Relationship

291 23 0
                                    

Bolehkan Reagan berteriak saat ini juga?

Bolehkah Reagan memaki dirinya atas kebodohan terbesanya?

Bolehkan Reagan memutar waktunya kembali?

Bolehkah Reagan kembali berada di dekat perempuan itu untuk selamanya?

Karna Reagan dibuatnya gila selama ini.

Dan Reagan kembali mengulangi kesalahan yang sama.

"Reagan..." Panggil perempuan berambut pirang itu.

Reagan menoleh tanpa bersuara, "udah hampir seminggu."

Reagan memejamkan matanya, "gue tau."

"Cari dia Reagan."

Laki-laki itu menatap perempuan yang duduk di sampingnya, "kalo gak tau apa apa mending lo diam."

"O—oh gue gak ber—"

"Gue udah nyari dia kemana aja, gue udah nyoba tanya sama semua temennya bahkan ke kantor Mommynya dan Mommynya absen kerja seminggu ini. Gue udah coba nanya kesemua, Nayya. Semua."

Wajah Reagan berubah kembali lesu. Laki-laki itu merebahkan kembali kepalanya di atas meja belajarnya itu dan memandang ke jendela dengan tatapan kosong.

"Dia ada di batam."

Reagan membulatkan matanya mendengar pernyataan tiba-tiba dari Farid. Laki-laki itu berdiri.

Bug

Farid terduduk di kasur Reagan akibat pukulan tiba-tiba laki-laki itu. Farid menatapnya sengit bangkit dan membalas tinjuan Reagan dengan tak kalah kerasnya.

"Lo bangsat kenapa lo selalu tau tentang dia!"

"Lo bangsat!" Farid membalas bogeman Reagan selanjutnya, "dia sayang lo tapi lo nyakitin dia."

"Bukan cuma gue!" Bentak Reagan.

"Dan lo mau ikut-ikutan nyakitin dia? Brengsek!" Farid memukul Reagan sehingga sudut bibirnya robek.

"Dia udah terlalu sering terluka anjing!"

"Lo anjing!" Umpat Reagan lagi, "gak usah sok pahlawan karna lo bukan siapa-siapa!"

Farid tersungkur. Reagan memukulnya kuat sehingga laki-laki itu terjatuh, "jangan sok tau."

Teriakan Canayya menyadarkan Reagan akan aksinya yang kelewat batas, "batam, dimananya?"

"Gue gak akan ngasih tau lo!"

---

Viola berdiri di depan taksi yang akan dinaikinya menuju kembali ke rumah.

"Gue pengen ngungkapin semua yang dari dulu gue pendam dan gue rasain sama lo. Gue beharap semuanya akan berbalas dan gue harap lo punya rasa yang sama. Jangan pernah kecewain gue karna..."

Viola kembali mengingatnya dan matanya kembali berkaca-kaca.

Kenapa jatuh cinta harus sesakit ini?

"I love you, i really did."

Viola tersenyum mengingat semuanya saat terakhir dia melihat Reagan siang itu.

He kissed her.

Bahakan Vio masih mengingat semuanya. Disaat laki-laki itu mengajatakan bahwa dia benar-benar mencintai orang lain.

He love her, he really did.

"Viola, ayo naik."

Viola tersenyum, "iya Mom."

"Are you happy?"

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang