Steven's home

286 22 0
                                    

Reagan menekan bel yang terletak di samping pintu rumah Stev. Setelah perdebatan panjang bersama Vio tadi, akhirnya Reagan berhasil memaksa perempuan itu kesini. Sebenarnya laki-laki itu enggan untuk datang karna Reagan masih kesal pada Stev, tapi sejujurnya laki-laki itu tidak mengerti apa yang membuatnya kesal kepada Stev.

Pintu rumah laki-laki itu terbuka, "eh, Reagan."

Vio yang sedari tadi ribet sendiri dengan rambutnya yang acak-acakan karna mereka menaiki motor langsung menoleh pada sosok yang membukakan mereka pintu. Reagan memeluk sosok itu dan mencium pelipisnya, "heii."

"Ehem..."

"Eh?" Perempuan itu tampak bingung melihat perempuan yang ada di samping Reagan, laki-laki itu tidak datang sendirian. Bertanya lewat tatapan mata yang membuat laki-laki yang memaksanya kesini jatuh.

Vio memutar matanya, "Vio."

"Oh, gue inget," perempuan itu tersenyum, "yang ... tetangga Reagan kemarenkan?"

Vio mengangguk mengiyakan, "eh, masuk–masuk. Daffa, Stev, sama Farid lagi main di dalem."

Perempuan tadi memasuki rumah. Kemudian Reagan hendak mengikutinya dari belakang tapi tangannya dicekal oleh Viola, "ini..." Jedanya, "rumah dia?"

"Dia?"

"Rumah Canayya, maksud gue," sambung Vio.

"Bukan," Reagan melepaskan cekalan tangan Vio perlahan, "ini rumah Stev."

Laki-laki itu tersenyum dan menarik tangan Vio lembut untuk membawanya masuk. Vio mengamati sekitar rumah beserta properti yang ada di dalamnya. Rumah ini bergaya klasik dengan lantai terbuat dari kayu yang mengkilat dan tampak mahal. Serta pajangan-pajangan yang mayoritas terbuat dari kayu. Entah mengapa Vio merasa nyaman di rumah ini semenjak dia menginjakan kaki untuk yang pertama kalinya. Tidak terlihat seperti rumah jaman dulu, tapi rumah ini memiliki berbagai sentuhan modern yang memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.

"Anjirr, ini pertama kalinya gue kalah!" Suara laki-laki yang cukup di kenal Vio itu terdengar nyaring dari ruang tamu.

Kemudian terdengar tawa mengejek seseorang, "kalo kalah, kalah aja deh, Daf."

"Vio?"

Seisi ruangan itu melihat ke arah pandang Farid yang memanggil nama perempuan yang sedang di gandeng oleh Reagan, "Eh?"

Vio tampak kikuk menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian seluruh manusia di dalam ruangan ini. Kemudian seluruhnya memandangi Reagan dengan wajah bertanya, "gue yang ngajak dia."

Reagan kemudian duduk bersandar di hadapan Canayya dan langsung menggenggam tangan perempuan itu. Viola yang masih bingung harus berbuat apa, hanya berdiri dengan pikirannya yang mengambang.

"eh, Vio duduk sini," perempuan yang salah satu tangannya digenggam Reagan itu pun menepuk bagian sebelahnya dengan tangannya yang bebas.

Vio tidak bisa berkonsentrasi selama di rumah Stev kali ini. Matanya terus mengamati Stev yang kini sedang bermain playstation 4 bersama Daffa. Laki-laki itu selalu menang melawan Daffa dan sempat beberapa kali menangkap basah Vio yang sedang menatapnya dengan tatapan memuja.

Vio tidak dapat memungkiri bahwa Stev sangat sempurna.

Karna bosan yang melanda, Vio mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan membuka aplikasi linenya yang berbunyi.

ViolaGranuvidia : monyet...

Monyetque : barbie here...

ViolaGranuvidia : berbi tai lu

MOVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang