part 20

45 4 0
                                    

Sekarang di dapur hanya tinggal aku dan ibu, sebenarnya rasa mood makanku menjadi berkurang. Bukan karna aku membenci ibu, tapi karena rasa jantungan ku saat berdekatan dengan ibu, terlebih ia sudah tahu maksudku yang terpilih menjadi pengisi acara di sekolahku. Aku terus saja memakan makanan yang ada di hadapanku, mataku terfokus pada makanan tersebut, walaupun sesungguhnya aku merasa takut yang luar biasa.

"Pengisi acara? Hmmm. Kamu fikir dengan begitu kamu sudah hebat? Belajar dulu baru ikut-ikut begituan" suara ibu yang tiba-tiba mengagetkanku, suaranya yang ia tahan.

Aku menatap ibu yang sudah memandangku sinis sedari tadi. Tanganku menjadi lemas seketika, ia tidak menyambungkan kata-kata lagi tapi ia meninggalkan aku sendiri di ruang makan. Ku lihat ibu yang berjalan dan memutar kearah ruang tamu.
Mataku kini beralih pada makanan dihadapanku, aku baru saja menghabiskan 3 sendok makan saja. Rasanya moodku sudah benar-benar hilang. Aku sudah tidak selera makan, aku membuang sisa makananku lalu ku cuci piringku. Untung saja makanan yang ku ambil tadi sedikit, sehingga tidak terlalu banyak yang terbuang.

Setelah selesai, aku kembali ke kamarku. Memasang alaram sangat pagi, karna aku ingat kalau Fino akan menjemputku, dan aku langsung memejamkan mataku. Namun, aku terbayang-banyang bagaimana jadinya kalau nanti bu Santa meminta izin pada ibuku, apa yang nanti ibu katakan? Pertanyaan itu mengganggu pikiranku, sehingga aku menjadi susah untuk tertidur lebih awal. Tapi aku mencoba mengapus semua pikiran itu, dan memaksaku untuk lebih tenang. Tiba-tiba wajah itu, wajah Fino muncul di sela-sela pikiranku. Wajahnya yang seperti biasa, memberikan senyum lebar selebar-lebarnya yang pernah ia tunjukkan padaku. Tapi, hayalan itu hanya sesaat. Tidak berlangsung lama hanya sekitar 2 detik saja, wajahnya menghilang.

Aku membuka mataku, dan ku lihat samar-samar di hadapanku. Lampu kamarku yang terlalu terang membuat mataku menjadi silau sesaat. Aku heran mengapa bisa wajahnya bisa mencul tiba-tiba di kepalaku. Ternyata aku lupa berdoa, aku langsung bangkit dari tidurku dan segera aku berdoa.
Selepas berdoa, hatiku kini menjadi tenang danang dan lebih damai. Akupun memejamkan kedua mataku, dan tertidur.

 Akupun memejamkan kedua mataku, dan tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.00
Kring... kring... kring...
Alaram hp ku berbunyi, aku membuka mataku dan berusaha meraih hp ku, setelah ketemu akupun mematikannya. Badanku terlalu lemas, entah apa yang membuatku sangat kecapean. Matakupun kini menjadi tertarik lagi, tapi aku sadar kalau aku harus buru-buru.
Ku ambil lagi hpku dan menghidupkan layarnya, ku lihat angka di hp ku menunjukkn jam 5.00 akhirnya aku memutuskan untuk kembali tidur, niatku aku tidur 5 menit lagi.

....

Kring... Kring... Kring..
Sekali lagi alaram hp ku berbunyi, dengan malas ku raih hp ku dan ku matikan kembali alaramnya, dan kembali tertidur.
Tak berapa lama akhirnya aku sadar, cepat-cepat ku hidupkan layar hp ku, dan ternyara sudah menunjukkan jam 5.30.

Aku segera bangkit dari tidurku dan segera berlari menuju kamar mandiku. Akupun melakuknnya semua dengan cepat, tepatnya jam 6.15 semua sudah selesai ku kerjakan. Sarapan, membangunkan Ody, dan seragam sekolah Ody sudah ku siapkan. Aku tidak berpamitan dengan ibu, karna ku lihat ibu masih tertidur di kamarnya. Akupun tahu, kalau nantinya Ody bakalan barangkat bareng sama ibu.

Akupun berangkat lebih awal, dan sekarang aku sudah pas di depan gang rumangku. Untungnya aku tadi membawa jacketku, karna ternyata hawanya lebih dingin saat masih pagi sekali. Aku berdiri menunggu angkutan umum di depan gangku. Tapi ternyata hampir 10 menit aku menunggu angkutan umum tujuan sekolahku tidak berangkat sepagi ini.

Sekarang jam di hpku menunjukkan angka 6.45, sudah hampir 20 menit aku menunggu angkutan umum tak kunjung-kunjung datang, padahal kalau 10 menit lagi angkutan umumnya tidak datang, mungkin aku akan bertemu ibu dan Ody.
Mataku terus tertuju pada ujung jalan, dan terfokus pada angkutan umum yang lewat.
Dari kejauhan aku melihat honda besar persis mirip motor Fino.

" ia itu motor Fino, aduh mati aku" akupun terkejut dan bingung harus apa.

Padahal motonya Fino sudah semakin mendekat, aku kalang kabut akhinya aku memutuskan untuk bersembunyi di balik rumah makan persis di samping gang rumahku.

Saat motor milik Fino itu semakin mendekat, aku sadar kalau nanti ia justru menjemputku tepat di depan rumah. Akupun keluar dari rencana awal, dan jalan lainnya tidak ada. Aku memang harus pergi berangan dengan Fino. Aku tidak bisa memungkirinya lagi, akhirnya aku keluar dari tempat persembunyianku dan berdiri tepat di depan gang rumahku. Motor Fino pun berhenti tepat di depanku, ia langsung menurunkan cagak motornya dan membuka helm nya.

"Nif, udah lama disini?" Tanya nya membuka percakapan.

"Hmm" aku menggarut-garut kepalaku "ehehe.. enggak kok" ku lemparkan senyum selebar-lebarnya padanya.

Ia pun membalas senyum ku dan menyuruhku untuk segera naik ke motornya.

------------------------------&----------------------------

Hello guys.. sori banget yah kalau ceritanya gaje and sori kalau nemuin typo.

Okeh, jangan lupa untuk di Vote dan Command yah!!!

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang