part 4

140 11 5
                                    

Aku berlari-lari kencang sampai ke ujung gang rumah, dan berharap segera mendapatkan anggkot yang tujuannya ke sekolahku. Tapi, sesampainya aku masih harus menunggu angkutan yang mengarah ke sekolahku.

Aku terus melirik kearah jam tangan ku dan berharap agar tidak terlambat datang ke sekolah. Karena jika terlambat lebih dari 5 menit saja, maka kami akan di pulangkan. Aku terus melihat kearah kanan-kiri, tapi satupun angkot tak kunjung datang.

Banyakpun yang datang bukan ke tujuan arah sekolahku. Tiba-tiba tanpa ku sadari sebuah motor besar keren yang berhenti di hadapanku. Aku sepontan kaget, tanpa tahu siapa di dalamnya.

"Anif? Belum berangkat. Dah jam berapa ini." Sambil melirik kearah jam tangannya.

"Fino" aku kaget setengah mati. Apa ini yang di maksud mimpiku tadi malam.

"udah, kita barengan aja, tar telat lagi!"

Aku tidak menjawab ajakannya, aku merasa apa yang aku mimpikan tadi malam menjadi kenyataan hanya saja, kami jalan-jalan dengan Honda untuk berangkat kesekolah bareng.

"Anif? Buruan." Katanya menyadarkan aku.

Tanpa berfikir panjang, akupun segera naik ke motornya, dengan rasa degdegan luar biasa, yah karena ini kali pertamanya aku memakai motor gede.

Fino menutup helm, dan mulai melajukan motornya ke sekolah.
Aku bersyukur saat-saat genting seperti ini, Fino datang menolongku. Dengan rasa ragu-ragu aku ingin memeluknya dari belakang. Ini, bukanlah rasa pelukan sayang, tetapi rasa takut untuk jatuh. Mungkin, karena Fino tidak ingin terlambat sampai di sekolah makanya dia membawa motor dengan sangat kencang.

Kami sudah sampai di sekolah, yang untung saja pagarnya belum saja di tutup.  Kami menghela nafas bersamaan, segera Fino membawa masuk motornya ke parkiran sekolah, tetapi aku menghentikan Fino sebelum dia masuk ke dalam sekolah.

"Fin, aku turun di sini aja, gak enak kalau barengan masuk. Tar, kita dikiran apa lagi." Sambil aku turun dari motornya, Fino melihatku dengan heran.
"oh, iya makasih ya dah nganterin." Sambil aku tersenyum dan meninggalkannya.

Sejujurnya aku ingin mengantarnya sampai di parkiran, tapi aku tidak mau banyak anak-anak berfikiran aneh tentang kami berdua.

Yang ada aku akan menjadi cibiran semua murid, karena Fino yah memang laki-laki yang masih termasuk populer di sekolah. Jadi wajar aja jika siapa saja yang dekat dekat Fino, pasti akan mendapatkan cibiran.

------------------------------&---------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh ya jangan lupa setelah di baca ya di Vote dan Command yah!😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang