V O T E .
Pagi ini Arvin terbangun karena suara alarm. Jam menunjukan pukul setengah tujuh. Arvin bergegas untuk mandi.
Setelah rapih, ia turun ke bawah untuk sarapan. Dilihatnya mamanya sedang duduk manis di kursi meja makan.
"Hai, Ma." Sapa Arvin hangat.
"Hai sayang, ayo sarapan, udah siap nih," jawab mamanya.
Arvin mengangguk semangat lalu memakan rotinya dan meminum susunya.
Tengah asik sarapan dan mengobrol, Ara datang ke meja makan.
"Enak ya hidup lo," katanya sarkistik.
Arvin diam tidak membalas, dia sedang malas bertengkar dengan Ara pagi ini.
Ara duduk di hadapannya. "Roti Ara mana?" Tanyanya jutek pada mama Arvin.
Mama Arvin yang sedang membuatkan kopi untuk papanya Arvin langsung menuju ke meja Ara untuk membuatkan roti.
"Ni sayang, makan ya," katanya.
"Gak usah sok perhatian, gue gak perlu perhatian dari kalian." Jawab Ara ketus.
Wajah mama Arvin langsung berubah drastis. Arvin yang melihat itu tidak terima apa lagi yang di bentak tadi adalah mamanya.
"Lo sopan dikit ya sama Nyokap gue!" Bentak Arvin sambil memukul meja makan.
Ara yang tidak terima dibentak Arvin langsung berdiri. "Suka-suka gue, kalo lo gak suka, lo sama Nyokap lo bisa pergi dari rumah gue!" Jawab Ara.
Tentu jawaban Ara membuat emosi Arvin naik seketika. Dengan cepat Arvin memutari meja makan hendak menghampiri Ara. Tapi sayangnya mamanya dan pembantunya menahannya.
"Sabar sayang, Mama gapapa kok," kata mama Arvin menenangkan Arvin yang sudah emosi.
"Arvin gak terima Mama diginiin sama dia!" Bentak Arvin.
Ara tersenyum. "Berani lo lawan gue?"
Arvin makin emosi, dengan terpaksa dia melawan pelukan mamanya lalu menghampiri Ara.
"Gue awalnya seneng bisa ngerasain punya Kakak, tapi sekarang gue nyesel punya Kakak kaya lo! Tapi gue masih ngehormatin lo layaknya seorang Adik menghormati Kakaknya!" Kata Arvim sambil menunjuk Ara.
Ara yang tidak terima dengan perkataan Arvin langsung menampar Arvin dengan keras. "Beraninya lo!"
Baru saja Ara mau melayangkan tamparan kedua, papanya turun dari lantai atas, dan langsung berlari untuk menahan sang anak.
"Ara kenapa sayang?" Tanyanya lembut.
"Tanya aja sama dia, si pembawa masalah!" Jawab Ara lalu naik ke kamarnya.
Reno melihat kearah Arvin yang kini tengah di peluk oleh istrinya. Segera dihampirinya Arvin.
"Arvin," panggilnya.
Arvin menengok kearah papanya dengan wajah memerah, menahan marah. "Apa!"
Papanya memegang pipi Arvin yang memerah. "Maafin Ara ya, kamu kalo sakit izin sekolah aja ya,"
Arvin menghempaskan tangan papanya. "Saya gak butuh perhatian palsu dari Papa!" Jawan Arvin lalu pergi ke sekolah.
Reno, papa Arvin menghembuskan nafasnya kasar.
"Sabar, Arvin masih emosi," kata mama Arvin menenangkan.
"Saya sayang sama Arvin sama Ara, saya mau Arvin menganggap saya seperti Papa kandungnya, tapi sepertinya susah," keluh Reno pada sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Teen FictionIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...