Cilla masuk ke dalam rumahnya sambil senyum-senyum sendiri, ia masih berada di depan pintu dengan senyum lebarnya.
Ih, gue kenapa lagi? Emang ya, nggak jelas. Gerutunya dalam hati
Jduk!
"Aduh!" Keluh Cilla saat badannya terhantam pintu yang di buka.
Cilla membalikkan badannya, lalu melihat seorang Ronaldo Pradipto yang sedang memegang knop pintu sambil cengengesan.
"Ih, elah lo Bang!" Gerutu Cilla kepada Abangnya, Aldo.
Cilla memukuli lengan Aldo yang tak berhenti cengengesan. "Lo sih di depan pintu. Salah sendiri, kejedot kan lo? Rasain." Cibir Aldo kepada Adik semata wayangnya itu.
Cilla menjitak kepala Abangnya lalu berkacak pinggang. "Lo juga sih, aturan tuh, lo ketuk pintu dulu gila!" Balas Cilla tak mau kalah.
Aldo balas menjitak kepala Cilla. "Adek durhaka lo ya!"
Aldo ikut berkacak pinggang. "Lo kemana tadi, hm? Gue liat sih tadi lo di gendong sama Arvin. Kenapa tuh?" Kepo Aldo sambil mencoel dagu adiknya.
"Kepo." Cilla meninggalkan Aldo yang terus menggodanya walau sambil mengunci pintu.
Kini Cilla berada di kamarnya. Setelah mandi dan ganti baju, ia tengkurap di kasur sambil membaca komik Miko.
Tok.. Tok.. Tok..
"Buka aja!" Sahut Cilla saat mendengar ketukan pintu kamarnya.
Ia terduduk saat melihat Aldo yang masuk ke kamarnya.
"Grace, nanti malem temenin gue ya?" —Grace adalah panggilan keluarga untuk Cilla.
"Kemana lagi? Keluyuran mulu. Mentang-mentang Mama, Papa nggak ada."
"Kayak biasa, tempatnya deket dari sini. Tiga kilo nyampe kok, Grace. Mau ya? yayaya?" Aldo benar-benar memelas.
Cilla mendesah pasrah.
Kalo udah kayak gini mau gimana lagi? Bisa-bisa gue nggak ditebengin tiap berangkat sekolah.
"Oke, jamber?"
"Yes bagus! Jam sebelas. Pake baju yang panjang ya, gue gak mau lo ntar di lirik orang-orang aneh disana," Pesannya lalu meninggalkan kamar Gracella.
* * *
Jam sebelas tepat semua anak balapan liar yang terkenal di kota kini sudah berkumpul. Bahkan banyak perempuan juga.
Deruman mobil yang beradu di antara suara bising dari anak-anak remaja mulai terdengar.
Cilla. Cewek yang akan tujuh belas tahun itu duduk di sebelah abangnya yang akan melakukan balapan liar dengan mobil.
Sebenarnya dia mengantuk, tapi ya demi abangnya ralat maksudnya demi ke sekolah bisa bareng dengan Aldo, Cilla rela mengikuti balapan liar ini.
Tuhaan selamatkan Cilla, semoga Bang Aldo nggak ngebut-ngebut, Batinnya memohon. Ya walaupun agak bodoh. Mana mungkin balapan tidak mengebut?
Aldo melihat lawannya yang berada tepat di sebelah mobilnya. Adik kelasnya di Trimadya, pembawa onar yang paling terkenal di sekolahnya, Arvin.
"Bang, itu Arvin?" Tanya Cilla pada abangnya yang tengah memperhatikan Arvin, sementara Arvin sedang bersiap di sana.
Aldo mengangguk. "Kita kalahin si Arvin malam ini Grace!" Ucapnya lantang, Cilla mengangguk.
"Semangat ya Bang, gue dukung lo! Tapi hati-hati." Pesan Cilla pada Aldo, Aldo mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Dla nastolatkówIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...