Gue kasi pict Canayya. Mungkin ada yang bingung Canayya siapa tapi dia termasuk peran penting di sini walaupun belim muncul. Dan mungkin ada yang bingung waktu loat ada cast Canayya tapi belum muncul. Dan bagi yang kepo Canayya siapa stay tune ae gezz.
Reagan sedang duduk dan bermain playstation diruang keluarga. Hari libur kali ini benar-benar tanpa rencana. Biasanya dihari libur Reagan akan pergi hang out bersama teman-temannya atau sekedar meet up with old friend. Tapi kali ini teman-temannya memiliki acara masing masing. Stev sedang mengurus proposal yang 'katanya' nyaris tidak disetujui oleh ketua yayasan. Daffa sedang menyambut kedatangan Papanya dan juga Kak Elsa yang 'katanya' pulang hari ini. Dan tinggalah Reagan di sini berdua dengan Vio menemaninya di rumah. Jika bukan karna paksaan bunda yang 'katanya' akan pergi tadi itu, mungkin Reagan kini sudah berkelana kemana saja.
Terlalu banyak 'katanya' di hidup Reagan.
Permainan pada layar televisi milik Reagan itu tampak membosankan dimatanya. Ia memenangkan permainan itu dengan sangat mudah. Berkali-kali. Tumpukan kaset yang ada didekat playstation itu benar-benar berserakan.
"Re," panggil Vio memperhatikan Reagan yang selalu menang. Benar-benar tidak menantang sama sekali.
Reagan menoleh, "hmm," Ia berdehem sebagai jawaban.
"Masakin gue makanan."
"Masak aja sendiri," Reagan mengganti kaset PS–nya dengan kaset yang lain. Tidak ada artinya bermain PS tanpa sahabatnya. Tidak mungkin kan dia mengajak Vio? Dijamin cewek itu tidak akan mengerti dan hanya akan menyusahkan.
"Gue gak bisa masak."
"Yaudah," Reagan melirik sekilas, "gak usah makan."
"Oh my shit, lo jahat," Vio memanyunkan bibirnya. Dan seketika suara dentingan ponsel dari arah atas terdengar.
"Vi, ambilin HP gue dikamar," pinta Reagan masih tetap fokus pada layar televisi. Tidak melirik sedikit pun pada Vio yang memasang wajah nelangsanya.
"Tapi masakin gue makan."
"Nggak, entar lagi aja makan keluar," Vio tersenyum sumbringah dan segera beranjak dari duduk santainya, "bilang aja lo gak bisa masak."
Kemudian Vio naik ke lantai atas untuk mengambil ponsel Reagan. Ia membuka pintu kamar yang di depannya bertuliskan nama panjang Reagan, tanggal lahir, beserta zodiak Capricorn milik laki-laki itu. Vio menyapu seluruh kamar itu. Besar dan bentuknya persis seperti kamar miliknya karna rumah mereka memang indentik. Hanya saja tatanan dan perlengkapan yang ada didalam kamar ini berbeda. Kamar Reagan cukup rapi untuk ukuran kamar remaja laki-laki seusianya.
Kasur yang terletak diarah tengah ruangan. Disamping kasur ada meja belajar beserta komputer dan laptop yang tertata rapi. Entah apa gunanya laptop dan komputer bersamaan. Lemari berada di dekat sebuah pintu yang Vio yakini adalah kamar mandi. Beberapa poster band-band terkenal terpajang di dinding kamar. Vio berjalan kearah kasur dengan beralaskan warna abu-abu itu. Ia mencari ponsel yang tadi dikatakan oleh Reagan.
Tapi ada dua hal yang menarik perhatiannya yang terletak diatas narkas samping kasur Reagan.
Asbak yang berisi puntung rokok serta satu bungkus rokok. Vio menatapnya lamat-lamat.
Reagan merokok?
Vio berfikir sejenak.
Tapi wajar sih, anak sma emang biasa aja kalo ngerokok.
But ini gak biasa.
Vio segera keluar dari kamar Reagan setelah mendapatkan apa yang ia cari lalu turun menuruni tangga. Ia berhenti di tangga terakhir. Reagan menoleh sekilas pada Vio yang tampak terburu-buru turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...