suatu lingkaran besar dengan corong air di tengah-tengahnya, atau bahkan bunga-bunga sejenis yang dibentuk berkotak-kotak untuk membedakan jenis yang satu dengan yang lainnya.

Taman ini dibuat gratis buat siapapun pengunjung yang ingin melihat atau bahkan hanya ingin bersantai saja. Fino memarkirkan motornya tepat di tempat berbarisnya berbagai jenis motor yang disusun rapi oleh penjaganya. Setelah Fino meluruskan parkirannya, akupun segera turun dari motornya. Setelah itu Fino menyusul, aku tidak tahu ia ingin membawaku kemana, tapi yang jelas masih banyak yang aku ingat dari taman ini.

Aku mengikuti Fino dari belakang yang menuntun jalan menuju ke suatu lokasi tempat duduk serta jual-jualan yang ada di sekitarnya. Fino menawarkan apapun sesuatu cimilan kecil untuk kami bawa selama kami asik mengelilingi taman berurukuran 2 km ini. Setalah selesai berdialog singkat dengan penjual, kami memutuskan untuk mengelilingi taman ini dengan beralan santai.

"Lo dah pernah ke sini Nif?" Ucap Fino padaku yang masih berjalan di depanku..

"Ya.. dulu, dah lama banget Fin" jawabku yang asik memandangi taman bunga-bunga kecil yang tersusun rapi.

"Lo ngapa jalan di belakang gue sih, kayak anak ayam aja" sambung Fino yang menatapku tepat di belakangnya.

Aku hanya tertawa, namun masih diam di tempat. Bagiku jalan di samping Fino, membuat orang-orang akan mengira kalau kami ini pasangan yang baru.
"Peduli apa kata orang" yah mungkin itulah kata yang paling tepat untukku saat ini. Tapi jujur saja, aku masih canggung berjalan bersebelahan dengan Fino tokoh di mimpiku 2 hari yang lalu ini dihadapan banyak orang seperti ini.

"Yah.. malah diam" ucapan Fino yang mengagetkanku. "Kenapa? Lo malu jalan di sebelahku? Emang aku kurang oke gitu?" Tanyanya yang jelas membuatku muak.

"Apaan sih lo.." ucapku kesal padanya.

"Lah trus kenapa? Napa lo gak jalan di samping gue. Lo jalan di belakang gue kayak lo  bodyguard gue aja" ucap Fino yang ikutan kesal.

Aku menarik nafasku dan menghembuskannya keras. Lalu ku tatap kedua matanya sambil berjalan tepat di sampingnya. Ku lihat ia mulai menarik senyumnya, dan aku tidak tau apa yang ia sedang fikirkan, tapi yang jelas aku sudah mengikuti perintahnya.

"Gitu dong.." ucapnya dan di lanjutkan dengan tawa kecil di sudut bibirnya.

Kami terus menelusuri taman ini, dan sambil bercerita-cerita kecil. Mataku kini terfokus pada bunga warna warni di taman ini, dan mencari-cari bunga kesukaanku si mawar mungil yang duri yang kecil sebagai pelindungnya. Tapi, di taman ini tidak ada sama sekali bunga mawar. Walaupun begitu, aku tetap merasa senang Fino mengajakku ketempat ini. Rasanya tempat ini membuatku tenang dengan warna-warna bunga yang mencolok membuatku rasanya bahagia sekali.

"Nif, lo suka gak gue bawain ke sini?"

"Suka kok Fin. Tapi, taman ini tidak lebih baik dari taman yang sering ku kunjungi"

"Yang di mana Nif?" Tanya Fino mulai penasaran.

"Taman bunga mawar, tidak jauh dekat rumahku. Kalau di sana khusus untuk bunga mawar saja, dan semua warna bunga mawar ada di sana. Tamannya memang sangat kecil Fin, makanya banyak orang yang tidak tau tempat itu. Tapi di ujung taman itu ada danau yang tenang sekali, kalau aku lagi bosan aku sering duduk di tepi danau itu." Kataku panjang lebar badanya.

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang