Chapter 11 - Seminggu bersama

251 20 21
                                    


Pagi-pagi sekali Cilla sudah bangun karena semalam Arvin mengajaknya berangkat bareng.

Dengan semangat 45 Cilla turun dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibir yang ranum tersebut.

"Pagi Ma, Pa, Bang Aldo." Sapa Cilla hangat kepada keluarganya saat sampai di ruang makan.

"Eh Grace, seneng banget lo. Arvin nih?" Ledek Aldo sambil menaik turunkan alisnya dengan jahil.

Cilla mendengus, "Apaan sih, Bang Aldo!" Jawabnya lalu duduk di samping abangnya itu.

"Udah ah, ayo Grace sarapan dulu. Mama buatin macaroni panggang tuh." Ucap mama Cilla sambil menyodorkan macaroni panggang buatannya itu.

Cilla memakan sarapannya lalu meninum susunya.

Ting tong!

Cilla langsung sumringah, lalu berlari kearah pintu untuk membukakan pintu yang pasti itu Arvin.

Saat pintu terbuka munculah seorang Arvin Putra Wirasena.

"Hai Celle!" Pekik Arvin girang dengan cengirannya saat melihat Cilla yang membukakan pintu untuknya.

Cilla balas menyengir sambil melambaikan tangannya, "Hai Arvin, ayo masuk."

Arvin menyelonong masuk. "Anggep aja rumah sendiri Cel," canda Arvin.

Cilla menjitak kepala Arvin, "Apasi Vin, haha."

Arvin meringis. "Sakit Celle." Cilla mendengus, "Bodo." Ketus Cilla lalu kembali bergabung dengan keluarganya.

Mama Cilla menoleh, "Eh Arvin, mau jemput Gracella ya? Duduk dulu sayang." Ujar mama Cilla sambil tersenyum manis.

Arvin mengangguk sopan, "Iya Tante. Eh Om Andre."

Papa Cilla menoleh lalu tersenyum, "Duduk sini. Udah lama saya nggak liat kamu main kesini Arvin. Kemana aja?"

Arvin duduk di sebelah Aldo, "Hehe, iya Om, Gracella gak ngebolehin saya main ke sini."

Cilla yang mendengar namanya disebut langsung menoleh. "Sejak kapan gue ngelarang lo? Lo nya aja emang gak pernah ke rumah,"

Arvin tertawa, papanya Arvin pun tertawa.

"Arvin, Arvin, ada-ada aja lo." Kata Aldo ikut-ikutan.

Aldo bangkit. "Aldo berangkat ya Mah, Pah, Grace. Oh iya Arvin titip Adek gue!" Ucapnya. Setelah di angguki semuanya Aldo berlalu.

"Oh iya Arvin, Om bisa minta tolong sama kamu gak?" Tanya papa Cilla pada Arvin.

"Bisa aja sih Om, minta tolong apa emang Om?" Tanya Arvin bingung.

"Saya dan Mama Cilla mau ke Kalimantan, ngurus perusahaan sama Mama, Papa kamu di sana."

"Dan Aldo nanti kan udah lulus mau ngambil kuliah bisnis management, Aldo harus belajar dari sekarang. Jadi dia harus tau dulu dan pergi selama seminggu. Bisakan kamu jagain Gracella seminggu ini aja?" Papa Cilla menjelaskan panjang lebar sekaligus meminta persetujuan Arvin.

"Grace gak mau Pah! Lagian juga Grace udah gede, ada Mbok Ina juga kok," Cilla menolak mentah-mentah usulan sang papa.

"Saya si bisa aja Om." Jawab Arvin cepat.

Cilla kembali merengut. "Tapi Grace udah gede Pa! Mbok Ina juga kan bisa bantu Grace selama kalian di sana." Protes Cilla.

"Tapi kan Mbok Ina itu pulang pergi, gak selama 24 jam di sini, sayang. Mama cuman takut kamu kenapa-napa aja," Ucap mamanya. Cilla kembali cemberut.

"Tapi saya bisa percaya sama kamu kan, Arvin?" Papa Arvin bertanya dengan tegas.

"Bisa Om! Saya janji bakal jagain Gracella, dan gak macem-macem." Sahut Arvin dengan mantap, membuat kedua otang tua Cilla tersenyum lega.

"Ayo deh Vin, berangkat." Ucap Cilla sambil memakai tasnya, Arvin mengangguk lalu ikut memakai tasnya dan berdiri.

"Oke Om, Tante, saya sama Gracella berangkat dulu ya," ucap Arvin berpamitan kepada mama dan papanya Cilla.

"Iya hati-hati, bawa motornya jangan ngebut-ngebut ya." Ujar papa Cilla sambil menepuk-nepuk bahu Arvin, Arvin mengangguk mantap.

Cilla mendengus, "Grace berangkat. Dah Mama, dah Papa!" Serunya lalu keluar rumah disusul oleh Arvin.

Cilla naik ke motor Arvin. "Celle? Lo nggak lupa, kan?" Tanya Arvin.

Cilla menggeleng, "Lupa? Lupa apaan?"

Arvin mengambil kedua tangan Cilla lalu di lingkarkannya tangan itu ke pinggangnya sendiri. "Pegangan ntar lo jatoh, gue gak mau tanggung jawab."

Tentu saja Cilla tidak bisa menerima, dengan cepat iya menarik kedua tangannya, lalu menaruhnya di pundak Arvin.

"Hehe, ayok jalan Vin!" Kata Cilla sambil tertawa saat melihat ekspresi  cemberut Arvin lewat spion.

"Iya deh," kata Arvin lalu melajukan sepeda motornya ke sekolah.

* * *

Pulang sekolah ini Arvin membawa baju-baju dan keperluan lainnya ke rumah Cilla.

Karena seminggu ini ia akan menginap di rumah Cilla untuk menjaga perempuan itu, dan itu kesempatan emas untuk Arvin agar menjadi lebih dekat dengan Cilla.

Arvin memencet bel rumah Cilla dengan tidak sabaran, berkali-kali membuat bising yang ada di dalam.

"BERISIK!" Teriak Cilla saat sudah membuka pintu untuk Arvin.

"Hehe. Pak, tolong bawain barang saya ya, makasih." Ujar Arvin sambil menyodorkan kunci mobilnya kepada satpam rumah Cilla.

Cilla mendengus, "Yaudah, yuk ma-"
Arvin menyelonong masuk membuat Cilla melongo, "Heh apa-apaan lo?"

Arvin menoleh, "Masuk rumah kan? nonton TV yuk bosen." Ujar Arvin santai lalu pergi ke ruang televisi.

Dengan dongkol Cilla menutup pintu lalu mengikuti Arvin ke ruang televisi.

Hingga jam delapan malam, kedua remaja itu ketiduran di atas karpet ruang televisi karena kelelahan menonton bersama.

T B C

Dipublish pada:

Minggu, 27 maret 2016

16:39

12/29

Gracella [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang