Kini Arvin memandang perempuan yang sedang terlelap di sofa apartementnya dengan tenang. Cilla. Ya, perempuan itu nampak kelelahan dan akhirnya ketiduran di sofa.
Arvin menelpon papa Cilla untuk meminta izin darinya, dan papa Cilla mengizinkan, tapi sore nanti Cilla harus pulang. Arvin menghela nafas lega.
Cowok itu terus menatap Cilla, ia mengelus pelan rambut perempuan di depannya.
"Cel, gue sayang lo. Gue nggak mau Gilang atau siapa pun rebut hati lo yang tadinya buat gue. Gue takut kehilangan lo, Cel." Bisik Arvin pelan, bahkan sangat pelan.
Grep!
Arvin melotot panik. Tangannya di pegang Cilla! Jangan bilang kalau Cilla denger sem-
Cilla membalikan badannya, matanya masih terpejam rapat, itu tandanya Cilla hanya berpindah posisi. Lagi, Arvin menghela nafas lega.
Arvin duduk di sebelah Cilla dan menonton TV, tapi lama kelamaan matanya terpejam dan tak lama, ia terlelap juga.
* * *
"Arvin. Bangun!"
Arvin mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa berat. Senyum terukir di bibirnya saat melihat siapa yang membangunkannya, Cilla.
"Lo udah bangun Cel?" Tanya Arvin dengan suara serak.
"Kalo gue udah melek, berati gue udah bangun dong Vin." Jawab Cilla.
"Eh, iya juga."
Cilla melihat kearah jam. Jam lima sore. "Ih gue tadi ketiduran ya Vin?"
Arvin mengangguk.
Cilla merapihkan barang-barangnya, lalu memakai sepatunya, membuat Arvin bingung.
"Lo mau kemana Cel?" Tanya Arvin berdiri tepat disamping Cilla.
"Mau pulang, takut Papa marah, Grave juga belum makan." Jawab Cilla panik.
Arvin tertawa hambar. "Gue udah izin ke Om Andre kok, tenang aja. Lagian itu emang lebam lo udah ilang?" Tanya Arvin sambil memegang lebam dipipi Cilla.
Cilla mengernyit. "Udah gapapa kok. Tenang aja,"
"Kalo Om Andre liat gimana?"
"Biar gue yang jelasin, please Vin, buat kali ini lo gak usah belain gue, oke?" Cilla berbalik tanya.
Arvin terlihat bingung. Cilla seperti itu kan gara-gara melerainya berantem dengan Gilang, berarti itu semua gara-gara Arvin.
"Tapi kan Cel, itu gara-gara gu—" ucapan Arvin terpotong karena Cilla dengan sengaja menutup mulutnya.
"Bawel banget si jadi cowok! Udah yu anter gue pulang." Pinta Cilla.
Arvin setuju lalu mengantar Cilla pulang.
* * *
Sesampainya di rumah Cilla, Arvin ikut mengantar Cilla hingga ke dalam rumah, tapi sebelum masuk, Cilla memberi salam kepada papanya yang sedang baca koran di teras depan.
"Pa, Grace pulang!" Kata Cilla.
Papanya tersenyum lalu mencium kening Cilla. "Ngerepotin aja si Grace, kan kasian Arvin gak bisa istirahat jadinya, maaf ya Arvin," kata papa Cilla tak enak hati
Arvin tersenyum kikuk. "Iya Om gapapa, gak ngerepotin kok."
Papa Cilla memperhatikan muka Cilla dengan serius. "Sayang, pipi kamu kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Teen FictionIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...