Pertemuan menyatukan kita. Kalau ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Jika takdir berkata lain, kita pasti akan bertemu lagi, tanpa berpisah.
* * *
Hari Sabtu yang cerah. Pilihan Cilla jatuh untuk berdiam diri di kamar, ditemani oleh laptop untuk menonton film.
Aldo sudah selesai Ujian Nasional, dan Cilla sudah selesai melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas.
Itu artinya, sudah tiga minggu berlalu sejak kejadian itu. Dan sejak kejadian itu pula, Cilla tidak melihat Arvin di sekolah. Mungkin karena ruang ujian mereka berbeda. Atau mungkin, memang saling menghindar. Entahlah, yang jelas Cilla tak pernah lagi melihat Arvin sejak hari itu.
Sekolah pun sudah mulai dengan biasa, dan entah kabar baik atau buruk, Cilla dan Arvin tidak sekelas lagi.
Cilla pun sedikit demi sedikit sudah melupakan kejadian itu.
Saat sedang fokus dengan filmnya, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Masuk aja." Teriak Cilla tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptopnya.
Pintu kamar Cilla pun terbuka, dan muncullah Vino di depan pintu, dengan wajah murung.
Penampilannya juga sudah berubah, rambut panjang cowok itu dipangkas jadi rapih.
"Cil, gue mau ngomong serius," Vino langsung berucap dengan nada serius.
Cilla menoleh, dan langsung mematikan laptopnya.
"Lo? Ngapain ke sini?" tanya Cilla sedikit kesal.
Vino menunduk sebentar, lalu menatap Cilla dengan serius.
"Gue sama Alvan mau minta maaf," Vino berucap dengan nada sendu.
Cilla tidak mengerti maksud ucapan Vino, dengan segera ia mengajak Vino duduk di balkon kamarnya.
"Lo mau minum dulu? Lo berubah, lo bukan Vino yang dulu gue kenal. Lo sebenarnya kenapa?" tanya Cilla bertubi-tubi.
Vino menunduk dalam, seakan-akan sedang memikirkan jawaban dari semua pertanyaan Cilla.
"Oke, gue ambil minum dulu." Ucap Cilla lalu keluar kamar.
Selang beberapa menit Cilla kembali, dengan dua gelas lemon tea, Cilla menaruhnya di atas meja.
Lalu tatapannya kembali kearah Vino.
"Lo kenapa? Sorry tadi gue sedikit emosi, ya lo tau kan, masih agak gimana gitu gue ngeliat lo." Ucap Cilla.
Sekian lama, akhirnya Vino menatap Cilla, masih dengan tatapan sendu nya.
"Bantu Arvin balik Cill," itulah yang keluar dari mulut Vino, satu kalimat yang membuat Cilla tambah bingung.
"Maksud lo apa?"
Vino secara perlahan menceritakan semua kejadian yang dialami Arvin.
"Lo salah paham sama omongan gue dan Alvan yang di rooftop." Ucap Vino, mencoba menjelaskan.
Dan Cilla masih setia mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Genç KurguIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...