"Vio pulang sama siapa?" Tanya suara itu membuat Vio bergidik ngeri. Suara bisikan itu tiba-tiba dan terasa sangat jelas di belakang telinganya. Apalagi hembusan nafas orang itu membuat Vio semakin terkejut dan cemas.
"Farid, jangan gitu!" Vio memukul lengan Farid yang kini tertawa terbahak-bahak di samping perempuan itu.
Farid tidak menghentikan tawanya, "sakit, Kuli!"
"Ihhh," Vio semakin geram pada Farid.
"Oke oke," Farid mencoba menghentikan tawanya, "stop it, Honey."
Vio menghentikan pukulannya di lengan Farid, "apaan lo honey honey!"
"Serius amat, mba'," Farid tersenyum menahan tawa, "jadi lo pulang sama siapa?" Ulang Farid yang kini berusaha serius.
Vio menggeleng pasrah, "ngga tau."
Saat ini Vio sedang duduk di mejanya menyelesaikan catatan yang tanggung di papan tulis. Kelas perempuan itu sudah sepi sejak bubaran sekolah lima belas menit lalu. Farid sendiri tadi hanya iseng melihat-lihat ke lantai tiga sambil mencari bahan modus. Ketika melewati kelas Vio, Farid berhenti sejenak karna melihat seorang anak perempuan yang serius mencatatat dan sendirian. Terlihat dari rambut perempuan itu yang digerai, Farid dapat mengenali bahwa dia adalah Vio. Entah karna terlalu serius, Vio tidak menyadari bahwa Farid sudah masuk ke kelasnya dan berdiri tepat di belakangnya. Maka terjadilah aksi farid tadi yang membuat Vio kaget dan jengkel.
Farid duduk di samping Vio, "duh," laki-laki itu menggeleng dramatis, "sayang banget hari ini gue ada les tambahan."
Vio berhenti mencatat dan menoleh kemudian menatap Farid sengit, "jangan sok ganteng, please."
Farid mencolek dagu Vio, "gue emang ganteng tau," Vio beralih pada catatannya, "lo nya aja gak mau jadi cewe gue."
"FARID!" Vio berteriak pada Farid yang mengganggunya mencatat, "JANGAN GANGGU GUE!"
Farid memundurkan kepalanya yang tadi menatap Vio dekat dan intens dengan rencana membuat perempuan itu salah tingkah dan berhasil, "cie, salting."
Vio menutup bukunya jengah, "done!" Kemudian perempuan itu memasukan catatannya kedalam tas dan tiga pulh detik berikutnya perempuan itu langsung bangkit. Tapi kembali terhenti karna Farid menghalangi jalan.
"Rid," Vio mencoba berbicara baik-baik pada laki-laki spesies seperti Farid ini, "gue mau pulang."
Farid menggeleng tanpa menoleh pada Vio. Laki-laki itu juga tetap duduk yang menghalangi Vio di pojok kelas, "no!" Ucap Farid.
"Gak usah kaya Meghan Trainor no no—an," Vio memutar matanya.
"Jiah," Farid berdiri hingga berhadapan dengan Vio, "tapi gue harus tau dulu lo pulang sama siapa."
"Emang lo bonyok gue," Vio mencoba menerobos Farid.
"Eits," Farid semakin menghalangi jalan perempuan itu, "iya deh gue pergi," Farid berjalan duluan di depan Vio. Laki-laki itu berhenti di depan pintu kelas Vio yang membuat Vio menabrak punggung Farid dan hampir terjungkal kebelakang.
"Farid!" Bentak Vio pada Farid yang tiba-tiba merem mendadak.
Farid terdiam sejenak, "nyari siapa?" Tanya Farid menaikan sebelah alisnya, "di kelas ini udah gak ada siapa-siapa yang bisa lo modusin buat dianter pulang," Farid terkekeh.
Vio mencoba melihat dengan siapa Farid berbicara karna laki-laki itu menutupi penglihatan Vio, "siapa sih, Rid?"
Farid bergeser memberi ruang pada Vio untuk bisa melihat, "ada Egan," Farid menaik-turunkan alisnya menatap Reagan yang berdiri bersandar di dinding liar kelas Vio dan menatap Farid aneh. Farid menyadari sesuatu, "jangan bilang lo mau modusin Vio?!?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...