Reagan mengeluarkan asap yang mengepul dari dalam mulutnya. Dari tadi semenjak Stev mengatakan bahwa dia sudah kembali, Reagan hanya duduk di dekat jendela kamarnya di temani dua bungkus rokok. Benar, Reagan nonstop merokok dari tadi. Timingnya sangat tidak tepat karna bunda Reagan tidak ada di rumah dan laki-laki itu seorag diri di dalam rumah yang bisa di katakan cukup besar ini. Cukup untuk membuat Reagan termenung sendiri mengingat semuanya dengan dua bungkus rokok yang sebentar lagi akan kandas. Reagan memejamkan mata sambil menghirup rokok yang ada di sela jarinya dalam-dalam. Mencoba menghirup asap itu dan berharap semua yang dia rasakan akan terbawa ketika dia meghembuskan asap itu keluar dari mulutnya. Tapi sedari tadi tidak ada yang berubah, semuanya tetap sama. Rokok yang biasanya dapat membuat Reagan merasa sedikit relax hari ini tidak berpengaruh sama sekali.
Sementara disisi lain, Vio sedang terduduk lemas di tepi kasurnya dan termenung. Jika Vio mengenal rokok, mungkin dia juga akan berakhir sama dengan Reagan dan menghisap rokok seperti apa yang Reagan lakukan. Vio melangkah keluar tanpa tau dia akan pergi kemana. Mommynya yang hangat dan selalu ada, berubah menjadi seorang wanita yang gila akan pekerjaaan.
Vio melangkah keluar rumah tanpa menguncinya karna dia tau pembantu rumah tangganya ada di halaman depan.
"Mau kemana, Non?" Vio tidak menjawab, bahkan Vio tidak mendegar karna perempuan itu sibuk dengan lamunannya. Berjalan seperti zombie dengan wajah pucat dan tatapan kosong. Vio berjalan kearah rumah yang ada di sebelahnya. Pagar rumah itu terbuka lebar dan pintu depannya terbuka sedikit. Vio menautkan alisnya, ada apa?
Tanpa disadarinya, Vio berjalan ke arah rumah Reagan. Membuka pintu rumah itu dan menutupnya kembali. Menaiki tangga untuk mengecek apakah ada orang di dalamnya.
Vio berjalan ke arah kamar yang pernah Vio masuki. Kamar yang bertuliskan nama panjang Reagan, tanggal lahir, dan zodiak laki-laki itu. Sedikit ragu, Vio membuka pintu itu. Bau menyegat rokok serta asap yang masih tertinggal membuat Vio menyeringit. Orang itu menoleh karna merasa terganggu akan suara pintu yang terbuka.
Reagan tampak kacau.
"Lo lupa ngunci pintu depan," mengucapkannya dengan lirih, Vio mengamati Reagan yang tampak sangat kacau. Disela jarinya terdapat rokok yang bertegger degan manisnya. Di hadapan laki-laki itu terdapat asbak yang hampir penuh dan dua bungkus rokok. Regan tidak memperdulikan Vio.
Memalingkan wajah kearah jendela Reagan bergumam, "mau apa lo kesini?"
Vio sedikit terperanjat dengan suara Reagan. Bukan karna suaranya dingin atau apa. Tapi karna Vio mendegar suara lirih Reagan yang begitu menyayat hati.
"Gu–gue—"
"Gue lagi butuh sendiri," ucap Reagan tanpa repot menoleh pada Vio.
Tanpa dia pikirkan terlebih dahulu, "lo ada masalah?"
Reagan menoleh pada Vio yang masih berdiri di depan pintu kamar Reagan. Menatap Vio dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Tapi siapapun dapat membaca bahwa di mata itu tergores rasa perih yang menyayat hati siapapun yang menatapnya.
Dan Vio menatapnya.
"Gue gak butuh curhat menye-menye sama siapapun," ujar Reagan sarkastik sambil berpaling kembali kearah jendela, "karna semuanya udah nggak sama lagi kayak dulu. Dan gue gak mau mengungkit semua masa indah penuh kenangan semu."
Vio semakin terpaku, "tapi kenangan selalu ada dan gak akan pernah bisa lo hapus gitu aja. Karna setidaknya, lo pernah merasakan yang namanya bahagia."
Reagan tertawa, "bahagia yang semu apa gunanya?"
"Dan lo harus ingat bahwa ini dunia yang semu. Semuanya akan hilang, bahkan kebahagiaan," Reagan menoleh menatap mata itu. Perempuan itu tersenyum tulus padanya. Kenapa dia bisa setegar itu? Diabaikan selama beberapa tahun oleh seseorang yang kamu sayangi bukanlah hal yang mudah, tapi dia tetap bisa baik-baik saja. Tapi yang Reagan tidak tahu, ketika topeng itu terlepas, semua orang akan berkata bahwa dia adalah gadis yang rapuh dan lemah. Reagan hanya belum sadar, perempuan itu pernah membuka topengnya di hadapan Reagan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...