part 19

49 3 0
                                    

Tak ada orangtua yang tak sayang sama anaknya.
Rasanya pepatah itu sudah tidak ada lagi dalam kehidupan Anif. Perasaannya kini hancur, harapan serta bayang-banyangnya akan keindahan dunia ini sesungguhnya kini telah hilang.
Guys bagaimana ceritanya?
Di bawah ini ceritanya lebih seru.
-------------------------------------------------------------

"Mau ngapain guru kakak ke sini kak?"

"Hmm... mau ngomong sama ibu"

" ngomongin apa kak?"

" kakak terpilih membawakan acara di sekolah kakak"

" oh.. bagus dong kak. Tapi gituan ajah kok harus permisi sama ibu?"

" soalnya kakak bukan tanding di sekolah dek, tapi di salah satu yayasan milik sekolah kita"

" kakak tanding apa? Pasti nyanyi, ya kan?"

"Kok kamu tahu"

" tahulah, kakakkan suaranya bagus. Bergelombang uaha...ha..ha..aaa" suara Ody yang menirukan suara bergelombang.

" ahh kamu biasa ajah"

" jadi berapa orang yang ikut tanding itu kak?"

" kakak sih kurang tahu dy, tapi yang jelas kata bu Santa kakak satu-satunya yang terpilih disekolah ikut itu"

"Wiiihhh... hebat" pujinya.

"Kamu juga hebat kok, kamu satu-satunya kelas 4 yang bisa ikut olimpiade matematika"

" berarti kita sama-sama hebat dong kak. Hahaha"
Dan kami berdua saling tertawa.
***

Tepatnya jam 5.15 sore, ibu pulang dari tempat kerjanya. Adikku Ody langsung menyambutnya dan memeluk ibuku, aku melihatnya di dalam kamarku. Aku pun langsung keluar dan mendekati ibuku untuk mengambilkan tasnya, tapi seperti biasa ibu selalu menolak untukku bawakan tasnya.
" tak usah" ucap ibu, melody dan aku terdiam melihatnya, tapi kami berdua tidak berkutik sama sekali.

Akupun bergegas kembali ke kamarku, kulihat mereka yang sama-sama berjalan menuju dapur dan melihat isi tujung saji tersebut.

Akupun duduk kembali ke kursi belajarku, dan memutar-mutar buku novel yang hendak ingin ku baca namun terlalu tidak napsu. Tiba-tiba pintu kamarku di ketuk, akupun melihat kearah pintu tersebut, ternyata Ody yang sedang mengetuk pintu kamarku. Ia pun segera masuk dan berjalan mendekatiku.

"Kak, ayo kita makan!" Katanya mengajakku.

"Enggak dy, kakak belum lapar. Nanti ajah kakak makannya" jelasku padanya dengan matanya yang menatap serius padaku.

Tiba-tiba dari pintu luar terdengar suara mama.

"yah sudah kalau dia enggak mau jangan di paksa" kata ibu dibalik pintu dan sambil berjalan.

Perkataan ibu membuatku menjadi semakin tidak semangat, Ody kini menatapku dengan penuh arti tapi aku memutarkan badan dan tidak mempedulikan Ody disebelahku. Aku mencari kesibukan dengan melanjutkan bacaan yang telah ku baca tadi.

Ody tidak mengucapkan satu katapun, mungkin ia terlalu takut untuk menggangguku. Ia pun berjalan meninggalkanku sendiri dan kemudian menutup rapat kamarku. Sesungguhnya aku sangat menyayangi Ody. Dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang selalu menyemangatiku dan mampu membuatku dapat tersenyum kembali saat aku dalam keadaan sedih. Ia juga selalu dengan berani membelaku di hadapan ibuku walaupun mengingat ia masih duduk di bangku kelas 4 Sd, dan mendukung segala apapun yang aku kerjakan.

Tapi, ibu selalu membedakan rasa sayangnya pada kami berdua, dia lebih menyayangi adikku, bukan maksudku iri padanya tapi aku tidak pernah sanggup melihat ibu yang selalu membentakku dan lebih memilih Ody. Aku melihat tulisan-tulisan di novel yang sedang ku baca, lama-kelaman tulisan itu semakin memburam. Ternyata mataku mulai berkaca-kaca menahan air mata, saat di mana titik aku tidak tahan lagi. Aku menggenggam erat tanganku dan air mataku tumpah begitu saja mengalir dipipiku dan menetes di buku milikku. Setelah akhirnya aku sadar, aku cepat-cepat menghapus air mataku dan tidak ingin mengingat luka di hatiku yang membuatku semakin tidak tahan.

***

Ody dan ibuku sekarang sedang makan malam berdua di meja makan, merekapun terus berbincang-bincang tentang Ody yang mengikuti olimpiade matematika di sekolahnya. Ibuku terlihat bigitu senang saat mendengar anak kesayangannya terpilih mengikuti salah satu olimpiade di sekolahnya. Melody pun begitu sangat semangat menceritakannya pada ibu. Setelah makan malam itu selesai, ibu mulai memberes-bereskan semua piring yang ada di meja makan milik mereka.

"Oh iya buk, tadi guru kak Anif datang loh" teringat dengan kedatangan guru tadi.

"Oh ya? Ngapain gurunya datang ke sini?" Balas ibuku penasaran

"Kata kak Anif, dia terpilih mengisi acara di sekolahnya" sambungnya.

"Oh ya?" Tanya ibu memastikan.

"Ia bu" kata ody sekali lagi menyakinkan ibunya.
Wajah ibu langsung terlihat lain saat mendengar kata-kata dari Ody tadi.

***

Aku yang sedang kelaparan, akhirnya aku berniat keluar dari kamar dan aku melihat Ody dan Ibu yang masih sedang di dapur.

"Ini kak Anif ma" Ody pun berjalan mendekatiku dan menggenggam tanganku dengan kedua tangannya sambil menatapku.

"kak, kakak tadi bilang kakak terpilih ngisi acara sekolah kakakkan?" Tanya Ody dengan penuh harapan.

Aku melihat ibu yang sedang melihat ke arahku, aku membaca mata ibu bahwa sesungguhnya ia sangat tidak menyetujui itu semua. Kemudian, mataku kembali beralih pada Ody yang masih menunggu jawabanku,

"Ody dah makan? Kakak mau makan nih laper banget" jawabku tersenyum padanya yang berjalan ke meja makan dan melewatinya.

Saat itu ia sangat heran melihatku, matanya kini bergantian melihat kearah ku dan ibu. Ibu yang saat itu sedang sibuk membersihkan sisa makanan mereka tadi  dantidak mempedulikan ucapan Ody.
Aku tahu perasaan Ody saat itu, ia pasti sangat kecewa. Melihat usia nya yang masih sangat kecil, sungguh aku tidak pernah rela melibatkan ia akan semua masalah ibu padaku. Aku yang masih sibuk menuangkan nasi di piringku, ku lihat Ody berjalan pasrah menuju kamarnya.
Aku hanya dapat menahan sendiri rasa kekecewaan adikku itu.

------------------------------&---------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh yah guys, jangan lupa di Vote dan Command kalau sudah di baca yah. Pliss!!!😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang