Vio merebahkan tubuhnya di ranjang beralaskan gambar minion miliknya. Menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum senang. Waktu sudah menunjukan pukul dua belas malam dan dia sama sekali belum terlelap. Dia dan Sheryl tadi berjalan-jalan hingga lupa waktu. Mata Vio tidak bisa terpejam untuk dibawa tidur entah karna apa. Hingga akhirnya ponsel Vio berbunyi menandakan ada yang memanggilnya dan Vio mengangkatnya.
"Hallo," gumam Vio setengah hati. Vio tidak melihat caller id orang tersebut.
"Ya ampun, Vio. Lo belum tidur?" Suara cempreng Verlin langsung terdengar di telinganya.
Vio terkekeh, "njir, gue capek nemenin Nyokap keliling mall."
"Wahaha, ngapain aja lo?" Ucap suara di sebrang sana antusias, itu Verlin.
Vio tersenyum, "gue beli liptint baru, haha."
Verlin mendecih, "ck! Lo aja jarang pake liptint."
"Gue kenyang banget, gila," Vio memutar matanya meski tau Verlin tidak akan melihatnya.
Verlin terbahak, "rasain lo makin gendut."
"Emang gue gendut? Kurus gini."
"Iya sera lo, Nyet."
"Kelas 12 kapan UAS? Gue pengen mager-mageran di rumah."
Verlin tertawa lagi, "ya kalo."
"Ve, gue ngantuk."
Verlin terdengar kecewa, "yah, gue insom akhir-akhir ini."
"Sorry, gue ngantuk banget."
Verlin kembali ceria, "ya udah, good night."
"Night," Vio memutus sambungan antara mereka. Yang benar saja ini sudah hampir jam setengah satu malam. Dan besok bukan hari libur.
-----
"Mom, buruan Vio udah telat," Vio berlarian menuruni tangganya menuju ruang makan menemui Sheryl. Dia bangun kesiangan pagi ini karna alarmnya tidak berbunyi. Lebih tepatnya lupa menghidupkan alarm. Di ruang makan sendiri tidak terlihat sosok Sheryl sama sekali.
Dug dug dug
Bunyi gaduh dari dalam kamar Sheryl membuat Vio bergidik. Mommynya juga terlambat?
Vio hendak mengetuk pintu kamar Sheryl.
Brak.
Sheryl membuka pintu itu dengan sangat cepat dan tak sengaja menabrak Vio yang ada di depan pintu.
"Ya ampun, Vio, buruan Mommy udah telat," Sheryl menarik tangan Vio sambil memasang sepatu hak tingginya dengan tergesa-gesa.
Vio menenteng sepatunya menuju mobil dengan sedikit berlari karna Sheryl yang sudah mengklaksonnya dari dalam mobil.
"Bentar, Mom," Vio memutari bagian depan mobil menuju kursi penumpang di samping tempat Sheryl duduk untuk menyetir. Begitu Vio mendudukan dirinya di kursi, Sheryl langsung memacu kendaraannya dengan membabi buta.
Berjalan di jalan tikus ibukota. Jam segini sudah pasti sangat macet jika melewati jalan besar, bahkan tol sekalipun. Jantung Vio berdegup kencang setiap kali Sheryl mengklakson beberapa motor yang berjalan cukup lambat dan menyelip-nyelip membuat geram.
Vio turun dari mobil dengan terburu-buru karna dia sudah terlambat setengah jam, "Vio pergi, Mom, Dah."
Tanpa aba-aba apapun Sheryl langsung menancap gasnya menuju kantor. Vio sendiri berlari memasuki kelasnya yang berada di lantai tiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVIE
Teen FictionGimana kalau hati Vio sebenarnya milih Reagan? Tapi saat Vio milih Reagan, Reagan malah milih yang lain. Dan saat Reagan dan Viola udah sama-sama, datang orang ketiga yang sesungguhnya tidak benar-benar mencintai Viola tapi hanya bersembunyi di bali...