Look at Steven. Semoga sesuai bayangan and sorry banget kalo ga sesuai bayangan. Btw gue kesel as fuk babang Lore pas di barcelona jatoh ditabrak ianone dan ga dapet poin sama sekali —buat yang ngerti aje— fuk fuk fuk bad day oaaa.
Astaga gue jadi lupa besok puasaXD maap lahir batin ya kalo ada yang salah kata atau apapun kesalah gue sama kalian semua. Gue sayang deh sama readers gue.
"Vio kemana, Varo?" Tanya Bunda Reagan pada pada laki-laki itu. Jika Bundanya sudah memanggil namanya dengan Varo, Bundanya sedang serius.
"Nggak tau lah Bun, kan Egan gak pulang bareng dia," jawab Reagan polos seraya merapikan rambutnya yang berantakan.
"Tapi kan Bunda udah kasi amanat ke kamu buat pulang bareng, Vio. Dan sekarang udah jam enam lewat, Varo."
"Emang dia belum pulang?" Tanya Reagan santai pada Bunda.
"Dia belum pulang dari tadi siang, Varo! Bunda gak tau dia ada dimana sekarang," mata Varo membulat tidak menyangka akan kebodohan Vio yang tidak bisa pulang ke rumah sendirian. Varo menyambar kunci mobilnya karna hari sudah menjelang malam, akan sangat dingin jika menggunakan motor dalam kecepatan tinggi untuk pergi menuju sekolah.
"Varo, mau kemana?" Reagan tak menjawab pertanyaan Bundanya dan langsung mengendarai mobil sedan miliknya. Hadiah ulang tahunnya setahun yang lalu. Walaupun Reagan sendiri lebih suka menggunakan motornya karna tersimpan berjuta kenangan disana. Reagan memacu mobilnya menuju sekolah yang kira-kira lima belas menit dari rumah dan kini ia berada didepan gerbang sekolah bagian kanan. Tak ada siapapun disana. Bahkan pagarnya pun sudah digembok. Dia sedikit berlari kearah gerbang yang satunya lagi dan melihat Vio sedang berdiri memeluk pagar sambil cemberut dan komat-kamit tidak jelas. Reagan sedikit berlari kearah gerbang itu dengan panik.
"Mommy!" Teriakan seorang perempuan yang menggelegar itu terdengar dari bibirnya. Reagan mengeryit sejenak mendengar suara cempreng itu dan kembali berjalan kearah Vio. Ia masih mengenakan seragam abu-abunya dengan rambutnya yang diikat sudah acak-acakan.
"Ayo pulang," Reagan menarik tangan kanan milik Vio yang sedang cemberut.
"Woi lepas! Jangan culik gue!"
"Ini gue Reagan," sepertinya Vio tidak menyadari itu adalah Reagan saking frustasinya tidak bisa pulang. Vio hanya terdiam melihat Reagan yang menarik tangannya. Akhirnya ada juga manusia yang menyelamatkannya dari sekolah. Mengantarkannya kerumah. Reagan mempersilahkan Vio masuk kedalam mobilnya dengan ogah-ogahan. Vio memasuki mobil sedan itu dan merebahkan bahunya disandaran kursi penumpang itu. Tidak ada suara apapun yang dikeluarkan oleh mereka.
"Sorry."
"You don't have to say sorry anymore."
"Lo sih manja banget, pulang sendiri aja ga bisa," Reagan masih tetap fokus pada jalanan dihadapannya. Vio melotot pada Reagan.
"Double shit you, oh my damn! Punya hati gak sih? Punya perasaan gak sih? Gue tau gue anak manja dan bego, tapi ga gini juga," Vio memutar matanya jengkel. Mobil Reagan sudah terparkir dihalaman rumahnya pada pukul tujuh kurang sepuluh.
"Lo emang bego," Reagan turun dari mobil dan menutupnya. Meninggalkan Vio sendirian didalam mobil yang langsung turun pula sambil membanting pintu. Berjalan menuju rumahnya lalu memasuki kamarnya. Digantinya seragamnya yang sudah bau keringat itu dengan handuk baju dan segera mengisi bak mandinya dengan air hangat. Merendam dirinya di dalam sana untuk menghilangkan penat dan letih seharian. Setelah ini, pr bahasa prancis dan pr sejarah sudah menantinya. Sungguh menyebalkan.
"Vi, Mommy pulang!" Itu suara teriakan sang Mommy dari lantai bawah.
"Turun cepet, Mommy beli Martabak Mesir," Vio segera bangkit dari berendamnya dan mengenakan piyama bergambar beruang miliknya. Piyama yang berwarna putih hitam dengan tudung kepala yang memiliki telinga layaknya seekor beruang. Vio menuruni tangga dan duduk dikursi meja makan mereka. Mommynya sudah mengenakan baju tidur sutra panjangnya dan sedang menyalin martabak mereka kedalam piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...