part 9

79 7 2
                                    

Setelah sampai kami berdua turun dan dia langsung memesan pesanannya, aku milihat kearah handphone dan melihat jam berapa sekarang.

"ohh.. syukurlah karena kami dipulangkan tadi, sekarang masih jam 10 pagi." Kataku dalam hati.

Tiba-tiba Fino muncul, "kamu mau pesan apa?" tanyanya.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku pertanda aku tidak ingin makan.

"masa, aku sendiri yang makan. Kamu juga makan deh!" paksanya.

"enggak Fin, aku masih kenyang," jawabku sambil tersenyum. Tak berapa lama, pesanan Fino datang. Fino pun menyambutnya dengan kedua tangannya.

"ya udah, aku makan yah?" tanyanya meminta persetujuan dariku. Akupun mengangguk dan sedikit tersenyum padanya. Sambil makan, pembicaraan kami tidak terhenti sampai di situ,

"oh iya Nif, tadi lo kok ninggalin gue ditaman sih?" tanyanya sambil meluncurkan satu suapan ke mulutnya.

Aku sempat kaget dan bingung harus menjawab apa, aku hanya tertawa dan menggaruk kepalaku, yang sesungguhnya tidak gatal.
Karena dia tidak menanyaiku lagi, sekarang aku yang bertanya
"trus, lo kok bisa bangun?" tanyaku, kini aku benar-benar menatap kedua matanya.

"hmm.. gue di bangunin Pak Agus tau, gilak ajah. Syukur-syukur dia enggak nyiram gue" jawabnya sambil terkekeh dan kemudian melanjutkan makannya.

Aku hanya bisa tertawa dan enggak kebanyang waktu Pak Agus harus membangunkannya yang sedang tidur di taman saat jam pelajaran berlangsung. Pak Agus adalah petugas bersih-bersih di sekolah. Tidak terasa akhirnya ia selesai juga makannya, ia meletakkan mangkok di sampingnya dan mengeluarkan sesuatu di saku celananya.

"setelah ini kita pulangkan?" tanyaku.

"kamu ngapain sih buru-buru banget? Akukan baru selesai makan nyantai aja dulu" katanya dengan santai.

Mendengar perkataannya terkejut, aku yang mencoba tenang hanya terus melihat jam di hanphone ku yang sudah bolak-balik aku lihat. Aku melihatnya yang terus bicara tentang keluarganya, tentang adiknya perempuan yang sudah mengenal pacar-pacaran.
Saat dia terus bertanya dengan ku, aku hanya bisa menjawabnya dengan kurang fokus, aku kepikiran mau jam berapa kami pulang. Dia yang melihatku saat itu gelisah, kemudian ia memanggilku, "Anif?" tanyanya yang kemudian kenyadarkan aku.

"kamu kenapa sih? Yah udah kita pulang." Ia berdiri dan langsung membayar kepada penjualnya.

Aku yang melihatnya saat itu hanya bisa diam dan enggak bisa bilang apa-apa, disisi lain aku harus cepat pulang.

Ia terus berjalan ke motor dan kemudian menaikinya, aku hanya mengikutinya dari belakang dengan langkah kecil-kecil yang mulai ragu. Ia melihatku, "lah, ayok!" katanya.

Aku melihat raut wajahnya yang masih bahagia-bahagia saja, aku langsung mempercepatkan langkahku dan kemudian menaiki motornya. Dalam hati aku berkata, "Semoga dia tidak marah!"

Saat aku sudah benar-benar menaiki motornya, ia kemudian melajukan motornya dengan kecepatan rendah. Saat kami sudah berada di didepan gang rumahku, aku menghentikannya agar ia tidak masuk kedalam. "eh... disini aja Fin!" ia pun menghentikan motornya dan tampa bertanya mengapa.

Oh syukurlah dia tidak bertanya apa-apa, kataku dalam hati. Aku segera turun dari motornya, "thanks ya, udah di antarin?" Jawabku.

Fino, membuka helm yang ia kenakan, dan hanya membalas senyumanku tampa ada kata-kata apapun. Iapun segera menutup kembali helmnya, dan melajukan motornya meninggalkanku.

-----------------------------&-----------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh iya jangan lupa habis dibaca
di Vote dan di Command yah!!! 😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang