part 3

158 11 4
                                    

Mataku lama-lama menutup dan tertidur, huh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku lama-lama menutup dan tertidur, huh... aku mimpi indah semalam. Aku bermimpi jalan-jalan ketaman yang sangat indah di Kota Jakarta bersama dengan Fino.

Aku sendiri tidak mengerti kenapa harus Fino. Fino menggenggam tanganku seraya orang yang sedang mabuk cinta yang mengajakku keliling taman indah yang sengaja di buat di tengah-tengah kota Jakarta, untuk mengurangi polusi di kota Jakarta.

Rasanya, sekejap saja aku bermimpi ternyata suara nada di hpku membangunkanku. Hari sudah pagi, dan semuanya hanya mimpi. Aku segera bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi.

"ody...? Mama hari ini gak kerja. Kamu biar mama antar aja!" kata mamaku di ruang makan.

"mau naik apa ma?"

"naik motor aja, kalau naik mobil nanti kamu terlambat."

"loh.. kalau kita naik motor. Trus kak Anif gimana?" Tanya adikku yang spontan mengejutkanku.

"udah.. Dia naik anggkot aja tar. Gak mungkin kan satu-satu mama antar."

"ya.. udah kalau gitu. Ody sama kak Anif naik angkot aja bu. Masak kak Anif naik angkot sendiri."

Ibunya langsung melihat kearah Anif, dan Anif berusaha untuk terlihat sesibuk mungkin, ia mendekati Ody dan membujuknya agar mau ikut dengan ibunya.

"udah. Kamu naik Honda aja sama ibu. Kan bel masuknya lebih diluan kamu dibanding kakak. Kakak juga nanti mau beli penjepit kertas di toko. Kalau kamu nunggu kan jadi lama, terus kamu telat." Kata Anif bohong namun ia sangat menyakinkan adiknya itu.

Aku mencari-cari alasan bohong agar adikku pergi bersama ibuku. Setelah itu suasana di ruang makan diam, sampai kami benar-benar berangkat sekolah. Aku sengaja memperlambat langkahku untuk mengambil tas di kamarku. Agar ibu dan adikku, segera pergi meninggalkanku. Aku juga menyempatkan waktu ke toilet dapur, dan berpura-pura tidak mendengar saat Melody memanggilku.

Setelah aku sudah mengambil tasku, ku intip dari dalam kamar untuk melihat apakah mereka sudah pergi apa belum dan aku tiba-tiba tersenyum untuk menahan tangis. Mengapa mereka semua sanggup untuk melakukan ini semua padaku.

Aku langsung berdiri di depan patung salib, dan berdoa pada Tuhan.

"Tuhan, jika ini yang memang engkau kehendaki, kuatkanlah hamba dalam melewati segalanya"

Rasa sakit ini memang terus menghantui namun Anif sadar dirinya tidak mungkin terus menangis. Karena tangisan dan isakannya tidak akan mempengaruhi kehidupannya. Akhirnya Anif selalu memutuskan untuk melukai hatinya walaupun terkadang dirinya sendiri juga tidak mampu untuk melakukan itu.

Sambil melihat ke arah jarum jam, aku segera bergegas. Mengambil kunci rumah, dan mengunci rumah sebelum aku berangkat ke sekolah. Lalu, aku letakkan kuncinya tepat di atas fentilasi rumahku.

-----------------------------&-----------------------------

Sori kalau ceritanya gaje
Dan ini aku akan refisi lagi ceritanya.
Jadi buat yang ngerasa ceritanya banyak typo, bisa bantuin aku dong untuk Komen di mana letak kesalahannya.

Oh yah guys, jangan lupa di Vote dan Command kalau sudah di baca yah. Pliss!!!😉

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang