part 22

51 2 1
                                    

Akhirnya setelah seharian menguras kepala, sesuatu yang sangat di tunggu-tunggu semua murid terjadi. Seperti biasa saat mendengar bell itu, semuanya spotan berteriak kegembirangan.

Sepulang sekolah

Fino langsung menghampiriku yang masih menyusun buku-bukuku.

"Jadikan?" Tanya Fino tampa basa-basi.

Aku melihat Dinda dan Nita serta beberapa teman yang lainnya, mereka pada sibuk menyusun barang milik mereka masing-masing.

" tunggu, aku ke toilet dulu yah" pintaku yang masih bingung antara pergi dengannya atau tidak.

" oke. Kutunggu disini yah, dan jangan lama-lama!" Ucap Fino.

"Oke" jawabku singkat.

Aku berjalan santai menuju toilet, aku meninggalkan tasku dikelas tapi untung saja aku membawa hp ku, aku berniat akan menghubungi Dinda dan menanyakan pendapatnya. Aku merasa tidak enak jika aku menanyakan pendapat Dinda di depan Fino, nanti Fino justru merasa tidak enak hati denganku.
Setibanya aku di toilet tepatnya di toilet wanita, aku mengeluarkan hp dari saku baju sekolahku dan mencari kontak bernama Dinda di hp ku. Setelah ketemu, aku langsung mencoba menghubunginya, sambil menunggu jawaban darinya aku melihat banyanganku di cermin sambil sesekali melihat arlojiku.

"Diangkat" ucapku setelah telfonku di terima oleh Dinda.

"Halo Din?" Ucapku terburu-buru.

"Ha? Halo, dimana lo Nif?" Tanya Dinda.

"Iya gue lagi di toilet. Ehh disana masih ada Fino gak?"

"Fino? Ada nih, disebelah meja lo sekarang.Kenapa lo mau ngomong sama dia? Tanya Dinda dengan polosnya.

"Ehh jangan-jangan. Jangan sampe dia tahu gue nelfon lo sekarang. Ada yang mu aku sampein sama lo. Penting nih"

"Oh.. oke. Emang ada apa Nif?" Tanyanya.

"Gini, tadi Fino ngajakin gue jalan-jalan, trus dia maksa-maksa gitu. Bayangin sampe dia berlutut, gilak gak tu orang? Yah aku jawab aja ia karna terpaksa." tannyaku yang mulai emosi di toilet.

" jadi masalahnya?" Tanya Dinda kembali.

" maksud lo? Ya itu masalahnya, dia ngajakin gue jalan bareng dia" tanyaku yang heran dengan pertanyaan Dinda.

" yah udah, lo ngikut aja napa? Kok lo malah nanyak ke gue gimana. Aneh lo."

"Din, gue serius gue gak becanda"

"Idih.. siapa juga yang becanda sama lo, emang lo nya ajah yang aneh. Yah tinggal lo jawab ajah lo mau apa enggak, nah masalahnya kan lo tadi dah bilang ke dia kalau lu mau, yah udah lo pergi aja sama dia. Atau lo jangan-jangan mikirin nasip gue? Tenang aja, gue ada rencana pulang sekolah nih bareng teman lama sd aku"

" tapi Din...." belum sempat aku melanjutkan percakapan itu Dinda langung memotong pembicaraan.

" udah ahh.. jangan banyak tapi-tapian. Saran gue lo ikut aja, sekali-kali lo reflesing dong. Udah yah, tar aku suru Fino nunggu kamu di depan toilet"

"Dinda.."

"Bye" Dinda mematikan langsung mematikan telfon dariku.

Bicara dengan Dinda membuatku menjadi ingin buang air kecil. Aku meletakkan kembali hp ku dan segera buang air kecil.
Setelah lega, aku kembali melihat bayanganku di cermin dan merapikan pakaian seragam sekolahku. Sekarang, aku berjalan keluar dan ingin kembali ke kelasku.

Saat aku hendak berjalan keluar dari toilet yang bertuliskan di papan "wanita", seseorang mengagetkanku dengan berdiri tepat di sebelah toilet tersebut.

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang