V O T E .
Pagi ini Cilla menatap kearah kamar tamu di mana biasanya Arvin tertidur di sana, tidak ada Arvin pagi ini.
Dengan gontai, cewek berparas cantik itu bersiap-siap untuk pergi ke sekolah hari ini.
Cilla turun ke bawah dengan hati setengah, karena mengingat biasanya setiap pagi seminggu ini ia akan melihat tingkah laku konyol Arvin, walau Cilla agak kesal ketika Arvin mulai menjahilinya, tapi tetap saja, ia rindu?
"Pagi Gracella, kamu kenapa?" tanya mamamya sambil menatap lembut putri bungsunya yang baru saja duduk di antara mereka.
Cilla mengangguk, ia memanggil mbok Ina untuk membekal rotinya, karena Cilla benar-benar tidak mood.
Mbok Ina datang membawakan kotak bekal berwarna biru dengan gambar Spongebob dan Patrick di tengahnya lalu meletakkannya di depan Cilla. "Ini non," ucapnya ramah, Cilla mengangguk.
"Kamu nggak sarapan di sini, sayang?" tanya mamanya lagi.
Cilla menggeleng, "Dibekel aja mah, Grace lagi nggak mood sarapan. Serius. Tapi nanti di makan di kelas kok,"
Mamanya menatap Cilla dengan bingung, sedetik kemudian ia menyunggingkan senyum kearah Cilla, begitu pula Aldo dan papanya.
Cilla bergidik, "Pada kenapa si?"
Semuanya masih menatap Cilla dengan serius dan senyum terukir di wajah mereka.
"Kenapa sih?" Ujar Cilla polos.
Aldo buka suara. "Gue tau!" hal serupa di lakukan oleh papanya juga mamanya.
"Mama tau!"
"Papa juga tau!"
"Tau apa sih, nggak jelas banget. Kalian kena virus apa gimana deh?" Ketus Cilla sebal, ia mencebikkan bibirnya.
Aldo menaikan satu alisnya dengan senyun jahil sebelum akhirnya berkata, "Palingan, lo nggak mau sarapan dan nggak mood hari ini, gara-gara Arvin kan? Lo kangen ya?"
Tepat sasaran!
Cilla sontak salah tingkah membuat tawa dari ketiga anggota keluarganya berderai, bahkan terbahak.
"Haha, anak Mama udah gede ya," Ejek Mamanya sambil tertawa.
"Apasi Ma," jawab Cilla.
Cilla mengerucut, bibirnya mencebik sambil mengeluarkan dumelan kecil, tangannya di lipat di dada.
"Gak tau ah! Grace berangkat!" ketus Cilla lalu menyambar tasnya dan roti yang sudah di siapkan di dalam kotak makan.
"Eh, Grace! Tungguin gue!" Seru Aldo, ia menatap kedua orang tuanya yang masih berderai tawa.
"Tuh Ma, Pa, ngambek. Udah ah, Aldo berangkat ya." Pamitnya lalu menyusul Adik perempuannya yang sudah terlebih dulu keluar.
Kehangatan keluarga tidak di rasakan Arvin. Ini berbanding terbalik dengan Cilla yang setiap harinya penuh gelak tawa di keluarganya.
Arvin meneguk susu coklatnya pagi ini, ia melihat Mamanya dan Papanya di sana dalam diam.
"Arvin." Ucap Reno tegas dan berwibawa.
Seperti biasa, Arvin hanya menaikkan satu alisnya. Tidak ada Ara di sini.
Papanha tersenyum. "Kamu mau ya bantu Papa?" Tanya papanya, suaranya berubah menjadi halus.
Arvin menghembuskan nafasnya berat. "Arvin nggak mau, lagian juga passion Arvin bukan di bisnis Pah. Stop maksa Arvin buat kerja yang bukan ahlinya Arvin." desis Arvin tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Teen FictionIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...