Kini, Arvin dan Cilla sudah berada di pekarangan rumah Cilla. Setelah tadi sempat kembali ke apartement Arvin untuk mengambil peralatan futsal, kini Arvin mengantar Cilla ke rumahnya.
Waktu menunjukan jam enam sore. Arvin menunggu Cilla yang sedang bersiap di kamarnya dengan beradu candaan di grup Kumpulan Monyet Tamvan, di ruang tamu rumah Cilla.
Lima belas menit berlalu, batang hidung Cilla kembali muncul di depan Arvin. Arvin memandang Cilla yang hanya memakai kaus lengan pendek juga black jeans. "Udah siap?" Tanya Arvin.
Cilla mengangguk antusias. "Ayok. Bang Aldo udah mau berangkat juga tuh." Tunjuk Cilla pada kakaknya yang sedang menyiapkan minum di dapur.
Arvin menepuk jidatnya. "Oh iya. Minum."
Cilla mengangkat tas selempang biru lautnya. "Ada di sini. Buat lo, hehe," ucap Cilla.
Arvin mengacak sekilas rambut Cilla dengan gemas. "Makasih. Emang perhatian banget lo sama gue, yok berangkat." Titahnya lalu menoleh pada Aldo yang kini berkutat dengan sepatunya.
"Aldo! Duluan ya, ketemu di sana Do." Pamit Arvin, sementara Aldo hanya mengacungkan jempolnya.
Arvin naik ke motornya, begitu pula dengan Cilla yang naik ke motor Arvin.
* * *
Sekarang jam tujuh malam. Namun lapangan baru diisi dengan beberapa anak kelas 11-B juga 12-A, belum semua yang datang.
Arvin duduk di salah satu bangku yang dimana terdapat kedua temannya di sana, ia bertos ria singkat dengan keduanya lalu duduk bersama Cilla di sebelahnya.
"Marsha mana ya?" Gumam Cilla sambil celingukan mencari sahabatnya itu.
Meski gumaman kecil, Arvin mendengarnya, ia lantas menoleh ke arah Cilla. "Sama Abang lo kali Cel, paling Abang lo juga lagi jemput." Ucap Arvin, Cilla mengangguk.
"Gracellaa!" Pekik seseorang yang langsung memeluk Cilla, dan itu Marsha.
"Sha, lepas gila lo. Gak bisa nafas ini." Cilla menjerit kesal.
Marsha mencebik lalu melepas pelukannya. "Kangen tau. Lo kemana sih? Gue ngehubingin lo juga!" Protes Marsha kesal, "Tuh liatin aja. Gue sampe spam gini."
Cilla hanya masang WATADOS-nya dengan cengengesan kecil. "Hehe, di silent tau hape gue, Sha." Ucap Cilla, ia mendekat ke arah Marsha.
"Tadi lagi sama Arvin, hehe." Bisiknya pelan.
Marsha menatap sahabatnya dengan jahil. "Cieee, yang sekarang tambah deket. Seneng deh gue, eh yang lo post tadi, dari Arvin ya?"
Cilla terkekeh. "Hehe, iya. Deket doang kan gak nentuin bisa jadian apa nggak."
Marsha mengangguk. "Tapi gue tetep dukung. Gue dukung banget lo sama Arvin!" Jeritnya dengan senyuman lebar tercetak di bibirnya.
Cilla berdecak saat matanya tak sengaja melihat siapa yang sedang memperhatikannya dengan Marsha.
Ia memeletkan lidahnya kearah Aldo dengan tatapan mengejek, bahwa Aldo ketahuan sedang memperhatikan Marsha dari jauh.
Marsha menghentikan ocehannya. "Eh, lo kenapa? Serem dah." Marsha agak bergidik.
Cilla menggendikkan bahunya acuh. "Tuh lita aja. Abang gue lagi caper aja, liatin lo mulu." Ucap Cilla.
Marsha menoleh ke belakang, matanya langsung bertemu dengan Aldo yang sedang menatapnya juga. Sontak, ia memalingkan wajahnya karena sedikit salting. "Suka gak jelas emang orangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gracella [ON EDITING]
Novela JuvenilIni cerita gue sama dia. Tentang gue, dia, dan nggak akan ada orang lain yang ganggu. Dia adalah cewek bodoh karena selalu remed. cewek ceroboh yang gila, nggak tau malu, malu-maluin, dan manis secara bersamaan. Dan lo tau? Itu semua bisa bikin gue...