Sudah hampir dua hari Vio menghindari Reagan. Dan sudah hampir hari H pensi yang membuat Reagan sibuk dan jarang berada di rumah. Mereka jarang bertemu. Jika mereka bertemu mereka hanya akan berpapasan dan pura-pura saling tidak melihat.
Sama seperti beberapa waktu lalu saat setelah kejadian yang pertama itu.
Tiga hari lagi pensi akan di adakan, Vio sibuk dengan bandnya dan Reagan sibuk dengan persiapan pensi sebagai anggota osis.
"Keong Mas buruan!" Pekik Rama meneriaki Vio yang lama berjalan karna ada beberapa orang yang menyapa dan mengajak berbincang pada Vio.
Vio melirik Rama, "bacot deh."
"Buruan sih lama banget."
"Ya kan gue mau berbincang sama fans-fans gue. Iri aja lu ga ada fans."
"Mampus Keong Mas bacot," Rama menaiki motornya dan menghidupkan mesin kemudian memundurkannya. Vio menaiki motor itu dan Rama langsung menggas motornya menuju tempat latihan mereka. Rezi dan Zeliq sudah duluan karna Rama tadi menunggui Vio yang berjalan seperti Keong Mas.
"Si Rezi sama Zeliq cepet banget ilangnya," Vio memdapati mereka keluar dari parkiran indoor.
"Karna lo kaya Keong Mas," Rama memutar matanya malas, "eh, banyak anak OSIS."
Vio melirik ke arah tunjuk dagu Rama dan mendapati banyak anak osis yang sedang berkumpul atau pun mendekorasi. Vio melirik sekilas pada kumpulan itu dan entah karna sengaja atau tidak, Rama memelankan laju motornya.
Perempuan itu melihat ada Stev dan laki-laki itu tersenyum kecil padanya. Vio membalas senyuman itu kemudian, matanya bersitatap dengan laki-laki yang selama dua hari ini dihindarinya.
Laki-laki yang di katainya brengsek.
Laki-laki itu sedang membawa triplek bersama seorang laki-laki yang cukup familiar di mata Viola.
"Jiah, liat-liatannya gak usah gitu banget," Rama terkekeh begitu mereka sudah keluar dari gerbang dan mereka tetap tidak ada yang membuang pandangan.
Vio tersadar dan memukul pundak Rama geram, "Bangke!"
------
"Woi gue tau lo temen gue tapi jangan nyante-nyante juga," Stev yang sudah beberapa kali bolak-balik ruangan OSIS memandangi geram teman-temannya yang duduk- duduk sambil memainkan ponselnya di ruang OSIS, "di luar semuanya pada repot nyiapin buat tiga hari lagi dan ngejar deadline supaya gak jelek."
Beberapa orang yang ada di ruang OSIS menatap Stev yang memasang wajah jengkelnya, "kan mas—"
"Jangan pernah lo bilang masih tiga hari lagi," Stev geleng-geleng kepala dan menyambungkan ponselnya pada casan yang sudah ada di sana. Sebagai ketua, teman-temannya adalah anggota yang paling sulit di atur dan menyebalkan, "gue gak mau semuanya keteteran pas H-1."
Laki-laki itu menuju pintu ruang OSIS, "Reagan sama Joan tolong angkat triplek yang ada di deket tangga, Farid sama Daffa angkat batang kayu di belakang sekolah. Buruan kita gak punya waktu untuk sekedar nyante-nyante kaya tadi."
Seluruh manusia yang kata Stev tadi sedang 'nyante-nyante' mendengus malas. Hari ini sangat terik apalagi baru saja bubaran sekolah dan seluruh anggota OSIS masih penat seusai belajar. Mereka baru di beri izin tidak masuk jam pelajaran dari pagi mulai esok hari yaitu H-2 pensi. Selebihnya, mereka mengerjakan pada jam pulang sekolah.
Reagan dan Joan berjalan malas-malasan menuju tangga di dekat laboratorium komputer, "lo jalan jangan lama, bangke."
"Panas anjing," Joan memicingkan matanya tak senang, "ntar gue item gantengnya ilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...