Accepted is not enough

302 24 0
                                    

1 part menuju ending...

●●●●

V

iola terkaget atas kehadiran Verlin di rumahnya pagi ini. Hari ini minggu dan Viola baru saja akan bergegas turun untuk mendatangi rumah Reagan. Perempuan yang menggunakan celana jogger jins dan baju kaus garis-garis berkrah itu sedang memainkan ponselnya dengan wajah tegang.

"Ve—"

"Astagah!" Umpat Verlin berlebihan, "udah bangun aja lo?"

Vio menaikan sebelah alisnya heran akan apa yang sebenarnya terjadi, "lagi ngapain lo?"

"Main ke rumah lo lah."

"I mean with that phone."

"Ohh," gumam Verlin, "gue main Slither.Io, panjang gue udah 53k-an. Lo datang gue langsung mampus."

"Syukurin," kekeh Vio sambil berjalan menuju kulkas, "minum?"

"Kalo aus juga ambil sendiri gue," ucap Verlin fokus lagi pada ponselnya, "Stay there!"

Vio yang sedang nungging dan sibuk mencari jus kotakan di dalam kulkas memutar matanya dengan wajah heran, "Ada pokemon! Diem don't do anything!"

"Fuck that shit, lo ema—"

"Shit, ga kena! Don't move or i'll kiss you!"

Viola membulatkan matanya, "GUE NORMAL WOI!"

"Gue bilang jangan gerak!" Umpat Verlin masih mencoba menangkap pokemonnya.

"Verlin lo kayanya—"

"Gotcha!" Pekik perempuan itu nyaring.

"Vio!"

"Ups," Verlin terkikik geli, "sorry, tante."

"Lo banyak bacot ya Ve di rumah gue."

Verlin berjalan menuju kulkas dan membukanya kembali karna Vio sudah menutupnya. Dia mengambil minuman kaleng bergas dan berwarna merah yang ada di sana, "temenin gue nyari pokemon yuk?"

Mata Verlin berbinar, mata Vio menatap malas, "lo bener-bener manusia paling kuker yang gue kenal. Can you bitch stay calm in one location? Lo sudah merusak hari minggu gue bersama Reagan."

(Kuker : kurang kerjaan)

"Seriously? Oh jadi gitu mentang-mentang lo ada pacar sekarang lo gak mau lagi temenan sama gua? Oh gitu, ohh—"

"Heiss, gak gitu juga lah Tong."

"Ohh jadi sekarang gitu. Mentang-mentang gue jomblo gue gak boleh temenan sama lo lagi, ohh gitu..."

"Makanya cari pacar lu," ejek Vio sambil memencet hidung Verlin sambil berlalu hendak membuang sampah.

"Heitt," Verlin menarik ujung baju kaus Vio, "ntar hidung gue mengecil sepersekian mili kan cacad."

"Syukurin lu monyedh."

"Kekamar lo aja yuk, gue merasa sangat tidak bebas disini," bisik Verlin walaupun tetap keras.

"Hahaha," Viola tertawa terbahak-bahak, "bilang aja lo ingin berkata kasarkan, HAHAHA!"

"Gue duluan," Verlin menaiki tangga tanpa memperdulikan ucapan Vio yang tidak penting itu. Verlina membuka kamar yang cukup rapi walau pun terdapat gundukan pakaian kotor di dekat kamar mandi, pakaian bersih di atas kursi, beberapa kaset di karpet, buku-buku di meja belajar yang tidak tersusun, berbagai kabel di nakas, macbook kehabisan batrai dan yang lebih penting adalah lemari yang pintunya terbuka semua.

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang