Chapter 10 - Pendengar Yang Baik

296 22 18
                                    

V O T E .

Pagi ini Cilla masuk ke kelas dengan perasaan bahagia yang membludak-bludak.

Cilla duduk di bangkunya menatap Marsha yang ada di sebelahnya. "Sha, yaampun gue seneng banget gila, lo tau nggak sih, kemaren," Cilla menyerocos panjang lebar, tapi Marsha tidak bergeming, ia hanya menatap lembaran penuh coretan di depannya.

Merasa tidak diacuhkan, Cilla memanggil Marsha. "Sha? Gue cerita niih." Hening.

"Marsha. Kenapa sih? Lo ada masalah ya?" Hening.

"Sha? Kenapa sih elah? Cerita kalo ada masalah" Cilla agak emosi, hening.

Cilla geram, ia menggebrak meja agak kencang, "Marsha!"

"Eh, kenapa sih Cil?" Ucap Marsha sewot.

"Lo. Dari tadi gue panggilin juga!" Cilla tak kalah sewot.

"Kenapa sih? Gak jelas lo! Gue lagi males cerita!" Cibir Marsha lalu mengambil tasnya dan pindah duduk di sebelah Vino yang memang kosong.

Cilla mendengus kesal. Cewek itu menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangannya di meja.

Arvin masuk ke kelas. Ia melihat bangku sebelah Vino diisi oleh Marsha. Ia melihat bangku sebelah Cilla, kosong. Dengan semangat 45 Arvin menghampiri Cilla lalu duduk.

"Hai Celle, gimana, lo udah gak mimisan kan?" Arvin merangkul Cilla hangat.

Yang di rangkul mendongakkan kepalanya dengan wajah menahan amarah.

"Lo kenapa? Sakit? Udah sarapan belom? Apa gara-gara kemaren?" Tanya Arvin beruntun membuat Cilla tambah geram.

Ia bangkit lalu berniat pergi ke kantin, namun langkahnya terhenti saat mendengar bel, dan akhirnya Cilla kembali duduk.

Bu Yayah masuk. Kali ini ada ulangan Fisika, dan Cilla hanya bisa pasrah.

"Gracella, bagikan kertas jawaban. Arvin bagikan kertas soal." Ucap Bu Yayah dengan suara khasnya, cempreng.

Cilla dan Arvin membagikan kertas kertas itu lalu duduk kembali.

"Waktunya empat puluh menit, tiga puluh soal, di mulai dari sekarang!" Ucap Bu Yayah tegas. Semua sibuk mengerjakan.

Cilla terlihat resah. Sementara Arvin adem ayem dengan bantuan ke dua temannya lewat Line untuk bertukar jawaban.

Waktu sudah berjalan tiga puluh menit dan Cilla baru saja mengerjakan empat belas soal selebihnya ia lupa.

Sementara Arvin sudah selesai, dan menunggu waktu habis.

"Lima menit lagi!" Seru Bu Yayah membuat Cilla makin resah, enam belas soal sudah ia kerjakan.

"Kumpulkan!" Seru Bu Yayah, semuanya mengumpulkan.

Cilla duduk kembali, ia baru mengerjakan delapan belas soal dari tiga puluh. Ia yakin bakal remedial lagi.

"Baik cukup sekian, terimakasih." Ucap Bu Yayah lalu keluar kelas dan masuklah guru Bahasa Indonesia, Bu Heppy.

* * *

"Celle, kantin yuk!" Ajak Arvin semangat, dan Cilla menggeleng.

"Yaudah, gue duluan ya, lo tunggu kelas aja, nanti gue balik lagi." Arvin berlari keluar untuk mengejar ke dua temannya.

Cilla merebahkan kepalanya di atas meja, mood nya berubah drastis. Sekarang ia malas melakukan apapun termasuk makan, walaupun ia lapar.

Gracella [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang