"Gue deg-degan, Ram," Vio menggenggam tangannya sendiri saking gugupnya. Hari ini adalah hari dimana seleksi diadakan. Beberapa hari yang lalu mereka sudah sering latihan di studio dekat rumah Zeliq —salah satu anggota band— yang cukup jauh dari rumah Vio. Alhasil, Rama menjadi ojek Vio setiap akan dan sesudah latihan band.
"Selo sih," Rama menyetel gitar yang di bawanya. Meskipun di ruangan nanti disediakan gitar, Rama tidak mau memakainya karna katanya dia nyaman dengan gitarnya sendiri, "biasanya tiap taun Google Ruddle juga nampil mulu. Bedanya sekarang cuma vokalis doang, jadi kalo ga jebol salah lo nih."
"Rama!" Vio memanyunkan bibirnya pada laki-laki menyebalkan itu, "gue jitak lo sampe peot!"
"Google Ruddle."
"Anjirr," Vio mengumpat.
Rezi, Zeliq, dan Rama berdiri dari duduknya dan berjalan memasuki ruangan. Vio membuntuti mereka semua di paling belakang. Saat memasuki ruangan, ada tiga guru kesenian sekolah ini beserta beberapa perangkat OSIS yang duduk di bagian kanan ruangan. Di sana ada Stev, sekretaris dan bendahara OSIS, serta ketua seksi bidang kesenian OSIS. Jantung Vio berdetak lebih kencang mengetahui fakta bahwa di dalam ruangan ini ada Stev yang akan menilai mereka.
"Google Ruddle?"
"Iya, bu," jawab Zeliq yang sudah siap dengan keyboardnya di sisi kanan Vio. Sedangkan Rama berada di sisi kiri Vio sebagai gitaris. Rezi sendiri di paling belakang sebagai drum. Sebenarnya Vio bukan anggota band yang sudah mereka bangun semenjak SMP ini. Karna ada dua orang lagi yang berbeda sekolah saat ini dengan mereka.
"Ya silahkan di mulai."
----
"Wohoww!" Pekik mereka semua ketika selesai audisi dan keluar dari ruangan tersebut.
"Sukses deh," Rezi merasa puas dengan apa yang mereka tampilkan tadi. Lagu itu adalah lagu pilihan Rezi. Sedangkan pada saat benar-benar tampir nanti, mereka akan menyanyikan dua lagu, "suara lo keren tadi."
Vio tersenyum bangga, "iya dong," ucapnya, "gue gitu."
"Nyesel gue muji."
Zeliq tertawa, "yang nyuruh muji sape, Mblo."
"Ya kan gue mengapresiasi gitu biar dia engga ngedown," Rezi memutar matanya, "eh jadi ngelunjak."
"Vi, cowo lo tuh."
"Eh?" Vio menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Rama dan mendelik menendang kaki laki-laki itu, "dia bukan pacar gue!"
"Ciee Vio," orang tadi sudah berada di hadapan Vio, "jadi anak band sekarang."
"Sialan!" Vio terlihat salah tingkah dengan ejekan Verlin padanya.
Verlin hanya tertawa, "pake salting segala."
"Cie Verlin," Vio menirukan gaya perempuan tadi, "udah jadi anak tari sekarang."
Verlin tertawa, "dari dulu kali."
"Uhm," Zeliq mengintrupsi, "dari pada kita gangguin lo pacaran, mending kita ke kantin duluan ya. Dah Vio, Ver," Laki-laki itu tersenyum menyebalkan kearah Vio.
"Bangsyat lu, pegi!" Vio hendak menendang laki-laki itu jika saja Zeliq tidak menghindar darinya.
----
Hari ini Viola bermalas-malasan di rumahnya karna tidak mood melakukan apa pun. Berbaring di sofa dengan televisi menyala menampilkan cartoon Tom&Gerry yang membosankan. Kepalanya bersamdar pada tangan sofa sedangkan kakinya sebelah kiri naik ke atas sandaran sofanya. Dia cemberut memandangi acara yang membosankan. Ponsel juga sepi tanpa notifikasi dengan kuota sekarat untuk menstalking. Kakinya goyang-goyang sambil memakan cemilan yang sudah habis dua toples. Dengan celana pendek jinsnya dan baju kaus lengan pendeknya Vio merasa gerah di hari yang sangat panas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...