Sorry

297 23 2
                                    

Perempuan itu turun dari mobil dengan wajah jengkel yang masih merekat. Dia langsung duduk di bagian depan mobil Reagan tanpa melirik laki-laki itu sama sekali.

"Aw, panas!" Umpat perempuan itu kemudian langsung duduk di rerumputan.

"Syukurin."

"Cot."

"Baju lo imut," laki-laki itu duduk di samping Viola.

"Emang, kaya orangnya."

Reagan mendengus, "ngambek sampe jawa ga macet tiap mudik?"

"Biarin."

"Biarin bukan jawaban."

"Suka-suka gue."

"Bacot deh," Reagan memeluk perempuan di sampingnya dan membenamkannya di dada laki-laki itu.

"Nyebelin," perempuan itu mencubit pinggang Reagan.

"Sakit tau."

"Biar tau rasa bikin gue sebel," ucap Vio masih dalam pelukan paksa Reagan, "lepasin, bau ketek."

"Ketek gue mah seharum parfum Neymar."

"Haruman juga baju Neymar abis main."

"Alah," Reagan memutar mata dan melepaskan pelukannya, "dia kan ga mau sama lo."

"Yang bilang gue mau sama dia siapa?"

"Diem deh," Reagan kembali memeluk Vio seperti tadi. Vio berusaha melepaskan diri dengan mendorong tubuh Reagan. Begitupun Reagan semakin kuat memeluk Vio agar tidak terlepas.

"lepas."

"Engga."

"Lepassss," Vio mendorong tubuh Reagan sekuat tenaga.

Tapi semuanya malah berakhir seperti ini.

Vio berada di bawah tubuh Reagan. Tangan Reagan memegangi lengan Vio dengan siku yang menumpu berat badannya agar tidak mengimpit seseorang di bawahnya. Tangan Vio berada di depan dadanya dan Reagan untuk menahan tubuh Reagan tapi sia-sia. Kaki Reagan terbuka dan lutut menahan berat tubuhnya dan kaki Vio menjulur lurus di tengah tengah kaki Reagan yang terbuka.

Tidak ada yang bergerak.

Sampai suara ponsel di dalam saku rok Vio terjatuh ke tanah.

----

Kecanggungan luar biasa tercipta di antara sepasang manusia yang telah resmi pacaran ini sejak beberapa menit lalu. Seakan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing dan tidak mampu mengeluarkan kata-kata.

Padahal mereka memiliki status.

"Sorry," ucap Reagan tanpa memandang Vio.

"It's okay."

"Tell me if i hurt you."

"No, you're not."

Vio tersenyum, "sorry kalo gue terlalu bocah."

"Gue suka bocah."

"Gue sukanya lo," ucap Vio sambil mencibir.

Reagan memandangi Vio, "secepat itu?"

Hening.

"Oh iya cuma suka," ucap Reagan terdengar kecewa.

"Gue sayangnya sama lo."

Reagan menaikan sebelah alisnya, "sure?"

"Yes, i'am."

"Gue mau minta maaf," laki-laki itu memegang tangan Vio dan menautkan jarinya diantara sela jari Viola.

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang